Berita Palembang

Musim Pancaroba, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Hingga Akhir November

BMKG Sumsel memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana alam petir dan angin kencang yang mungkin muncul saat masuk musim pancaroba.

Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
BMKG Sumsel memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana alam termasuk petir dan angin kencang yang mungkin muncul saat masuk musim pancaroba. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG Sumatera Selatan memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana alam yang mungkin muncul saat masuk musim pancaroba saat ini.

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Siswanto MSi mengatakan, musim pancaroba di Sumsel pada umumnya sudah terjadi sejak 1 November lalu dan akan berlangsung hingga 20 November mendatang atau hingga dasarian ke dua November seperti yang terjadi di Sumsel Utara dan Barat yakni Muratara, Lubuk Linggau, Muara Enim, Lahat, Pagar Alam dan lainnya.

Sementara itu daerah lain di Sumsel yang baru akan masuk musim pancaroba yakni pada 10 hari terakhir November atau dasarian 3 yakni OKI.

"Secara umum pancaroba akan ditandai muncul cuaca ekstrim hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun sesaat disertai petir juga angin kencang," ujarnya, Selasa (7/11/2023).

Siswanto mengatakan angin kencang ini juga ada dua jenis yakni puting beliung atau angin kencang biasa saja.

Angin puting beliung dan angin kencang kekuatannya sama saja namun dampaknya berbeda.

Baca juga: Workshop Pembinaan Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemprov Sumsel, Pejabat Diingkatkan 3 Hal

Angin kencang dampaknya membuat benda yang ditiupnya jatuh, tumbang, roboh akan biasanya relatif akan sama arah jatuhnya atau searah.

Sedangkan angin puting beliung tingkat kerusakan di lapangan akan berserakan tidak beraturan karena angin akan memilin atau berputar sehingga menerbangkan apa saja yang ditemui di lapangan.

Angin kencang dan angin puting beliung sama-sama memungkinkan terjadi saat musim pancaroba sehingga harus diwaspadai.

Selain itu juga musim pancaroba juga bisa menyebabkan turunnya hujan es yang berasal dari awan Cumulonimbus (CB).

CB adalah awan yang berbentuk bunga kol menjulang tinggi 400-500 meter dari permukaan bumi dengan tinggi 9.000 dan suhunya minus 60 derajat minus 100 derajat celcius sangat dingin dan berupa es.

Kalau terjadi hujan sehingga memungkin hujan es tidak cukup waktu tergesek di atmosfer sehingga jatuh menjadi butiran es.

"Musim pancaroba di Sumsel akan berlangsung hingga akhir November, jadi masyarakat diminta waspada dengan potensi bencana yang ada, jangan berteduh di bawah pohon rawan roboh karena akarnya rapuh atau dahan rapuh, baliho mudah roboh.

Jangan berlindung di dekat gedung yang konstruksinya tidak kuat atau bisa roboh dan ingat untuk selalu memantau peringatan dini cuaca yang dikeluarkan BMKG," ujar Siswanto.

Analisis Angin Kencang di Sumsel

Angin kencang yang terjadi di Desa Lubukkemang dan Desa Lesung Batu, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sabtu (4/11/2023) lalu yang menyebabkan 46 rumah rusak di Desa Lubuk kemang dan 47 rumah rusak di Desa Lesung Batu

Kejadian angin kencang di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara disebabkan hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Sumatera Selatan bagian Timur dan adanya pola konvergensi yang memanjang di Pulau Sumatera bagian Timur sehingga menyebabkan pasokan uap air untuk pembentukan awan konvektif di wilayah Sumatera Selatan cukup banyak.

Hal ini ditambah dengan kelembapan udara yang cukup basah dari lapisan 850 – 500 mb sehingga pertumbuhan awan konvektif di wilayah Sumatera Selatan menjadi signifikan.

Berdasarkan analisis citra setelit cuaca, di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara terdeteksi adanya pertumbuhan awan konvektif signifikan yang menyebabkan hujan sedang-lebat yang disertai angin kencang mulai pukul 16.10 dengan suhu puncak awan hingga -100℃.

Berdasarkan analisis citra radar, pergerakan awan konvektif signifikan di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.20 WIB pergerakan awan konvektif
meluruh dan menjauhi wilayah terdampak dengan nilai reflektifitas maksimal mencapai 55 dBz.

Kemudian berdasarkan produk HWIND menunjukkan kecepatan angin maksimum di sekitar lokasi kejadian mencapai 25 knot atau 45 km/jam.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved