Berita Muratara
Antre Solar di SPBU Muratara, Pemilik Menginap Semalaman, Ada yang Tinggalkan Kendaraan
Kendaraan antre isi solar hingga menginap semalaman, bahkan tidak sedikit kendaraan sengaja ditinggalkan sopir atau pemiliknya.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Antrean kendaraan membeli BBM bersubsidi jenis biosolar terlihat di SPBU Rupit, Musi Rawas Utara (Muratara).
Walaupun biosolar sedang kosong, deretan kendaraan yang didominasi truk dan mobil kijang kapsul itu tetap antre.
Kendaraan-kendaraan tersebut antre tepat di muka mesin pengisian biosolar sejak siang hingga menginap semalaman bahkan tidak sedikit kendaraan yang sengaja ditinggalkan sopir atau pemiliknya.
"Sudah biasa begitu lah keadaannya, semalaman mobil-mobil itu berjejer menginap di SPBU itu," ujar warga, Diding kepada TribunSumsel.com, Senin (16/10/2023).
Dia meyakini, kendaraan-kendaraan tersebut merupakan milik warga setempat, karena sopirnya tidak ada dalam mobil atau menunggu di sekitaran SPBU saat antre semalaman.
Diketahuinya, dahulu sempat dilarang meletakkan kendaraan dalam halaman SPBU saat solar sedang kosong, namun lama-kelamaan pemilik kendaraan kembali membandel.
"Dulu kan dilarang antre dalam SPBU itu setelah diprotes warga, sudah sering masuk koran juga, tapi kini balik antre lagi di dalam bermalam-malam, mobil-mobil itu mungkin punya orang sinilah," ujarnya.
Baca juga: Pasangan AMIN ke Bumi Silampari, Parpol Pendukung Optimis Hadirkan 500 Ribu Orang
Menurut keterangan warga di sekitar SPBU Rupit, kendaraan yang mengantre bermalam-malam tersebut sudah biasa, bahkan setiap hari.
"Sudah biasa, begitu lah tiap hari, mobilnya saja antre, parkir di situ, orangnya (sopir) pulang, punya orang-orang sinilah, bukan pelintas dari daerah-daerah lain," katanya.
Dia mengungkapkan BBM jenis biosolar biasanya tiba di SPBU Rupit pada sore atau malam hari.
Namun petugas SPBU tak langsung melayani pengisian BBM ke kendaraan yang antre ketika solar datang.
"Biasanya datang sore kadang malam, tidak tentu juga, tapi ngisi ke mobilnya pagi besoknya, tidak langsung ngisi malam itulah. Nah mobil-mobil itu sudah standby, antre di situ sejak sore, langsung ke malam sampai pagi," katanya.
Salah seorang sopir truk, Rio mengungkapkan sering menginapkan mobilnya di SPBU Rupit semalaman karena khawatir tak kebagian solar pada esok harinya.
"Kalu kito idak tarok (antre) mobil kito di situ (SPBU) dari sore, besok paginyo sudah panjang antrean, dak kebagian lagi kito. Solarnyo kan dikit cuma delapan ton, buka pagi zuhur lah habis," katanya.
Rio mengatakan biasanya mobil truknya sekali antre membeli solar sebanyak 80 liter atau sekitar Rp 400 ribuan.
Truknya biasa digunakan untuk usaha angkutan seperti mengangkut material bangunan, barang-barang, dan lain-lain.
"Biaso aku ngisi 400 ribu, tangki truk aku ini isi 100 liter, biasonyo besiso sekitar 20 liter, jadi ngisi cuma 80 liter. Belinyo cuma sekali, idak dikasih lagi kalu kito muter lagi," katanya.
Sementara itu, petugas SPBU Rupit, Hamka mengatakan pihaknya sudah berulang kali melarang sopir meletakkan kendaraannya dalam SPBU saat solar sedang kosong.
Namun, kata dia, sejumlah kendaraan tetap saja mengantre di sekitaran SPBU.
"Sudah kita larang, tapi mereka tetap saja, ya mau gimana lagi, yang jelas kita jual sesuai aturan, kita juga tidak ngisi malam," kata Hamka.
Ia mengatakan SPBU Rupit menjual BBM sesuai aturan, batasannya, serta tidak melayani jeriken, drum, atau mobil bertangki modifikasi.
"Yang jelas kita jual sesuai aturan, ada batasnya, tidak boleh pakai jeriken, drum, apalagi tangki modifikasi," katanya.
Hamka juga menegaskan bahwa di SPBU Rupit tidak mengisi BBM pada malam hari.
Bila BBM jenis biosolar tiba di SPBU Rupit pada sore atau malam hari, maka akan diisi ke kendaraan pembeli pada esok paginya.
"Kita tidak ngisi malam, solar datang sore atau malam, tapi ngisinya besok pagi. Itulah pagi-pagi mau ngisi itu sudah ada antrean. Yang jelas kita jual sesuai aturan maksimalnya," kata Hamka.
Hamka mengakui ketersediaan BBM subsidi jenis biosolar di SPBU Rupit sering cepat habis.
"Memang cepat habis, karena banyak orang beli, BBM masuk ke SPBU kita ada jadwalnya," kata dia.
Hamka menjelaskan, biosolar masuk ke SPBU Rupit sebanyak lima kali dalam seminggu dengan kuota 8 ton atau 8.000 liter.
"Delapan ton itu biasanya habis dalam waktu delapan jam, sehari habis, itulah kadang besoknya kosong, nunggu masuk lagi, karena ada jadwalnya masuknya," kata dia.
Baca berita lainnya langsung dari google news
Selidiki Tambang Emas Ilegal di Muratara, Polisi Temukan Alat Penambang yang Ditinggalkan |
![]() |
---|
Saat Warga Tertidur Lelap, 1 Rumah di Muratara di Hangus Terbakar, Kerugian Ratusan Juta |
![]() |
---|
4 Polisi di Muratara Dipecat, Terlibat Asusila Anak di bawah Umur, Narkoba, Hingga Calo Masuk Polisi |
![]() |
---|
Diadukan Warga, Pemakai Sekaligus Pengedar Sabu di Muratara Ditangkap Polisi, 14 Paket Sabu Disita |
![]() |
---|
Cemari Sungai, Warga Muratara Histeris Hingga Sujud Saat Demo, Minta Tambang Emas Ilegal Ditutup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.