Berita Musi Rawas

Penggerebekan Narkoba di Musi Rawas, BNNK Musi Rawas Beri Tanda Peringatan Tak Ada Sahutan

Penggerebekan narkoba dilakukan BNNK Musi Rawas di sebuah pondok di tengah perkebunan karet yang dilaporkan sering dijadikan tempat pesta sabu.

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/EKO MUSTIAWAN
Penggerebekan narkoba dilakukan BNNK Musi Rawas di sebuah pondok di tengah perkebunan karet yang dilaporkan sering dijadikan tempat pesta sabu, Selasa (10/10/2023). Barang bukti yang didapat di lokasi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Penggerebekan narkoba dilakukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Musi Rawas (BNNK Musi Rawas) di sebuah pondok di tengah perkebunan karet yang dilaporkan sering dijadikan tempat pesta sabu.

Penggerebekan pondok narkoba yang berlokasi di Desa Setia Marga Kecamatan Karang Dapo Musi Rawas ini dipimpin langsung Kepala BNNK Musi Rawas, AKBP Abdul Rahman.

Pengerbekan dilakukan oleh Tim Berantas BNNK Musi Rawas tersebut pada Selasa (10/10/2023) malam sekira pukul 21.00 Wib.

Kepala BNNK Musi Rawas, AKBP Abdul Rahman mengatakan, pengerbekan bermula saat anggota mendapat informasi dari masyarakat, bahwa ada sebuah pondok di Desa Setia Marga, Mura yang kerap dijadikan pesta sabu.

Mendapat informasi tersebut, Tim Berantas BNNK Musi Rawas yang langsung dipimpinnya meluncur ke lokasi pada Selasa (10/10/2023) sekira pukul 14.00 Wib.

"Kami dapat informasi dari masyarakat kalau di Des Setia Marga Muratara ada sebuah pondok yang sering dijadikan untuk pesta dan transaksi sabu," kata Kepala BNNK, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Karhutla di Ogan Ilir Nyaris 1.000 Hektare, TMC Diharapkan Cegah Kebakaran Lahan

Kemudian sekira pukul 21.00 Wib lanjut Kepala BNNK, tim tiba dilokasi dan langsung melakukan penggrebekan di sebuah pondok yang sebagaimana diinformasikan oleh masyarakat.

"Tim bergerak ke lokasi dengan berjalan kaki menuju sebuah pondok yang diduga sering menjadi tempat pesta narkoba," jelasnya.

Dikatakan Kepala BNNK, selama perjalanan menuju lokasi, tim beberapa kali beristirahat sambil membaca situasi, sebab kondisi di lokasi gelap gulita tanpa penerangan.

"Kemudian disamping kiri dan kanan pondok tersebut adalah perkebunan kelapa sawit. Kondisi ini memang cukup menguntungkan para pelaku," ungkapnya.

Kendati demikian, untuk memudahkan penggrebekan dengan target adalah bandar, tim kemudian dibentuk menjadi dua tim.

Tim pertama berperan melakukan penangkapan, sedangkan tim kedua menunggu jika ada bandar yang berusaha untuk melarikan diri dari lokasi.

"Namun, saat di lokasi, anggota memberikan sebuah tanda peringatan suara ke pondok tetapi tidak ada sahutan, ternyata pondok sudah dalam kondisi kosong," ucapnya.

Selanjutnya tim langsung merangsek ke pondok dan benar pondok dalam kondisi kosong. Hanya saja, banyak barang-barang berantakan yang seperti ditinggalkan dengan sangat tergesa-gesa.

"Melihat pondok kosong, tim kemudian langsung mengamankan lokasi dan mencari barang bukti yang tersisa," katanya.

Dari hasil penggrebekan ditemukan ratusan kertas klip plastik dengan berbagai ukuran, puluhan tempat untuk menampung narkotika berbagai jenis seperti sabu dan inex.

Kemudian juga ditemukan sumber alat penerangan yaitu aki, bola lampu, kemudian speaker aktif beserta tiga mix, timbangan digital, dua buah power bank, lima bungkus paket narkoba dengan berbagai harga.

Termasuk alat hisap sabu atau bong baik yang sudah terpakai ataupun yang belum, handphone Samsung lipat, berbagai tas sandang, kompor gas beserta tabung dan berbagai bentuk kotak untuk menyimpan sabu serta ayunan gantung untuk nge-fly.

Tak hanya itu, dilokasi tim juga mendapati nomor kontak handphone berikut namanya yang sudah terkoneksi ke sebuah akun aplikasi keuangan yakni Dana yang ditempelkan oleh pelaku di beranda pondok.

"Jika melihat kondisi ini, bandar ini sudah mampu beradaptasi dengan keadaan, pilihan lokasi untuk dia melancarkan bisnis juga sangat tepat di tengah-tengah areal perkebunan kelapa sawit," ujarnya.

AKBP Abdul Rahman jug menjelaskan, bahwa kuat dugaan giat pengerebekan sudah bocor, sebab dalam perjalanan Tim Berantas berpapasan dengan sepeda motor yang menurut masyarakat diduga jaringan bandar tersebut.

"Jika melihat situasinya memang jalan menuju ke pondok itu adalah jalan satu-satunya," jelasnya.

Kepala BNNK juga menegaskan, informasi lokasi pondok tersebut berawal dari informasi masyarakat sekaligus, hasil pengembangan dari BNN Provinsi dan di BNNK Musi Rawas.

"Butuh empat jam melewati perkebunan kelapa sawit untuk sampai dilokasi," tegasnya.

Lebih lanjut Kepala BNNK Musi Rawas menyampaikan, pihaknya selalu terbuka untuk menerima informasi dari masyarakat, jika disekitar lingkungannya sering dijadikan tempat transaksi narkoba.


"Tak perlu khawatir, setiap laporan akan benar-benar ditindaklanjuti dan akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku, dan untuk informasi akan dijamin kerahasian identitasnya," tutupnya. (sripoku/eko mustiawan)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved