Liputan Khusus Tribun Sumsel
LIPSUS: Senangnya Bebas Liburan, Wisata di Sumsel Bangkit Pasca Pandemi, Objek Wisata Berbenah -1
Pasca pandemi Covid-19 masyarakat Palembang mulai ramai berwisata. Tempat wisata baru atau tempat healing pun mulai bermunculan.
TRIBUNSUMSEL.COM, TRIBUN - Pasca pandemi Covid-19 masyarakat Palembang mulai ramai berwisata. Tempat
wisata baru atau tempat healing pun mulai bermunculan. Wisata yang sebelumnya eksis pun berbenah mempercantik tampilan supaya jadi tujuan wisata bagi warga Palembang dan Sumsel umumnya.
Seperti Dea dan Hanud yang sedang berwisata di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu.
"Saya belum pernah ke Punti Kayu, jadi pengen ke sini," kata Pengunjung di TWA Punti Kayu Dea saat di TWA Punti
Kayu, Jalan Kol H Burlian km 6,5, Kecamatan Alang-alang Lebar, Sabtu (5/8/2023).
Dea ke TWA Punti Kayu ini bersama anak-anak, dan di sini tempatnya ternyata sejuk ya, masih alami.
"Iya sejak status pandemi dicabut sudah bisa mulai beraktivitas secara normal seperti biasa. Untuk liburan pun sudah sering dan tidak ada pembatasan lagi," katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Profesor Taufiq Marwa Rektor Unsri Terpilih Periode 2023-2027, Raih 83 Suara
Hal yang sama diungkapkan Hanud yang baru pertama kali ke TWA Punti Kayu, tempatnya bagus masih alami.
Terlebih ke sininya pagi jadi masih sejuk.
"Kalau saya memang lebih suka wisata alam. Selain itu juga suka lihat yang ada hewan. Pasca pandemi ini memang
sudah bebas mau liburan ke mana aja," ungkapnya.
Pasca pandemi pengunjung di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu berangsur-angsur ramai. Terlebih kalau saat
weekend ataupun libur dalam sehari bisa ratusan pengunjung.
"Pasca pandemi Covid-19 ini tingkat kunjungan pengunjung mulai berangsur-angsur meningkat," kata Staf TWA
Punti Kayu Nisa saat diwawancarai di TWA Punti Kayu yang ada di Jalan Kol H Burlian.
Menurutnya, paling ramai saat bulan Juni itu saat libur sekolah. Di bulan Juni itu tingkat kunjungannya sampai ribuan
pengunjung.
"Untuk tiket masuk hari biasa Rp 20 ribu untuk dewasa dan Rp 15 ribu untuk anak-anak. Kemudian saat weekend Rp
25 ribu untuk dewasa dan Rp 20 ribu untuk anak-anak," katanya
Di TWA Punti Kayu ini ada wahana baru yaitu kincir angin. Jadi saat ada angin kincir anginya berputar, untuk
warnanya juga beragam ada merah, kuning, biru, pink dan lain-lain.
Sedang Apriyani warga Palembang mengatakan, bahwa untuk tempat wisata di Palembang cukup banyak. Namun ia
lebih suka ke Danau yang ada di Jakabaring Sport City (JSC).
"Kalau wisata di Danau JSC itu murah meriah dan asik untuk piknik bersama keluarga. Jadi kita bisa bawa bekal atau
makanan dari rumah, dimakan ramai-ramai bersama keluarga," katanya.
Di JSC yang luas dengan berbagai venur olahraga, warga Palembang dan sekitarnya leluasa menikmati
pemandangan yang menyegarkan mata. Selain banyak spot foto, udara di JSC memang relatif lebih bersih.
Alquran Al Akbar
Wisata di Palembang juga mulai bangkit pasca pandemi meski belum 100 persen pulih seperti sebelum pandemi.
Manager Al-Quran Al Akbar, Zulkarnain mengatakan sebelum pandemi lalu pengunjung Alquran itu bisa mencapai
1.000 orang jika ramai namun saat ini hanya 50 persennya saja atau 500 orang jika kondisinya ramai.
Meski belum sepenuhnya pulih, Zulkarnain bersyukur karena pengunjung mulai berangsur ramai lagi. Berbeda
dengan saat pandemi pengunjung hanya tersisa 20-30 persen saja.

Zulkarnain mengatakan biasanya pengunjung banyak yang berasal dari luar kota seperti Lampung dan sekitar
Sumsel.
Daya tampung wisata religi itu mencapai 3.000 orang secara keseluruhan dan 1.000 orang khusus di lokasi Alquran
saja.
Biasanya pengunjung akan ramai saat libur sekolah, libur nasional atau momen akhir pekan dan liburan lainnya.
Tarif masuk dipatok Rp 20 ribu untuk semua orang tanpa ada perbedaan hari kunjungan dan tidak ada pembatasan berapa lama berkunjung.
Sementara itu taman wisata air OPI Water Fun Jakabaring juga mulai merasakan kenaikan jumlah pengunjung
dibanding saat pandemi lalu meski secara keseluruhan jumlahnya belum maksimal seperti sebelum pandemi.
Humas OPI Water Fun Jakabaring, Lena Adi Pratiwi mengatakan pemerintah sejak pemerintah memberikan
kelonggaran beraktivitas termasuk mengizinkan wahana permainan ini beroperasi full 100 persen menerima
pengunjung.
Meski sudah boleh beroperasi penuh dan tidak ada jarak lagi namun hingga kini jumlah pengunjung masih jauh dari angka normal. Saat hari kerja jumlah pengunjung umum hanya berkisar 100-200 orang, sedangkan saat akhir pekan hanya sekitar 500 orang saja.
"Jadi dengan harga spesial untuk paket sekolah atau corporasi sehingga saat musim libur seperti ini cukup bagus
okupansi bisa sampai 1000 orang khusus rombongan pelajar," ujar Lena.
Lena menambahkan mayoritas pengunjung berasal dari luar kota atau hampir 70 persen pengunjung berasal dari
daerah, seperti OI, Kayuagung, Prabumulih, Pagar Alam bahkan dari Lampung.
Selain memberikan diskon besar saat musim libur sekolah, setiap bulan juga wahana taman itu memberikan diskon
harga tiket dengan penawaran berbeda setiap bulannya untuk meningkatkan okupansi.
Taman Buaksi
Sejak awal tahun 2023 pengunjung di Taman Buaksi agak sedikit sepi akan tetapi tetap ada saja setiap harinya yang berkunjung ke salah satu taman bunga di Kabupaten Empat Lawang ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Pen, pengelola sekaligus pemilik Taman Bunga ini menurutnya sejak awal tahun
memang pengunjung di taman bunga miliknya cenderung sepi dimana ia pun tak terlalu tahu persis penyebabnya.
"Kalau sekarang memang agak sepi sih, tapi ada saja setiap harinya pengunjung kesini mungkin memang karena
akses kesini yang agak jauh," katanya, Sabtu (5/8/2023).

Selain itu dari pantauan langsung wartawan di lokasi memang taman yang rencananya akan segera memghadirkan fasilitas petik buah ini sepi pengunjung.
Adapun diketahui lokasi dari Taman Buaksi ini tidak terlalu jauh dari Kota Tebing Tinggi sebagai pusat Kabupaten
Empat Lawang, taman ini terletak di tengah perkebunan dan hutan Jalan Poros yang menghubungkan Kota Tebing
Tinggi dan Kecamatan Pendopo.
Walau tidak terlalu jauh dibutuhkan waktu 10 hingga 15 menit untuk menuju Taman Buaksi Empat Lawang dari
Tebing Tinggi sedangkan jika dari Pendopo untuk menuju kesini dibutuhkan waktu 15 hingga 20 menit.
Selain itu sambung Pen taman yang telah ia kelola sejak tahun 2019 ini saat masa Pandemi Covid-19 lalu ia benar-
benar mengalami ketiadaan pengunjung.
"Saat itu sering sekali kita alami yang namanya tidak ada pengunjung dalam sehari itu, jadi kadang tidak ada
pemasukan sama sekali dalam sehari," sambung pen.
Sementara Syiran seorang pengunjung yang ditemui wartawan di lokasi mengatakan ia memang jarang datang ke
taman bunga ini kebetulan saja ia melintas lalu mampir kesini.
"Kebetulan lewat Jalan Poros karena perjalanan lumayan jauh jadi saya mampir kesini sekalian istirahat dan ngadem disini enak dingin dan sejuk banyak tanaman dan pohon," imbuhnya. (nda/tnf/cr17)
Baca berita lainnya langsung dari google news
Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel
Liputan Khusus Tribun Sumsel
Berita Palembang Hari Ini
Liputan Khusus Tribun Sumsel Wisata di Sumsel Pasc
Wisata di Sumsel Pasca Pandemi
Aku Lokal Aku Bangga
Lokal Bercerita
mata lokal menjangkau indonesia
Tribunsumsel.com
Pemilik Kafe Kopi di Palembang Tertolong Momen Buka Bersama, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -3 |
![]() |
---|
Harga Kopi Rp 52 Ribu Per Kg Termahal Sepanjang Sejarah, Kini Ramai-ramai Beli Emas -2 |
![]() |
---|
LIPSUS : Bisnis Kafe Kopi Gulung Tikar, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -1 |
![]() |
---|
Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku Bakal Matikan Usaha, GIPI Sumsel Ajukan Gugatan ke MK -2 |
![]() |
---|
LIPSUS: Pengunjung Karaoke Kaget Tarif Naik, Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku -1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.