Berita Palembang

Eks Buruh PT Gading Cempaka Graha Mogok Makan 3 Hari, Demo di Kantor Gubernur Sumsel

Belasan eks buruh yang sebelumnya bekerja di PT Gading Cempaka Graha (GCG) mogok makan tiga hari, Rabu-Jumat (26-28/7/2023).

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Belasan eks buruh yang sebelumnya bekerja di PT Gading Cempaka Graha (GCG) mogok makan tiga hari, Rabu-Jumat (26-28/7/2023). Mereka demo di Kantor Gubernur Sumsel. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kena pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa pesangon, belasan eks buruh yang sebelumnya bekerja di PT Gading Cempaka Graha (GCG) mogok makan tiga hari, Rabu-Jumat (26-28/7/2023).

Aksi mogok makan ini dilakukan mulai pukul 08.00-18.00 WIB, atau ketika berada di Kantor Gubernur Sumsel. Karena memang sesuai aturan yang ada aksi hanya boleh dilakukan sampai pukul 18.00 WIB.

"Kami melakukan mogok makan selama tiga hari. Kami menuntut agar segera dibayar pesangon dan gaji buruh yang tertunggak," kata Ketua Umum DPW Federasi Buruh Indonesia (FBI) Andreas di Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (27/7/2023)

Menurutnya, PT GCG bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sudah pailit dan asetnya sudah dijual pihak Bank Raya Indonesia ke PT Kelantan Sakti.

Untuk itu diharapkan Bank Raya Indonesia agar segera membayar pesangon dan hak buruh yang masih ada belum dibayar.

"Kami meminta Gubernur Sumsel untuk memanggil dan memediasi DirekturUutama Bank Raya Indonesia, serta kurator untuk menyelesaikan pembayaran pesangon dan hak buruh," ungkapnya.

Baca juga: Ganjar Milenial Center Kolab dengan GMN Dorong Anak Muda Sumsel Tingkatkan Kemampuan Komunikasi

Sementara itu terkait aksi mogok makan, menurutnya dianggap sebagai puasa saja dan sebagai bentuk ikhtiar. Harapan permasalahan yang terjadi selama lebih dari dua tahun ini cepat terselesaikan.

Sedangkan Yusman ex karyawan PT GCG menceritakan, dampak dari pemecatan ini sangat terasa. Mencari pekerjaan susah, sempat beberapa bulan nganggur.

"Sekarang kerjanya buruh lepas, jadi kalau nggak kerja nggak dapat duit dan nggak bisa makan. Ini melakukan aksi mogok makan Bismillah aja," ungkapnya

Menurut Yusman, ia mempunyai empat orang anak dan juga harus menghidupi kedua orang tuanya. Terlebih istrinya tidak bekerja, lantaran mengurus anak-anak yang masih kecil.

"Anak saya empat, dua sekolah dan dua masih kecil. Mereka mengantungkan hidupnya pada saya. Bahkan kami terlilit hutang, lantaran dulu kan pada saat masih kerja di PT GCG sering hutang dulu di warung nanti pas gajian bayar. Nah ini gaji tidak dibayar-bayar, sehingga hutang numpuk," ungkapnya

Menurutnya, untuk gaji total 10 bulan yang belum dibayar, plus pesangon. Satu bulan gaji biasanya Rp 3,5 jutaan. Bayangkan ada puluhan juta gaji yang belum dibayar, untuk sekitar 200 pekerja.

"Untuk itu saya sangat berharap permasalahan ini bisa selesai, dan hak kami dibayar beserta pesangon," ungkapnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved