Berita Pilpres 2024

Profil dan Rekam Jejak 5 Figur yang Sudah Mengerucut Untuk Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

Berikut ini profil dan rekam jejak lima figur yang sudah mengerucut untuk jadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Editor: Rahmat Aizullah
Kolase TribunSumsel/Tribunnews.com
Profil dan Rekam Jejak 5 Figur yang Sudah Mengerucut Untuk Jadi Cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 

Dia lahir di Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 1964 , dan saat ini usianya mau menginjak 59 tahun.

Andika Perkasa memiliki seorang istri bernama Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono atau yang akrab disapa Hetty.

Hetty adalah putri mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) AM Hendropriyono.

Pernikahan Andika Perkasa dan Hetty telah dikaruniai tiga anak.

Andika Perkasa lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1987.

Dia langsung bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.

Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991).

Kemudian Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).

Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus.

Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.

Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal.

Dua hari setelah Jokowi dan wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla dilantik, Andika ditunjuk sebagai Komandan Paspampres.

Kemudian pangkatnya naik menjadi Mayor Jenderal.

Dua tahun mengawal Presiden Jokowi, Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura pada 2016.

Jabatan itu ia emban kurang lebih selama dua tahun.

Pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad).

Pangkatnya pun dinaikkan menjadi Letnan Jenderal.

Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Pada November 2018, Andika Perkasa diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono.

Karier Andika Perkasa mencapai puncaknya saat diajukan Presiden Jokowi untuk memegang jabatan Panglima TNI.

Saat itu, jabatan Panglima TNI dipegang oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang pensiun pada akhir 2021.

Akhirnya, Presiden melantik Andika Perkasa sebagai Panglima TNI pada 17 November 2021.

Jabatan Andika sebagai Panglima TNI berakhir pada Desember 2022 dan kini digantikan oleh Laksamana Yudo Margono.

Andika Perkasa pernah mengenyam pendidikan Strata 1 (S1) jurusan Ekonomi di universitas dalam negeri.

Dia juga meraih tiga gelar S2, serta satu gelar S3 dari berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat.

Selama bertugas menjadi prajurit TNI AD, Andika Perkasa memang banyak menghabiskan waktunya untuk pendidikan.

Dalam kurun waktu 2003 hingga 2011, ia berada di Washington DC, Amerika Serikat untuk memperoleh pendidikan militer.

Andika Perkasa adalah lulusan dari The George Washington University, National Defense University, serta Harvard University.

Ia pun memiliki tiga gelar S2, yakni MA, MSc, dan MPhil, serta satu gelar S3 yaitu PhD.

4. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah Ketua Umum Partai Demokrat.

Dilansir dari situs resmi Demokrat, AHY lahir di Bandung, Jawa Barat pada 10 Agustus 1978.

AHY merupakan putra pertama dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herrawati.

Dia merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 1997.

Saat kelulusannya, AHY meraih Garuda Trisakti Tarunatama Emas, predikat sebagai lulusan terbaik.

Ia kembali meraih penghargaan pada 1999, yaitu medali Tri Sakti Wiratama.

Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi kolektif dalam bidang akademik, kejasmanian fisik, dan kepribadian.

Prestasi tersebut membuat AHY terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna.

Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan di Akademi Militer (Akmil) dan lulus tahun 2000.

Lagi-lagi AHY mendapatkan predikat lulusan terbaik dari Akmil dan meraih Bintang Adi Makayasa.

Sebelum terjun ke dunia politik, AHY telah berkarier sebagai TNI AD selama 16 tahun.

Ia bergabung dengan Kostrad selepas lulus dari Akmil.

Di tahun 2002, ia ditunjuk sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak yang ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.

Selesai bertugas di Aceh, ia tergabung dalam Operasi Kontingen Garuda XXIII-A dalam misi menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Lebanon Selatan, sebagai perwira seksi.

Atas dedikasinya selama penugasan, AHY dianugerahi Army Service Distinction Medal dari pimpinan Angkatan Bersenjata Lebanon.

Di tahun 2016, ia ditugaskan menjadi Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kemuning.

Meski termasuk prajurit berprestasi, AHY tidak berhenti belajar.

Ia menempuh pendidikan formal dan kini tercatat memiliki tiga gelar Master, yaitu Master of Science dari Nanyang Technological University (2006), Master in Public Administration dari Harvard University (2010), dan Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University (2015).

Karier AHY sebagai prajurit TNI AD terhenti lantaran ia maju Pilgub DKI Jakarta 2017, namun gagal.

Sejak saat itu, ia aktif berpolitik di Partai Demokrat.

Pada 15 Maret 2020, AHY didaulat menjadi Ketua Umum Demokrat setelah mendapat dukungan dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

5. Muhaimin Iskandar

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Selain menjadi Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar juga menjabat sebagai salah satu dari empat Wakil Ketua DPR RI.

Muhaimin Iskandar menjabat Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (KORKESRA) yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi VIII, Komisi IX, Komisi X, Badan Urusan Rumah Tangga dan Mahkamah Kehormatan Dewan.

Melansir situs resmi DPR RI, Muhaimin Iskandar lahir di Jombang, pada 24 September 1966.

Ia menyelesaikan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang tahun 1982 dan Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta tahun 1985.

Kemudian ia melanjutkan pendidikan di FISIP UGM dan lulus pada usia 26 tahun.

Ia lalu melanjutkan S2 di Universitas Indonesia dan lulus tahun 1998.

Tahun 2018, Muhaimin Iskandar lulus S3 di Universitas Airlangga Surabaya.

Sejak duduk di bangku kuliah, Muhaimin Iskandar aktif di tempat-tempat diskusi, maupun pergerakan mahasiswa.

Ia bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih menjadi Ketua Cabang PMII Yogyakarta pada 1994-1997.

Selain itu, Muhaimin Iskandar juga aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Karier politik Muhaimin Iskandar bersamaan dengan lahirnya Era Reformasi.

Pada saat itu, tahun 1998, Muhaimin Iskandar bersama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU), termasuk Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mendirikan PKB.

Muhaimin Iskandar ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen).

Pada Pemilu 1999, Muhaimin Iskandar terpilih sebagai Anggota DPR RI dari PKB pada usia 32 tahun.

Ia menjadi Wakil Ketua DPR RI 1999-2004, dan termasuk pimpinan termuda di DPR RI yang pernah ada saat itu.

Seiring menjadi Ketua Umum PKB, pada Pemilu 2004, ia terpilih kembali menjadi Anggota DPR RI dan kembali menjadi Wakil Ketua DPR RI 2004-2009.

Pada Pemilu berikutnya, ia sukses untuk ketiga kalinya menjadi Anggota DPR RI.

Muhaimin Iskandar lalu diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyo menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2009-2014.

Di pengujung jabatan menteri berakhir, pada tahun 2014 dan 2019, Muhaimin Iskandar secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum PKB.

Baca berita menarik lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved