Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Ortu Gamang Siswa Bimbang, SMA Sederajat Terapkan Kurikulum Merdeka -1

Kurikulum Merdeka yang akan mulai diterapkan pada tahun pengajaran 20023/2024 telah membuat sejumlah orangtua dan siswa gamang dan bimbang.

Editor: Vanda Rosetiati
TANGKAP LAYAR TRIBUN SUMSEL
Liputan Khusus Tribun Sumsel, Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan pada tahun pengajaran 20023/2024 telah membuat sejumlah orangtua dan siswa gamang dan bimbang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Penerapan Kurikulum Merdeka yang akan mulai diterapkan pada tahun pengajaran 20023/2024 telah membuat sejumlah orangtua dan siswa gamang dan bimbang.

Minimnya informasi membuat baik siswa maupun wali siswa masih meraba-raba seperti apa Kurikulum Merdeka ini.

Seperti yang terjadi dalam salah satu grup orangtua siswa di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di kabupaten OKI. Diskusi panjang terlihat saat sekolah menawarkan buku pelajaran yang harus dimiliki siswa saat di kelas XI.

Dalam penawaran buku tersebut, ditawarkan buku yang harus dimiliki siswa yang memilih kelas kesehatan, teknik dan humaniora.

Terlihat bahwa siswa yang memilih kelas kesehatan tidak akan mempelajari pelajaran fisika, sosiologi dan beberapa mapel lain. Sebaliknya siswa yang memilih kelas teknik tidak akan mendapat pelajaran biologi, sosiologi dll.

Sementara siswa yang mendapat kelas humaniora tidak akan mempelajari pelajaran biologi, fisika atau kimia.
Beberapa orangtua mencoba mengkritisi persoalan ini.

"Terkait pemilihan jurusan/peminatan anak-anak, kami sedikit mengkritisi khususnya bidang IPA yang memberikan 2 pilihan yaitu bidang Kesehatan dan bidang TTIK. Kami menyarankan agar meninjau kembali mapel pilihan yang disediakan terkait dengan studi lanjutan anak-anak nantinya," kata salah satu orangtua siswa.

Pada peminatan bidang kesehatan tidak terdapat mapel Fisika, demikian juga bidang TTIK yang tidak terdapat mapel Biologi.
Hal ini akan rentan bagi anak-anak dalam studi lanjutan kelak.

Apalagi yang sampai saat ini masih galau menentukan/merencanakan studi lanjutan.

Misalkan kasusnya boleh jadi saat ini anak-anak berangan-angan untuk melanjutkan studi kelak di bidang kesehatan tapi 2 tahun ke depan berubah pikiran dan baru menyadari bakat dan minat sesungguhnya sehingga mengubah haluan ke bidang teknik yang tentunya harus punya modal mapel fisika sementara selama 2 tahun terakhir di SMA tidak mendapatkan pelajaran fisika.

Begitu juga dengan yang terlanjur memilih bidang teknik (yang tidak ada pilihan mapel biologi) tapi 2 tahun ke depan ingin mengubah haluan ke bidang kesehatan maka pasti akan menjadi kendala.

Lanjutnya, kalaupun pun mengacu kepada kebutuhan akan ilmu dasar, di bidang kesehatan seperti Kedokteran, farmasi, biomedik tetap butuh ilmu fisika demikian juga di bidang TTIK seperti Teknik/Teknologi Pertanian, Teknik/Teknologi Pangan, Teknik/Teknologi Perikanan, Bio engineering, medical engineering juga tetap butuh pelajaran biologi.

Jadi sekali lagi kami memohon agar meninjau kembali pilihan mapel di peminatan bidang IPA.

Masih ingat zaman tahun 1990-an, yang menggunakan kurikulum 84 dimana ada peminatan jurusan A1 (Fisika), A2 (Biologi), A3 (ilmu sosial).

Dulu jurusan A1 tetap mendapat mapel biologi meskipun porsinya tidak sebanyak mapel Fisika demikian juga jur A2 tetap mendapatkan mapel Fisika. Ketika studi lanjutan tidak ada kendala berarti untukk memilih bidang kesehatan atau teknik.

"Saya dulu jurusan A2 (Biologi) melanjutkan S1 di MIPA Kimia dan tidak ada kendala ketika harus mengikuti mata kuliah wajib Fisika 1, Fisika 2 dan Fismod. Sekedar masukan ya. Ini demi kebaikan anak. Mengingat anak-anak masih labil dalam mengambil keputusan," kata ortu siswa ini.

Salah satu siswa, sebut saja Iin, mengaku masih bingung mau kemana dirinya selepas SMA.

"Masih meraba-raba, gak tau minat sesungguhnya kemana saya," katanya.
Tapi karena "dipaksa" memilih karena telah diterapkannya Kurikulum Merdeka di kelas XI, Iin mengatakan mencoba masuk kelas teknik.

"Antara dua sih, teknik atau humaniora. Tapi ya sudahlah, teknik saja," katanya.

"Kata guruku, masih bisa uji coba tiga bulan, kalau merasa cocok terus di kelas teknik, tapi kalau tidak cocok, bisa pindah ke kelas humaniora," ujarnya lagi.

Sementara dari pihak sekolah mengaku telah menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai petunjuk baik yang berlaku di lingkungan Kementerian pendidikan atau kementerian agama.

Di kelas X (disebut fase E), seluruh mata pelajaran diajarkan kepada siswa.

Di kelas XI dan XII atau fase F, lanjutnya, mapel peminatan sesuai pilihan dan berdasarkan pedoman Kurikulum Merdeka.

"Tiga kelompok pilihan di atas (kesehatan, Teknik dan humaniora) telah berdasarkan pedoman kurmer, hasil diskusi, pertimbangan dan SDM yang ada. Makanya mapel informatika (TIK) kita jadikan mapel wajib & semua jurusan/pemintan dapat bukan hanya hanya di kelompok tertentu. Ini mengingat mapel ini sgt penting di era sekarang dan mendatang.

Hal ini juga melihat juknis Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) yg dibuat kemenristekdikbud baik melalui jalur SNBP/SNBT/Mandiri pada sekolah/madrasah yang menggunakan Kurikulum Merdeka.

Jadi mohon pengertian, bantuan dan kerjasamanya dari ortu/wali siswa dalam menentukan pilihan anandanya," kata guru dari Madrasah Aliyah ini yang menanggapi diskusi tersebut.

Siswa Belum Paham

Di Empat Lawang beberapa siswa dan orang tua siswa pun belum paham dengan bergantinya kurikulum K13 ke Kurikulum Merdeka.

Menanggapi akan diberlakukannya Kurikulum Merdeka ini Anjel, siswa kelas 11 SMA 1 Lintang Kanan, Empat Lawang mengaku belum terlalu paham.

"Saya belum terlalu paham tentang Kurikulum Merdeka ini mungkin nanti bertahap akan saya pahami, tapi saya siap-siap saja untuk menghadapi Kurikulum Merdeka ini pada semester yang akan datang," katanya, Sabtu (8/7/2023).

Sementara Febriansyah siswa kelas 11 SMA 1 Lintang Kanan, Empat Lawang mengaku sudah tau dan paham perihal Kurikulum Merdeka akan tetapi ia belum siap dan ingin mendalami lagi.

"Iya saya sudah tahu tentang Kurikulum Merdeka ini tapi belum siap jika diterapkan di semester ini karena saya masih perlu mendalami lagi," ujarnya.

Marlina Kepala Sekolah SMA 2 Tebing Tinggi Empat Lawang menyampaikan implementasi Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran baru 2023/2024 serentak harus dilaksanakan. Sekolahnya akan mulai menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut.

"Alhamdulilah sekolah kita mulai tahun ini melaksanakan Kurikulum Merdeka, persiapan dari sekolah sudah beberapa kali melaksanakan Bimtek," ujarnya.

Sementara menurut Ajrianto Kepala Sekolah SMA 1 Tebing Tinggi, Empat Lawang, Kurikulum Merdeka sebetulnya bukan kurikulum baru tetapi kurikulum yang didesain lebih memfokuskan pada hal-hal yang penting terutama materi pelajaran ditambah dengan pendidikan karakter yang terpusat melalui program pendidikan profil pelajar Pancasila (P5).

"Sedangkan tentang buku pelajaran, buku kakak kelas masih bisa digunakan dan di sekolah kita, buku wajib atau paket gratis tinggal pinjam. Sedangkan buku penunjang bisa cari sendiri. Di sekolah kita Kurikulum Merdeka sudah berlaku juga di kelas 11, dan peserta didik mulai memilih paket mata pelajaran sesuai kemampuan, minat dan bakat," tuturnya.

Sedangkan Masyhuri, Kepala SMA 1 Lintang Kanan, Empat Lawang menyampaikan untuk tahun pelajaran sekarang sudah mengunakan Kurikulum Merdeka.

Kelas 11 nanti siswa disiapkan 2 kelompok mata pelajaran yakni mata pelajaran umum atau wajib dan mata pelajaran pilihan yang disiapkan oleh sekolah, tergantung kesiapan sumber daya yang ada di sekolah.

"Siswa kami juga yakin masih banyak yang bingung untuk menentukan pilihan, oleh karena kita melakukan sosialisasi ke orang tua tentang Kurikulum Merdeka, minat keinginan peserta didik dan pengalian cita-cita setelah tamat SMA. Kemudian sosialisasi dengan peserta didik, serta tentunya harus ada peran guru BP atau BK yang ada disekolah," imbuhnya.

Senang Bisa Pilih Pelajaran yang Disukai

Beda dengan daerah lainnya, di Kota Lubuklinggau para siswa justru senang dengan perubahan kurikulum ini. Sejumlah Sekolah SMA di Kota Lubuklinggau tahun ini akan menerapkan Kurikulum Merdeka.

Dalam kurukulum ini, nantinya para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan kebebasan untuk mendalami minat dan bakatnya masing-masing.

Dalam kurikulum ini nantinya tidak ada kewajiban bagi siswa SMA untuk memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ataupun Bahasa.

Pada tahun kedua, para siswa justru dibebaskan memilih mata pelajaran sesuai dengan minat masing-masing.

Rencana dihapusnya jurusan IPA, IPS, dan Bahasa mendapat tanggapan positif dari Eva Susanti salah satu siswa kelas XI di Kota Lubuklinggau Sumsel.

Menurutnya ia justru lebih senang apabila mendapat kebebasan dalam memilih mata pelajaran yang diminati.

"Kata teman saya yang sukanya IPA berarti ke depan pelajaran yang banyak kami pilih berkenaan dengan itu saja, seperti Biologi Fisika," ujarnya pada wartawan, Sabtu (8/7/2023).

Menurutnya, dengan bebas memilih mata pelajaran yang disuka, pelajaran akan lebih mudah diterima dan akan maksimal untuk diterapkan oleh siswa.

“Kalau dulu kita memang bebas memilih jurusan. Tapi belum tentu kami suka dengan semua mata pelajaran di jurusan itu kan? Kalau bisa memilih mata pelajaran yang disukai, kan enak," ujarnya.

Ia menambahkan, bila mata pelajaran yang dipelajari memang disukai akan jauh lebih mengerti, ketimbang cara selama ini mempelajari semua mata pelajaran di sekolah.

"Kalau sudah suka mata pelajarannya, pasti belajarnya juga lebih mudah dan semangat,” ungkapnya.

Jamal Kepala Sekolah SMA 5 Lubuklinggau beberapa waktu mengatakan bila tahun ini merupakan tahun kedua sekolah yang ia pimpin menerapkan Kurikulum Merdeka.

"Sebagai persiapan beberapa waktu lalu kita sudah meresmikan kelas digital, untuk Kurikulum Merdeka, jadi kelas X sudah harus menggunakan HP," ujarnya.

Ke depannya dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka ini meski menggunakan HP akan diawasi karena dikhawatirkan akan membuat konten yang tidak mendidik seperti tiktok saat belajar.

"Hp bersamaan dengan dewan guru mengajar di kelas, jadi kita sudah siapkan kotak, sesudah pelajaran Hp dimasukkan lagi, pulang baru diambil," tambahnya. (lis/cr17/joy)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved