Kades Bongkar Paksa Ratusan Makam OKI
Dilaporkan Bongkar Ratusan Makam Tanpa Izin Ahli Waris, Ini Jawaban Kades Sugih Waras OKI
Kepala Desa Sugih Waras Kecamatan Teluk Gelam OKI memberikan jawaban setelah dirinya dilaporkan membongkar makam tanpa persetujuan ahli waris.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
"Sebelumnya saya sudah bermusyawarah dengan pemerintah desa supaya mempermudah akses ke pemakaman maka kita buatkan jalan melingkar di sekitar pemakaman,"
"Niat kami pemerintah desa ini untuk kemaslahatan orang banyak, disamping itu bukan hanya masyarakat Sugih Waras saja yang menikmati mungkin juga warga Muara Telang dan harapannya warga Desa Tanjung Lubuk juga bisa menikmatinya," tambahnya.
Menurutnya TPU ini memang sudah sekitar 20 tahun tidak lagi terurus dan terlihat seperti hutan belantara. Seperti tidak digunakan lagi sebagai tempat pemakaman.
"Jauh sebelum saya jadi kades, makam ini bukan tidak berfungsi tetapi karena sudah menjadi hutan belantara," katanya.
"Maka yang berfungsi tetapi hanya dipinggir-pinggirannya saja dan sekarang niat saya baik untuk membuka jalan ini agar ketika ada warga yang meninggal mudah menuju ke sini dan terutama untuk ziarah kubur," pungkasnya.
30 Ahli Waris Datangi Mapolres OKI
Oknum kepala desa diduga membongkar paksa ratusan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panca Jambu, Desa Sugih Waras, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Tidak terima makam keluarga juga leluhur mereka dibongkar paksa, sebanyak 30 orang ahli waris secara bersama-sama mendatangi Mapolres OKI melaporkan peristiwa yang merugikan masyarakat tersebut pada Rabu (4/7/2023) pagi.
Mewakili warga lainnya, Samsul Wahid menyebut kedatangannya ke polres OKI untuk mengadukan tindakan Kepala Desa Sugih Waras yang sewenang-wenang melakukan penggusuran terhadap makam keluarganya tersebut.
"Iya kami semua datang ke sini tidak lain dan tidak bukan untuk melaporkan tindakan kades dan saya ingin dia ditangkap dan diperkarakan," katanya kepada Tribunsumsel.com.
Menurutnya tidak ada solusi lain untuk dapat mengembalikan titik-titik lokasi puluhan makam sesuai tempat dan lokasi semula.
"Karena kalau dibangun ulang tidak mungkin, logikanya saja kalau sudah rata dengan tanah dan tidak ada lagi plang nama kuburan. Gimana bisa tahu dimana tempatnya dan siapa pemilik makam,"
"Tidak mungkin dikeruk lagi satu- persatu dan dipindahkan. Tentunya kita tidak dapat mengenalinya lagi," ungkapnya dengan nada kesal.
Dikatakan pria paruh baya ini, setidaknya ada sekitar kurang lebih 20 makam keluarga besarnya yang turut terbongkar. Ia sangat menyesalkan adanya peristiwa tersebut.
"Tentunya saya sangat menyesalkan adanya kejadian pembongkaran ini. Apalagi tidak ada negosiasi maupun informasi kepada masyarakat ataupun pihak keluarga pemilik makam," bebernya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.