Berita Viral

Kabag Hukum Pemkot Jambi Terdiam Usai Diskakmat Siswi SMP SFA Saat Acara Live: Tidak Sesuai Fakta

Beginilah momen ketika Kabag Hukum Pemkot Jambi Muhamad Gempa Awaljon Putra Terdiam saat diskakmat SFA, siswi SMP asal Jambi di acara berita saat live

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
ist/kolase Tribunjambi.com
Beginilah momen ketika Kabag Hukum Pemkot Jambi Muhamad Gempa Awaljon Putra Terdiam saat diskakmat SFA, siswi SMP asal Jambi di acara berita saat live 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM - Beginilah momen ketika Kabag Hukum Pemkot Jambi Muhamad Gempa Awaljon Putra Terdiam saat diskakmat SFA, siswi SMP asal Jambi.

Belakangan, SFA, siswi SMP itu dilaporkan Muhamad Gempa Awaljon Putra karena mengkritik Pemkot Jambi karena memperjuangkan keadilan untuk neneknya.

Terbaru, SFA dan Gempa Awaljon menjadi narasumber di salah satu acara televisi Prime News CNN.

Dalam kesempatan tersebut, Gempa awalnya mengatakan pihak perusahaan China PT RPSL dan keluarga Nenek Syarifah Fadiyah Alkaff, Nenek Hafsah sudah melakukan mediasi.

Baca juga: SFA Siswi SMP Jambi Diduga Sempat Diancam Susah Urus Sekolah Jika Tak Mau Tanda Tangan Surat Damai

Sosok siswi SMP yang berinisial SFA di Jambi yang dilaporkan Kabag Hukum Pemerintah Kota Jambi, Gempa Awaljon.
Sosok siswi SMP yang berinisial SFA di Jambi yang dilaporkan Kabag Hukum Pemerintah Kota Jambi, Gempa Awaljon. (Kompas.com/Twitter@PartaiSocmed)

Gempat mengatakan dalam mediasi tersebut, keluarga Nenek Hafsah justru melakukan walk out.

"Kita bicara dari data ya Pak, walau saya baru dilantik Februari," ucap Gempa.

"Pada tanggal 23 Februari sudah ada mediasi, namun Keluarga Nenek Hafsah melakukan walk out," imbuhnya.

Gempa menyebut keluarga Nenek Hafsah menuntut ganti rugi kepada PT RPSL sebesar Rp 1,3 miliar dalam mediasi tersebut.

Sekedar informasi truk-truk bertonase besar milik PT RPSL melewati jalanan desa setiap hari, dan menyebabkan rumah Nenek Hafsah yang merupakan veteran perang mengalami kerusakan.

"Nah saat itu mediasi dihadiri tokoh masyarakat, pihak pemerintah, pada akhirnya pihak perusahaan menolak tuntutan sebesar Rp 1,3 miliar, kemudian pihak keluarga Nenek Hafsah melakukan walk out," kata Gempa.

"Di sisi lain, perusahaan tersebut bersedia bertanggung jawab, secara rasional," imbuhnya.

Namun, dikatakan Gempa, Nenek siswi SMP itu selalu menolak kehadiran ketua RT setempat.

"Dalam beberapa mediasi pihak Nenek Hafsah ini menolak kehadiran Ketua RT," ujar Gempa.

"Ini yang kita herankan," imbuhnya.

Baca juga: Ketakutan, SFA Siswi SMP di Jambi Ngadu ke Jokowi & Mahfud MD setelah Beredar Diduga Chat ASN Pemkot

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved