Berita Palembang

6 Ribu Vaksin Ngorok Segera Didistribusikan ke Muratara Sumsel, Kasus Kerbau Mati Mendadak

Kasus kerbau mati mendadak di Muratara, dalam pekan ini sebanyak 6 ribu dosis vaksin ngorok segera didistribusikan untuk disuntikkan.

Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH
Kasus kerbau mati mendadak di Muratara, dalam pekan ini sebanyak 6 ribu dosis vaksin ngorok segera didistribusikan untuk disuntikkan. 

Namun dari penghitungan sementara, sudah lebih dari 30 ekor kerbau yang ditemukan menjadi bangkai.

"Yang ditemukan mati itu kalau 30 ekor mungkin lebih, ini masih mau dicari lagi ini, kemungkinan masih ada yang mati," kata peternak kerbau di Desa Rantau Kadam, Jon Burhan kepada TribunSumsel.com, Jumat (19/5/2023) petang.

Jon sendiri mengalami kerugian dua ekor kerbau yang mati, sementara teman-temannya yang lain ada lebih banyak dari itu.

Dia menyebut puluhan kerbau yang sakit hingga mati mendadak tersebut milik beberapa orang peternak.

"Punya saya ada dua ekor mati, ada yang lumayan banyak lima ekor, belum punya yang lain, itulah kalau 30 ekor mungkin lebih," katanya.

Akibat dari dua ekor kerbaunya mati, Jon mengaku mengalami kerugian diperkirakan mencapai Rp 30-40 juta.

Sebab, kata dia, untuk satu ekor kerbau saat ini harganya Rp 15 juta, dan berpotensi naik menjelang Idul Fitri ini.

"Yang kecil saja sekitar 15 juta, ada yang mati sudah besar, harganya 25 juta itu, apalagi mau lebaran haji ini naik lagi harganya," kata dia.

Warga yang memiliki ternak kerbau di desa tersebut lebih kurang ada 20 orang dengan jumlah populasi peliharaan mereka mencapai ratusan ekor.

"Kami pelihara kerbau itu di seberang sungai, satu tempat, kami nyebutnya padang kerbau. Di situ kalau keseluruhan ada 118 ekor, punya beberapa orang, tapi kini diperkirakan tak sampai lagi seratus ekor," katanya.

Peternak kerbau lainnya, Hendi mengatakan beberapa ekor peliharaannya mati mendadak, namun ada pula yang diawali dengan sakit terlebih dahulu.

"Ada yang sakit dulu baru mati, ada yang mati mendadak. Mungkin yang mati mendadak itu sudah sakit tapi tidak kelihatan," katanya.

Dia menyebut pekarangan ternak kerbau warga di desa ini cukup jauh dari permukiman penduduk karena berada di seberang Sungai Rawas.

Untuk menuju lokasi kadang-kadang kerbau tersebut harus menyeberangi sungai menggunakan perahu biduk.

Selain jadi tempat peternakan kerbau, lokasi di seberang sungai itu juga merupakan kawasan perkebunan kelapa sawit dan karet.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved