Berita Palembang

6 Ribu Vaksin Ngorok Segera Didistribusikan ke Muratara Sumsel, Kasus Kerbau Mati Mendadak

Kasus kerbau mati mendadak di Muratara, dalam pekan ini sebanyak 6 ribu dosis vaksin ngorok segera didistribusikan untuk disuntikkan.

Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH
Kasus kerbau mati mendadak di Muratara, dalam pekan ini sebanyak 6 ribu dosis vaksin ngorok segera didistribusikan untuk disuntikkan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus kerbau mati mendadak di Muratara masih menjadi sorotan dan dalam pekan ini sebanyak 6 ribu dosis vaksin ngorok segera didistribusikan untuk disuntikkan pada kerbau di Muratara dan daerah sekitarnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Sumsel Ruzuan Efendi mengatakan Sumsel dapat alokasi vaksin ngorok (SE) dari pemerintah yang dikirim dari Surabaya hari ini dan diprediksi Rabu atau Kamis baru tiba di Sumsel.

Setelah tiba vaksin ini nantinya akan langsung didistribusikan ke Muratara dan daerah sekitarnya dengan skala prioritas untuk menekan agar tidak ada lagi temuan kerbau mati mendadak.

"Hasil uji sampel kerbau mati mendadak baru berhasil diuji variabelnya 70 persen dan besok baru 100 persen selesai sehingga baru tahu hasilnya," ujar Ruzuan, Senin (22/5/2023).

Ruzuan juga menegaskan bahwa kondisi di Muratara tidaklah segawat atau segenting yang dilaporkan 30 kerbau mati mendadak namun hanya 12 ekor yang mati.

Baca juga: Buronan 8 Tahun Pencurian Motor di Lubuklinggau Ditangkap di Rumah Sakit, Larikan Motor Teman

Kasus ini kemudian mencuat karena kerbau yang mati tersebut adalah milik anggota DPRD setempat sehingga beritanya di blow up dan ramai.

Meski demikian dia mengatakan tim sudah turun dan melakukan upaya pencegahan agar kasus kerbau mati mendadak tidak meluas.

Hanya saja dia mengatakan sejak dulu penanganan ternak kerbau memang paling sulit dilakukan di Muratara karena hewan itu benar-benar di lepas liarkan di alas tidak dikandang sama sekali.

Berbeda dengan kerbau di daerah lainnya seperti di OKI, OI dan Banyuasin yang populasinya lebih banyak namun masih bisa dikendalikan karena hanya dilepas liarkan pagi hingga sore hari saja. Malam hari tetap pulang ke kandang. Sementara itu kerbau di Muratara tidak dikandangkan sama sekali 24 jam sehingga sulit mendeteksi kerbau milik siapa dan sulit melakukan vaksin karena tidak bisa didekati.

Vaksin yang akan diberikan nanti gratis dan tidak bayar namun teknisnya nanti akan dilihat daerah mana yang dekat dengan Muratara atau daerah yang berpotensi kerbau ikut mati mendadak seperti di Muratara.

"Mudah-mudahan lokasi yang berdekatan akan kita berikan seperti Mura, Empat lawang dan kabupaten kota lain sesuai dengan skala prioritas," tutupnya.

Puluhan Kerbau Ditemukan Jadi Bangkai

Puluhan kerbau mati mendadak di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), ditemukan sudah jadi bangkai, akibatnya peternak merugi hingga ratusan juta rupiah.

Sebagaimana diketahui, peternak kerbau di Desa Rantau Kadam dan Karang Dapo dibuat resah karena peliharaan mereka banyak mati.

Para peternak hingga kini masih menghitung jumlah pasti ternak mereka yang mati belum diketahui penyebabnya itu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved