Ambulans Kecelakaan di Muratara

Sopir Ambulans Kecelakaan di Muratara Ungkap Kejanggalan, Sempat Dua Kali Berhenti Matikan Mesin

Sopir ambulans yang mengalami kecelakaan maut di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengaku merasa ada kejanggalan selama di perjalanan.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH
Sopir ambulans yang mengalami kecelakaan maut di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengaku merasa ada kejanggalan selama di perjalanan, Senin (8/5/2023). Dirinya bahkan sempat dua kali menghentikan mobil. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Sopir ambulans yang mengalami kecelakaan maut di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengaku merasa ada kejanggalan selama di perjalanan.

Sebelum insiden itu itu terjadi mobil sempat dua kali berhenti dan matikan mesin.

Kecelakaan tunggal tersebut terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sumsel-Jambi di Desa Lubuk Kemang, Kecamatan Rawas Ulu pada Minggu (8/5/2023) sore kemarin sekira pukul 15.20 WIB.

Sopir ambulans, Majda Himran (34) mengungkap selama di perjalanan sebelum kecelakaan dia merasa ada kejanggalan dengan kondisi mobil plat merah yang dikemudikannya itu.

Majda Himran membawa seorang pasien perempuan berusia 109 tahun dari Puskesmas Muara Kulam hendak dirujuk ke RSUD Rupit melewati perjalanan sekitar dua jam lebih.

"Ada kejanggalan dari kami berangkat, di jalan buruk di Desa Pulau Kidak, aku masuk double gardan, mau naik (tanjakan), begitu aku lepas double nah double itu tidak mau lepas lagi," ceritanya.

Baca juga: LIPSUS: Anak Lahir di Becak, Siti Nuryani Pasrah Bayinya Alami Stunting, Terima Bantuan Kakak Asuh 1

Dia heran double gardan ambulans tersebut tak kunjung netral hingga menempuh perjalanan cukup jauh dari Desa Pulau Kidak hingga ke Desa Sungai Baung.

"Bunyi mobilnya keras, berat, ya namanya di jalan normal double aktif, double itu kan untuk di jalan buruk atau mau naik tanjakan, tapi ini aktif terus, tidak mau lepas," katanya.

Dia mengaku sampai dua kali berhenti dan mematikan mesin lalu dihidupkan kembali untuk menetralkan double gardan ambulans tersebut.

"Dua kali kami berhenti di jalan, matikan mesin, netralkan lagi, mau melepas doublenya, tapi tidak mau lepas-lepas, mobil itu semuanya pakai tombol, bukan manual," katanya.

Dia sudah biasa mengendarai ambulans tersebut membawa pasien untuk dirujuk ke rumah sakit dan selama ini menurut dia aman-aman saja.

Sebelum masuk desa yang menjadi lokasi kejadian, Majda Himran mengaku ambulans itu normal lancar kembali karena double gardannya sudah lepas sendiri.

"Dari Desa Sungai Baung itu normal lagi, lepas sendiri doublenya, agak enakan bawanya, tidak berat lagi. Karena mau musibah tadi terjadilah kejadian itu di Desa Lubuk Kemang itu," katanya.

Kesaksian Warga Sekitar TKP

Warga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) mengajukan tak ada yang melihat langsung bagaimana detik-detik ambulans itu alami kecelakaan tunggal.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved