Adik Tusuk Kakak di Muba

Adik Tusuk Kakak Hingga Tewas di Lalan MUBA, Bagini Kata Psikolog dari UBD Palembang

Psikolog Sumsel dari Universitas Bina Darma Palembang Mulia Marita Lasutri Tama M Psi mengomentari perihal adik tusuk kakak hingga tewas di Lalan MUBA

TRIBUN SUMSEL/ARIEF BASUKI ROHEKAN
Psikolog Sumsel dari Universitas Bina Darma Palembang Mulia Marita Lasutri Tama M Psi mengomentari perihal adik tusuk kakak hingga tewas di Lalan MUBA 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rivan (27), warga Karang Agung Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin harus meregang nyawa usai ditusuk oleh adik kandungnya sendiri berinisial AL (15), hanya karena perkara sepele bisa disebabkan beberapa faktor.

Psikolog Sumsel dari Universitas Bina Darma Palembang Mulia Marita Lasutri Tama M Psi mengomentari perihal adik tusuk kakak hingga tewas di Lalan MUBA.

Menurutnya, penyebab terjadinya pembunuhan dapat dijelaskan dari berbagai perspektif (Alam dan Ilyas, 2010).

"Perspektif pertama, dari kondisi lingkungan yakni pada kekuatan sosial yang menyebabkan seseorang melakukan tindak kriminal, cultural deviance atau penyimpangan sosial, dan kontrol sosial sebagai motivasi untuk melakukan tindak kejahatan yang menjadi bagian dari sebuah kelompok," kata Mulia, Senin (10/4/2023).

Perspektif kedua adalah kondisi biologis, menurutnya mengklasifikasikan kejahatan dalam empat hal, yakni born criminal yang berkonsep pada doktrin atavisme, insane criminal sebagai hasil dari perubahan pada otak yang menganggu kemampuan membedakan hal benar dan hal yang salah, occasional criminal berdasarkan pada pengalaman kejahatan yang terjadi secara terus menerus kemudian berpengaruh kepada kepribadiannya dan criminal of passion dimana perilaku yang timbul karena marah, cinta dan harga diri.

"Dari perspektif psikologi sendiri tindak kejahatan dapat dipahami melalui masa lalu dari pelaku, kejahatan sendiri merupakan bagian dari representasi dari konflik seseorang, " ucapnya.

Baca juga: Viral Pemotor Bayar Denda Rp 150 Ribu di Pos Polantas Cinde Palembang, Kasatlantas Angkat Bicara

Selain itu, tindak pembunuhan yang dilakukan oleh anak bisa diakibatkan peran orang tua yang tidak berfungsi dengan baik, pendidikan budi pekerti yang kurang maksimal(Nugraha, 2019).

"Peran orang tua yang kurang maksimal, bisa berupa ketidaklengkapan orang tua karena broken home, ditinggal kerja di luar daerah yang kemudian membuat kelekatan, dan perhatian dari orang tua kepada anak tidak terpenuhi sehingga anak akan kesulitan mengembangkan kepercayaan dan kenyamanannya, " paparnya.

Ditambahkan Mulia, dengan begitu anak kemudian akan memiliki kekhawatiran berlebih, kecurigaan dan ketakutan (Santrock, 2016).

Penyebab lain seorang anak melakukan tindak kejahatan, adalah stressor sosial, keadaan ekonomi rendah. Keadaan ekonomi rendah dimana pendapatan yang rendah, sumber mata pencaharian yang tidak pasti, tempat pekerjaan di luar daerah dan jenis pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik.

"Kondisi ekonomi yang rendah cenderung akan menimbulkan kekerasan dan pembunuhan melalui efek acquistive crime(Rosenfeld, 2009). Kemudian selain faktor ekonomi kurangnya pengendalian diri dalam regresi dan lingkungan sosial dengan kekerasan tinggi atau menormalisir kekerasan (Aranda, 2020), " tandasnya.

Diungkapkan Mulia, kasus pembunuhan di antaranya adalah kasus pembunuhan yang direncanakan (planned murder) biasanya individu yang melakukannya terlebih dahulu mengetahui calon korbannya, sedangkan untuk kasus tindak pembunuhan tidak berencana (unplanned murder) terdapat konflik emosional pada pelaku dan individu sebagai korban maka terjadi pembunuhan(Dariyo, 2013).

Pengambilan keputusan pada tindak pembunuhan tidak berencana, terjadi karena emosi sesaat sebagai keadaan panas (hot state), pembunuhan juga terjadi begitu saja sebagai konsekuensi berlalunya waktu (spur of the moment) dan nafsu yang panas (heat of passion)sehingga seseorang akan mengalami kesulitan untuk berpikir sebab akibat yang dimunculkan dari perilakunya (Higgins, 2007).

"Keadaan panas ini bisa dipicu oleh kekecewaan, marah, dan harga diri yang terancam, " capnya.

Selain itu, teori behavioral menjelaskan bahwa agresi diinisiasikan oleh keadaan frustasi. John Dollard menjelaskan hipotesis frustasi-agresi yang isinya adalah frustasi akan muncul jika ada keadaan internal, dan eksternal individu mengganggu respons dan tujuan yang diinginkan kemudian keadaan tersebut akan meningkatkan agresivitas seseorang.

"Seiring berjalannya waktu teori frustasi agresi kemudian diperluas oleh psikolog sosial yang menyatakan bahwa agresi merupakan produk dari ketengangan. Ketegangan yang dimaksud adalah frustasi, kemarahan, dan kekecewaan). Sumber yang menjadi pemicu ketegangan stimuli negatif, dihapuskannya stimuli positif, presepsi ketidakadilan, dan kegagalan dalam mencapai sebuah tujuan, " paparnya.

Dilanjutjannya, dalam kasus anak atau remaja yg membunuh kakaknya tersebut teori behavior, adanya ketegangan yang terjadi antara dirinya dan kakaknya, sehingga timbulnya suatu kemarahan dan agresivitas, yang berujung kepada penusukan kakaknya.

"Oleh karena itu anak atau remaja yang terlibat dalam kasus hukum berhak mendapatkan perlindungan hukum, serta pembinaan - pembinaan untuk membantu mengembangkan kemampuannya ketika nanti kembali ke kehidupan masyarakat sosial. Baik itu pembinaan secara moral, psikologis dan juga kemampuan sosialnya sehingga ia dapat lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan sosialnya kelak," tukasnya.

Sebelumnya, aksi penusukan kakak kandung ini terjadi pada hari Sabtu (8/4/2023) sekitar pukul 03.00 WIB atau saat sahur di rumah keduanya di Karang Agung Kecamatan Lalan.

Awal mula peristiwa berdarah dua bersuara yang merupakan anak dari Ali (62) dan Rina (44) ini dipicu oleh hal sepele, dimana saat itu korban marah bahkan menampar pipi serta mencekik leher adiknya, yakni AL.

"Penyebabnya karena sang adik membeli mi goreng hanya satu bungkus. Saat dimarahi tersebut AL sedang mengiris bawang dan kangkung untuk dimasak," ujar Kapolsek lalan Iptu Hasurungan Hutajulu, Minggu (9/4/2023).

Mendapat perlakuan sedemikian rupa AL secara spontan langsung menusukan pisau yang dipegangnya ke tubuh korban. Tusukan pisau ini mengenai perut sebelah kiri, yang mengakibatkan korban jatuh pingsan.

"Korban dinyatakan meninggal dunia setelah tidak berapa lama dibawa ke klinik kesehatan PT BKI," terangnya.

Kini pihaknya sudah mengamankan AI beserta barang bukti berupa sebilah pisau dapur yang digunakan AI untuk menusuk kakaknya.

"Korban dan anak yang berkonflik dengan hukum tersebut adalah saudara kandung dan tinggal dalam satu rumah. Karena pelaku masiu dibawa umur kita masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut,"jelasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved