Berita Nasional

Sri Mulyani Diserang Pegawai Pajak Usai Tegas Melarang Hidup Mewah, Bandingkan Dengan Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani diserang pegawainya usai membubarkan klub motor gede (Moge) anggota Ditjen Pajak dan melarang pejabat hidup mewah...

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Slamet Teguh
instagram/smindrawati
Sri Mulyani Diserang Pegawai Pajak Usai Tegas Melarang Hidup Mewah, Bandingkan Dengan Bea Cukai 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani diserang pegawainya usai meminta membubarkan klub motor gede (Moge) anggota Ditjen Pajak dan melarang pegawai pajak hidup mewah.

Atas sikapnya tersebut, Sri Mulyani dianggap tidak adil dengan Ditjen Pajak dan lebih menganakemaskan Ditjen Bea Cukai.

Baca juga: Sri Mulyani Minta Klub Moge Belasting Ridjder Dibubarkan Imbas Dirjen Pajak Suryo Utomo Pamer Moge

Sebelumnya hal tersebut dilakukan Sri Mulyani akibat kasus anak Rafael Alun Trisambo yang menganiaya remaja dan memang kerap memamerkan harta sang ayah yang disebut mencapai 56 Miliar.

Kini Sri Mulyani justru diserang oleh pegawai pajak lantaran membuat pernyataan soal larangan bagi pejabat untuk hidup mewah dilansir dari akun instagram pribadinya @smindrawati, Senin (27/2/2023).

Dalam unggahan tersebut Sri Mulyani awalnya bertindak tegas membubarkan klub motor gede (Moge) yang ada di Ditjen Pajak.

Bahkan Sri Mulyani menyoroti asal uang untuk motor besar yang dimiliki para pejabat.

Sehingga meskipun uang tersebut benar adanya, Sri Mulyani tetap meminta klub Moge tersebut dibubarkan usai adanya kasus yang menyorot harta kekayaan sejumlah pejabat negara.

"Sudah Diverifikasi Beberapa hari ini beredar di berbagai Media cetak dan online foto dan berita Dirjen Pajak Suryo Utomo mengendarai Motor Gede (MoGe) bersama klub BlastingRijder DJP yaitu komunitas pegawai pajak yang menyukai naik motor besar.

Menyikapi pemberitaan tersebut, saya menyampaikan instruksi kepada Dirjen Pajak sebagai berikut:

1. Jelaskan dan sampaikan kepada masyarakat/publik mengenai jumlah Harta Kekayaan Dirjen Pajak dan dari mana sumbernya seperti yang dilaporkan pada LHKPN.

2. Meminta agar klub BlastingRijder DJP dibubarkan. Hobi dan gaya hidup mengendarai Moge - menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai DJP.

Bahkan apabila Moge tersebut diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi; mengendarai dan memamerkan Moge bagi Pejabat/Pegawai Pajak dan Kemenkeu telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik.

Ini mencederai kepercayaan masyarakat," tulis Sri Mulyani.

Sri Mulyani Bubarkan Klub Motor Moge Belasting Ridjder Imbas Dirjen Pajak Pamer Naik Moge usai kasus penganiayaan remaja anak petinggi Banser, Rafael Alun Trisambodo yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio.
Sri Mulyani Bubarkan Klub Motor Moge Belasting Ridjder Imbas Dirjen Pajak Pamer Naik Moge usai kasus penganiayaan remaja anak petinggi Banser, Rafael Alun Trisambodo yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio. (Kolase Tribun)

Sejumlah netizen yang mengaku sebagai pegawai pajak lantas menanggapi hal tersebut dengan beragam komentar.

Tak sedikit yang justru membanjiri instagram Sri Mulyani dengan komentar negatif atas keputusan tersebut.

Apalagi Sri Mulyani juga melarang keras pegawai pajak dan pemerintah untuk hidup mewah.

"Sudah dibakar sama masyarakat, dikasih minyak sama menteri sendiri. Kerja bagus bu menteri bea cukai," komentar @ptrw1319.

Netizen juga meminta agar Sri Mulyani tidak mengumbar hal tersebut ke publik karena akan membuat publik semakin tidak percaya dengan pegawai pajak.

"Mohon izin bu mungkin lebih bijak jika disampaikan di internal bu hal hal seperti ini. Bukannya meredakan malah semakin menambah persepsi lain. Saya rasa lebih elok dan bijak jika disampaikan melalui arahan internal. Kita SATU KEMENKEU selogan yang selalu di gaung gaungkan ayok kita lakukan bersama bu. Memperbaiki yang buruk bersama sama," komentar ghozie_f.

Baca juga: Jonathan Latumahina Ayah David Kantongi Bukti Kuat AGH Terlibat Penganiayaan Bersama Mario Dandy

Baca juga: Penyesalan Mario Dandy Usai Aniaya David, Ungkap Alasan Lakukan Pemukulan Hingga Korban Koma

Pegawai pajak lainnya juga tidak terima kena imbas dari kelakuan anak seorang pegawai pajak Rafael Alun Trisambodo.

"Bu.. ini yg bermasalah anak pegawai pajaknya bu... bukan pegawai pajaknya.. kami yg ga tau apa apa tiba tiba tertuduh dimana dimana bu... hidup mewah gimana bu ke kantor aja harus empet empetan naik kreta naik busway pulang malam lembur ini itu," abdulkh94

"Ibu, banyak sekali pegawai DJP yang bekerja secara jujur dan amanah disini. Banyak yang berjuang jauh dari keluarga untuk mengemban tugas ini. Jujur saya kecewa membaca postingan Ibu terkait hal ini yang bisa diselesaikan secara internal tanpa menggiring opini publik ke arah yang lebih negatif," komentar rhmnrhyuuu.

Sri Mulyani Minta Klub Moge Belasting Ridjder Dibubarkan

Sebelumnya, Sri Mulyani menyoroti petinggi pajak lainnya, yakni Dirjen Pajak Suryo Utomo lantaran diduga memiliki komunitas motor gede di kalangan korpsnya.

Imbas kasus tersebut, Sri Mulyani merasa gerah dengan tingkah para pejabat yang kerap memamerkan harta.

Dalam akun instagram komunitas yang beredar, Suryo nampak mengendarai motor tanpa mengenakan helm.

Foto Naik Moge Beredar, Nasib Dirjen Pajak Suryo Utomo Sri Mulyani Minta Hal Ini, Klub Motor Bubar
Foto Naik Moge Beredar, Nasib Dirjen Pajak Suryo Utomo Sri Mulyani Minta Hal Ini, Klub Motor Bubar (Kolase)

Sri Mulyani yang mengetahui hal tersebut langsung meminta klub moge DJP untuk dibubarkan.

Melansir Kompas, klub motor bernama Belasting Rijder yang menjadi wadah perkumpulan penyuka motor para pegawai DJP.

Bendahara negara itu bahkan memerintahkan langsung pembubaran klub motor Belasting Rijder.

Sri Mulyani mengaku terus memantau situasi pasca-terkuaknya fenomena gaya hidup mewah pegawai pajak.

Jika terus dibiarkan, maka bisa menggerus kepercayaan publik pada institusi DJP.

"Beberapa hari ini beredar di berbagai media cetak dan online foto dan berita Dirjen Pajak Suryo Utomo mengendarai motor gede (moge) bersama klub Belasting Rijder DJP yaitu komunitas pegawai pajak yang menyukai naik motor besar," tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya, Minggu (26/2/2023).

Melihat fenomena klub motor dengan unggahan tunggangan mewah sebagaimana diperlihatkan Dirjen Pajak Suryo Utomo, Sri Mulyani meminta anak buahnya menjelaskan soal asal muasal kekayaannya kepada publik.

"Menyikapi pemberitaan tersebut, saya menyampaikan instruksi kepada Dirjen Pajak sebagai berikut. Jelaskan dan sampaikan kepada masyarakat/publik mengenai jumlah harta kekayaan Dirjen Pajak dan dari mana sumbernya seperti yang dilaporkan pada LHKPN," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Sosok Ernie Meike Torondek Diduga Ibu Mario Dandy, Hobi Pamer Kemewahan di Sosmed, Terancam Bangkrut

Bahkan selain meminta Dirjen Pajak melakukan klarifikasi ke publik, Sri Mulyani juga menginstruksikan klub motor Belasting Rijder dibubarkan karena terindikasi menjadi cerminan gaya hidup berlebihan beberapa pegawai pajak.

"Meminta agar klub BlastingRijder DJP dibubarkan. Hobi dan gaya hidup mengendarai moge menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai DJP," tegas Sri Mulyani.

Alasan Sri Mulyani Copot Rafael Alun Trisambodo Ayah Mario Dandy dari Jabatannya di Ditjen Pajak
Alasan Sri Mulyani Copot Rafael Alun Trisambodo Ayah Mario Dandy dari Jabatannya di Ditjen Pajak (Kolase Tribun)

Selain itu ia juga menyebut meskipun moge maupun aset lainnya didapatkan dengan cara yang halal sekalipun, sebagai PNS DJP, sebaiknya hal-hal berbau mewah tersebut tak dipertontonkan ke masyarakat yang jadi pembayar pajak.

"Bahkan apabila moge tersebut diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi, mengendarai dan memamerkan moge bagi pejabat/pegawai Pajak dan Kemenkeu telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik," ungkap Sri Mulyani.

Dirinya berkali-kali menegaskan, pegawai DJP maupun keluarganya dilarang mempertontonkan gaya hidup mewah, karena bisa mencedarai rakyat yang menggaji mereka dengan nominal sangat tinggi.

"Ini mencederai kepercayaan masyarakat," ungkap Sri Mulyani.

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved