Jari Bayi Terpotong Gunting di Palembang

Kondisi Sebenarnya Jari Bayi Terpotong di Palembang, Pihak RS: Hanya Sedikit Putus, Sudah Dioperasi

Klarifikasi pihak manajemen RS Muhamadiyah Palembang akhirnya angkat bicara terkait kejadian jari bayi yang terpotong oleh perawat.

Youtube/dr. Richard Lee, MARS
Klarifikasi pihak manajemen RS Muhamadiyah Palembang akhirnya angkat bicara terkait kejadian jari bayi yang terpotong oleh perawat saat mengganti selang infus. 

Atas kejadian itu pula, pihak manajemen berharap orang tua bayi yang bernama Arumi ini membuka pintu maaf terhadap perawat berinisial DN.

"Harapan kami apa yang telah kami lakukan ini kami mohon maaf atas kejadian yang tidak diharapkan ini," terangnya.

"RS Muhammadiyah akan bertanggung jawab hingga sembuh, kami juga sudah menunjukkan itikad baik kami." pungkasnya.

Kronologi Jari Bayi Putus di Palembang Perawat Ingin Ganti Selang Infus yang Tersumbat Pakai Gunting
Kronologi Jari Bayi Putus di Palembang Perawat Ingin Ganti Selang Infus yang Tersumbat Pakai Gunting (Kolase Tribunsumsel.com)

Ibu Bayi Korban Ditemui Dr Richard Lee Bahas Soal Itikad Baik Perawat

Baru-baru ini dalam tayangan Youtube dr Richard Lee, ahli kecantikan ini akhirnya langsung berkunjung ke RS menemui korban bayi tersebut.

"Hai semuanya saya lagi dengan keluarga pasien dan pasien yang lagi viral banget yang katanya ada dugaan mal praktik sehingga jari kelingkingnya terputus," ungkap Richard Lee.

Dalam tayangan video itu terlihat dr Richard Lee tengah berbincang dengan kedua orang tua bayi tersebut.

Ibu bayi tersebut diketahui bernama Sri Wahyuni, sementara sang ayah bernama Suparman.

Pihak korban menjelaskan alasannya melaporkan perawat ke pihak yang berwajib karena di awal tidak ada itikad baik untuk menemui korban.

"Sudah melapor ke Polda karena pihak dari keluarga pelaku gak ada itikad baik untuk menemui saya," jelas ibu korban.

Padahal sebelum melanjutkan ke jalur hukum, pihak korban ini menunggu itikad baik korban namun tidak ada, hanya saja pihak rumah sakit yang ingin bertanggung jawab.

"Gak ada komunikasi sama sekali, padahal kami menunggu itikad baiknya, yang ada pihak rumah sakit," terangnya.

Lebih lanjut dijelaskan Sri Wahyuni bahwa perawat ini malah menunggu korban untuk menemuinya.

Sementara yang diharapkan Sri seharusnya perawat yang bernisial DN ini yang menemui korban bukan sebaliknya.

"Kalau pihak rumah sakit bertanggung jawab, tapi si perawat ini malah si korban mau nemui dia bukan dia mau menemui kita," jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved