Berita Prabumulih

Puluhan Warga Lokal Demo di Pertamina Prabumulih, Ajukan Beberapa Tuntutan

Puluhan warga lokal tergabung dalam Gerakan Masyarakat Prabumulih Bersatu (GMPB) demo di Pertamina Prabumulih.

Penulis: Edison | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EDISON
Puluhan warga lokal tergabung dalam Gerakan Masyarakat Prabumulih Bersatu (GMPB) demo di Pertamina Prabumulih. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Puluhan warga lokal tergabung dalam Gerakan Masyarakat Prabumulih Bersatu (GMPB) demo di Pertamina Prabumulih, Rabu (18/1/2023).

Massa sekitar 50 orang berunjukrasa di depan gedung PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih.

Sebanyak 10 orang perwakilan warga melakukan mediasi dengan pihak perusahaan.

Dalam mediasi itu perwakilan menyampaikan beberapa hal kepada pihak perusahaan.

Beberapa poin yang disampaikan diantaranya pendemo meminta tenaga kerja warga kota Prabumulih khususnya di ring satu operasional Pertamina agar dipekerjakan.

Para pendemo tidak meminta agar warga Prabumulih dijadikan karyawan namun dipekerjakan khususnya di pekerjaan non skill dan bukan membawa dari luar kota.

Baca juga: Harga Sawit Sumsel Periode 2 Januari 2023 Turun Rp 2,78 per Kg, Ini Faktor Penyebab

Selain itu dalam perekrutan pekerja di Pertamina diduga adanya money politik dan nepotisme sehingga yang memiliki link serta uang yang bisa masuk bekerja di Pertamina.

"Kami meminta warga Prabumulih ring 1 dipekerjakan, bukan malah merekrut dari luar," ungkap Agus Sanjaya yang merupakan ketua LSM GMPB dalam mediasi.

Agus menegaskan untuk itu pihaknya menuntut agar memberikan 50 pekerjaan untuk masyarakat kota Prabumulih yang tergabung dalam GMPB.

"Kami minta 50 pekerjaan, jika tidak maka kami akan melakukan aksi demo dengan massa yang lebih besar," bebernya.

Ditambahkan penasehat GMPB, Rifky Badai jika pihaknya membutuhkan solusi dan jawaban dari pihak Pertamina. "Pertamina ini memang membutuhkan orang-orang pintar dan memiliki skill tapi untuk pekerjaan sopir, petugas security dan lainnya bisa merekrut dari warga lokal tanpa harus dari luar," tegasnya.

Bahkan kata Pria yang juga ketua Pemuda Pancasila Prabumulih itu, informasi dihimpun pihaknya diketahui untuk menjadi sopir saja di Pertamina diduga membutuhkan Rp 200 juta, begitu juga security dan lainnya.

"Ini dikeluhkan warga, selain itu dalam perekrutan pegawai di Pertamina kesannya ditutup-tutupi, ini diduga yang punya duit dan link saja bisa masuk Pertamina," bebernya.

Sementara Susanto, perwakilan lainnya mengaku dirinya sudah sering mengikuti pendaftaran penerimaan pegawai non skill dan dirinya selalu tersingkir dengan calon lain yang memiliki orang dalam.

"Saya sudah sering tapi lagi-lagi gagal karena link orang dalam dan uang, ada banyak juga contohnya pekerja yang tanpa ada penerimaan jelas tau-tau sudah jadi pekerja, ini tidak adil bagi kami masyarakat ring 1," katanya kesal.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved