Berita Nasional
Penjelasan Polisi Soal Santri di Kuningan Meninggal Diduga Karena Dikeroyok Senior Pesantren
santri bernama DVN (15) dikabarkan meninggal dunia usai mengalami kekerasan di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Nusaherang.
Soal hasil autopsi, dia menyebut di sekujur jasad korban itu terdapat luka lebam di bagian belakang alias punggung dan di depan, persis sekitar dada korban.
"Dugaan jelas penganiayaan, tapi gak tahu bisa mengalami luka itu akibat benturan atau pukulan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kabar duka terjadi di kalangan santri di Kuningan.
Seorang santri Pondok Pesantren di Kecamatan Nusaherang meninggal akibat dugaan pengeroyokan senior alias kakak tingkat kelas.
Menurut informasi yang terhimpun, meninggalnya santri yang juga warga Desa Kadugede itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam.
Namun sebelum menghembuskan napas terakhir, santri yang diduga kena sasaran bogem mentah oleh dua orang kakak kelas itu sempat dilarikan ke klinik daerah setempat.
Korban diketahui bernama Valentino Nugroho yang akrab disapa Opik (15).
Kemudian, korban terbilang masih di duduk di kelas 2 MTs lingkungan ponpes setempat.
"Soal informasi ada santri meninggal benar. Tapi gak tahu akibatnya, hanya selentingan korban meninggal akibat penganiayaan kakak kelasnya," kata Dede (41), warga setempat, saat di tanya di lokasi lingkungan Ponpes setempat, Senin (21/11/2022).
Hal sama di katakan Tedi (35), juga warga setempat, kejadian semalam sempat menghebohkan warga sekitar.
"Iya semalam, banyak mobil polisi lewat. Pas saya ikuti ke lingkungan ponpes tersebut," katanya.
Kapolres Kuningan AKBP Dhany Aryanda saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Namun ia minta menanyakan langsung ke Kasat Reskrim Polres Kuningan. "Sementara ke Kasat langsung ya," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
