Breaking News

Berita Nasional

Penjelasan Polisi Soal Santri di Kuningan Meninggal Diduga Karena Dikeroyok Senior Pesantren

santri bernama DVN (15) dikabarkan meninggal dunia usai mengalami kekerasan di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Nusaherang.

Editor: Slamet Teguh
NST
Penjelasan Polisi Soal Santri di Kuningan Meninggal Diduga Karena Dikeroyok Senior Pesantren 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNSUMSEL.COM, KUNINGAN - Kasus tewasnya santri di sebuah pondok pesantren karena kekerasan kini kembali terjadi di Indonesia.

Yang terbaru, santri bernama DVN (15) dikabarkan meninggal dunia usai mengalami kekerasan di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Nusaherang.

DVN dikabarkan meninggal diduga karena dikeroyok oleh seniornya di pesantren.

Kini meninggalnya santri di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Nusaherang, yang masuk pembinaan wilayah hukum Polsek Kadigede, mendapat tanggapan dari Kapolsek AKP M Faisal.

"Mengenai kejadian di lingkungan pondok pesantren itu semua sudah menjadi penanganan Satuan Reskrim Polres Kuningan," ujar Kapolsek Kadugede AKP M Faisal saat di hubungi ponselnya, Senin (21/11/2022).

Keluarga korban kematian santri yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren di Kecamatan Nusaherang berharap lembaga pendidikan tersebut bertanggung jawab atas peristiwa perampasan nyawa atas nama DVN (15), warga Kecamatan Kadugede.

Hal itu dikatakan Suhanan (42), yang juga kerabat korban, saat ditemui di rumah duka, Senin (21/11/2022).

Suhanan menceritakan, tragedi kematian yang melibatkan keponakannya tentu menjadi penyesalan cukup mendalam.

Pasalnya, jenazah korban saat diserahterimakan itu tidak ada perwakilan dari lembaga pendidikan tersebut.

"Terlepas dengan kejadian kematian anak kami, kami hanya ingin pertanggungjawaban dari pihak yayasan atau lembaga pendidikan ponpes," katanya.

Baca juga: Menteri Agama Sebut Bakal Segera Beri Sanksi Pesantren Gontor Usai Ada Santrinya yang Tewas Dianiaya

Baca juga: Tangis Ibu Santri Dianiaya Senior di Ponpes Izzatuna Palembang: Saya Mohon Keadilan

Mengenai jasad korban, Suhanan mengklaim bahwa semua sudah dilakukan penanganan petugas kepolisian.

"Sejak terjadinya insiden dugaan perampasan nyawa anak kami, polisi sudah melakukan penanganan dan mendatangi lingkungan ponpes tersebut," katanya.

Tidak hanya itu, kata Suhanan, jenazah korban pun mendapat penanganan dari petugas medis RSUD 45 Kuningan.

"Ya, kejadian kematian korban. Ini sudah dilakukan pemeriksaan sebab kematian bagaimana karena tim medis dengan petugas kepolisian juga telah melakukan autopsi jasad korban," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved