Berita Nasional

Menteri Agama Sebut Bakal Segera Beri Sanksi Pesantren Gontor Usai Ada Santrinya yang Tewas Dianiaya

Menag mengatakan setiap kejadian kekerasan, pelecehan, perundungan, atau apapun yang pertama harus diberi sanksi yaitu pelakunya.

Editor: Slamet Teguh
TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Pasangan suami istri, Soimah dan Rusdi ziarah ke makam putranya AM (17) santri Gontor yang meninggal diduga dianiaya, Rabu (7/9/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Nama Pesantren Gontor kini tengah ramai menjadi perhatian publik.

Hal tersebut tak lepas karena kasus penganiayaan yang menyebabkan santrinya meninggal dunia.

Sejumlah pejabat publikpun ikut berkomentar terkait hal ini.

Kini yang terbaru, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas angkat bicara terkait kasus penganiayaan di Pesantren Gontor yang menyebabkan salah satu santrinya meninggal.

Menag mengatakan setiap kejadian kekerasan, pelecehan, perundungan, atau apapun yang pertama harus diberi sanksi yaitu pelakunya.

“Pelanggaran norma hukum ya di dalam pesantren atau lembaga pendidikan manapun, yang pertama yang harus diberikan sanksi itu tentu pelakunya. Pelakunya harus diberi sanksi karena itu jelas pelanggaran terhadap hukum,” kata Menag di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Selain itu, kata Menag, yang harus ditelusuri apakah lembaga pendidikan atau pesantren tersebut lalai sehingga peristiwa pelanggaran hukum tersebut terjadi.

Apabila lalai atau bahkan sistematis sehingga peristiwa tersebut terjadi maka pihaknya akan memberikan sanksi kepada pesantren tersebut.

“Kalau memang sistematis, disengaja, sehingga anak-anak bisa diperlakukan demgan bebas seperti itu gitu ya, tentu kita akan berikan sanksi, manapun itu, lembaga pendidikan manapun selama di bawah Kementerian Agama, saya kira itu prinsip dasarnya di kementerian begitu,” katanya.

Baca juga: Autopsi Santri Gontor, Polisi Ungkap 2 Terduga Pelaku Penganiayaan AM Santri Gontor Asal Palembang

Baca juga: Proses Otopsi Jenazah AM Santri Gontor Meninggal Asal Palembang, Autopsi Santri Gontor Tertutup

Sebelumnya seorang Ibu asal Palembang bernama Soimah akhir-akhir ini menjadi sorotan publik lantaran mengadu di media sosial bahwa anaknya yang berinisial AM dan berusia 17 tahun meninggal tidak wajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Awalnya AM disebutkan tewas karena kelelahan saat mengikuti kegiatan di pondok pesantren yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur itu.

Namun belakangan terungkap, korban tewas lantaran dianiaya.

Indikasi tindak kekerasan diperkuat saat keluarga sempat melihat kain kafan yang dipakaikan ke jenazah korban berlumuran darah.

Sehingga perlu diganti sebanyak dua kali sebelum akhirnya dimakamkan.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved