Berita Muratara
Kader PDIP Tak Gentar, Bupati Muratara Ditantang Debat Terbuka oleh Anggota DPRD
Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), Devi Suhartoni ditantang debat terbuka oleh anggota DPRD setempat dari Partai Demokrat, Amri Sudaryono.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Menurut Devi, sebetulnya apa yang dilakukannya sebagai bupati adalah bagian dari mendengarkan aspirasi masyarakat yang disampaikan oleh wakilnya di DPRD beberapa waktu lalu.
Soal jalan umum yang dilewati angkutan batubara, lanjut Devi, telah ramai pemberitaan di media massa maupun medsos bahwa ada anggota DPRD Muratara mengajak menutup aktivitas tersebut.
"Nah itu saya tampung, sebagai kepala daerah tentunya harus mendengarkan aspirasinya dong. Nah sekarang sopir, tukang tambal ban, pemilik warung, penjual BBM marah, kenapa saya yang jadi masalah," katanya.
"Saya kaget saja, yang protes para sopir angkutan batubara, kok saya yang ditantang debat. Seharusnya DPRD yang menanggapi aspirasi mereka (sopir), kan itu bagian dari aspirasi masyarakat melalui wakilnya di DPRD," tambah Devi.
Ia melanjutkan, tugasnya sebagai kepala daerah adalah mengayomi, mendengar dan memberi pemahaman kedamaian, serta keteraturan dalam kehidupan yang penuh aturan dari sisi pemerintahan.
"Betul juga kata Pak Amri, kalau saya memang basicnya dari bekerja di tambang, dari itulah juga kadang saya kangen kehidupan tambang, mungkin masih ada ilmu saya lama terhadap pertambangan baik dari sisi teknis dan sosial ekonomi tambang yang nantinya bisa dijadikan bahan untuk menyelesaikan persoalan ini, makanya saya terima tantangan Pak Amri," katanya.
Baca juga: Warga di Muratara Berlomba Tanam Sawit, Bupati Bayangkan Bila Tak Ada Lagi Petani Padi
Ia menerangkan, sebagai kepala daerah ia sebenarnya tidak ada kewenangan terhadap tambang karena semua legalisasi ada di pemerintah pusat.
Menurut dia, pemerintah daerah hanya mempunyai kewenangan berkoordinasi ke pemerintah provinsi dan pusat, memastikan manfaat rakyat untuk hidup dalam keteraturan pemerintahan, dan memastikan dampak sosialnya tidak negatif.
"Intinya saya bekerja untuk negara, karena saya digaji oleh negara untuk mendapat pajak, royalti dan kesempatan orang kerja. Terus juga menolong BUMN yang butuh batubara Muratara, sehingga Muratara makin terkenal dan BUMN kita seperti Semen Padang dan PLN terus beroperasi dengan pasokan batubara dari kita dengan biaya murah," katanya.