Corona di Sumsel

Varian Omicron Penularan 3-6 Kali Lebih Cepat, Ahli Mikrobiologi Prof Yuwono: Jangan Panik

Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono M Biomed, memang Omicorn lebih banyak menyerang pada usia produktif atau yang aktif, termasuk para pelajar.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA TRISNAWATI
Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono M Biomed menjelaskan varian omicron lebih cepat 3-6 kali penularannya, tetapi masyarakat diharap jangan panik. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) terus bertambah, bahkan pada 8 Februari bertambah 361 kasus dan pada 9 Februari bertambah 305 kasus baru, sehingga saat ini ada ribuan kasus aktif di Sumsel.

Menurut Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono M Biomed, memang Omicorn lebih banyak menyerang pada usia produktif atau yang aktif, termasuk para pelajar.

"Varian Omicron ini kecepatan penularannya bisa 3-6 kali lebih tinggi ketimbang delta. Jadi wajar kalau bertambah dan terus bertambah, karena memang penyebarannya cepat," kata Professor Yuwono, Rabu (9/2/2022)

Professor Yuwono yang juga sebagai Direktur Utama PT. Graha Pusri Medika (GPM) mengatakan, hanya saja yang perlu dicatat kondisinya itu yang seperti apa, kalau Omicron biasanya ringan sampai sedang.

"Intinya tracing, maka lakukan tracing. Yang sehat yang bersekolah, dan yang sehat yang bekerja itu tetap. Sesuai arahan Pemerintah dan gubernur juga, bahwa tidak ada pembatasan dalam artikata yang sempit, tapi adanya kewaspadaan untuk lebih baik," katanya.

Menurutnya, kalau yang positif ya istirahat, jangan karena tidak bergejala dan sehat jadi beraktivitas. Jadi kalau positif harus tetap istirahat. Seperti di RS Pusri dari pemeriksaan 100 sampel yang positif ada 40.

Itu mirip bulan Juni tahun lalu, ketika lagi tinggi-tingginya. Dimana hampir separuh yang diperiksa itu positif, nah polanya saat ini sedang seperti ini. Tapi untuk Omicron ini untuk siklus tinggi hanya akan bertahan kisaran satu bulanan.

"Jadi yang harus disikapi itu tetap jaga imunitas dan kewaspadaan kita, tapi tetap saja aktivitas belajar, bekerja dan berbisnis berjalan. Sebab keberlangsungan kehidupan juga penting saat ini," katanya.

Baca juga: Tambah 6 Pasien Baru Isoman, Wisma Atlet JSC Palembang Siapkan 500 Bed, Antisipasi Lonjakan Covid

Sementara itu apa kasus aktif dan apa kasus non aktif? Menurut Professor Yuwono, kasus aktif adalah kasus yang belum dinyatakan negatif. Setelah dia positif sampai nantinya akhirnya dia dinyatakan negatif.

Kasus aktif dibagi dua, kasus aktif yang butuh penanganan di rumah sakit dan kasus aktif yang tidak butuh penanganan di rumah sakit. Ternyata yang butuh penanganan di rumah sakit untuk saat ini tak sampai 10 persen, jadi sekitar 7-8 persen yang butuh penanganan di rumah sakit. Kemudian kasus close kasus itu juga ada dua yaitu yang meninggal dan yang sudah sembuh.

Maka imbauan kepada masyarakat jangan berpikir negatif dan jangan ketakutan. Maka tetap tenang dengan pemahaman yang ada, dan terus belajar.

Kemudian tetap jaga imunitas seperti tidur cukup, cukup gerak, enakan makan dan positif thinking. Lalu kalau layak vaksin ya divakasin, supaya ada tambahan imunitas. Tetap semangat belajar juga untuk menambah informasi.

Lalu yang jadi amanah seperti pekerjaan dan bisnis tetap ditekuni dengan baik, agar tidak terus menerus ada kabar ini itu jadi panik.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved