Cerita Pedagang Keliling Disabilitas di OKU Timur, Tetap Semangat Meski Kadang Dapat Rp 10 Ribu

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Tidak kenal kata menyerah, itulah kata yang cocok disematkan pada Efendi.

Kondisi fisik pria 37 tahun itu sudah tidak sempurna, dokter terpaksa melakukan amputasi terhadap tangan kanannya akibat kecelakaan yang ia alami di Tanjung Karang pada tahun 1999 yang silam.

Ia bersama istri tercinta tinggal menumpang di tempat saudaranya yang berada di Gang Abadi Martapura, OKU Timur.

Efendi berjualan keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Barang yang dijual cukup beragam, mulai dari kanebo, ikat pinggang, dompet hingga pengharum ruangan.

Semuanya ia masukan ke dalam dua tas, satu dibawah di bahu kiri dan yang lain di tangan kiri.

Saat dijumpai Tribun Sumsel, ia terlihat sedang menawarkan daganganya kepada orang-orang yang berada di sekitar Pom Bensin Kotabaru, Martapura, OKU Timur, Jumat (4/2/2022).

Ternyata ia sudah berprofesi sebagai pedagang sejak 14 tahun yang lalu, banyak kisah suka dan duka yang sudah ia lewati.

Ia berangkat dari rumah saat pagi sekitar pukul 06.00 WIB dan pulang kerumah di saat sore menjelang magrib.

"Kalo capek siang hari biasanya saya pulang dulu ke rumah, lalu sekitar pukul 14.00 WIB saya keluar lagi," ujar Efendi.

Penghasilan yang ia dapatkan sehari-hari juga tidak menentu, paling besar ia dapat yang Rp 120 ribu.

"Pernah Rp 60 ribu, kadang cuma dapat Rp 10 ribu tapi saya tidak patah semangat," ujarnya sambil tersenyum.

Baca juga: Jangan Sekadar Pagi Nunggu Sore, Pesan Bupati Enos Pengangkatan PNS OKU Timur Formasi 2019/2020

Posisi ia berjualan biasanya berkeliling pindah-pindah tempat.

"Pasar Tradisional, Pom Bensin Kotabaru, dan Kalangan," tutupnya.