Calon Terkuat Panglima TNI
Pengamat : Berdasarkan UU, Harusnya Laksamana Yudo Jadi Panglima TNI Bukan Jenderal Andika
Laksamana Yudo Margono bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan purna tugas pada November 2021 ini.
TRIBUNSUMSEL.COM - Teka-teki siapa Panglima TNI selanjutnya masih misteri.
Ada dua kandidat yang bakal mengisi pos tersebut.
Selain Jenderal Andika nama Laksamana Yudo paling kuat.
Pengamat politik dari Universitas 17 Agustus 45 (Untag) Jakarta, Fernando Ersento Maraden Sitorus meyakini Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan purna tugas pada November 2021 ini.
Dia mengatakan, jika dipilih jadi Panglima TNI, pelantikan Yudo Margono sebagai Panglima TNI tidak satu paket dengan reshuffle kabinet.
Fernando memaparkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai orang yang taat kepada UU tentu akan tunduk pada ketentuan yang diatur dalam UU TNI.
"Berdasarkan UU TNI, kali ini matra AL berkesempatan mengisi posisi Panglima TNI. Selain itu Presiden Jokowi juga berkepentingan untuk menjaga soliditas dukungan TNI," jelasnya.
Jenderal Andika Perkasa yang sangat memahami UU, diyakini Fernando, juga akan menerima matra AL untuk mengisi posisi Panglima TNI.
Dia memprediksi Presiden Jokowi akan mempercayakan kepada Jenderal Andika untuk memimpin Badan Intelijen Negara (BIN). Sementara Budi Gunawan, yang memiliki peran penting terhadap pemerintahan Jokowi diprediksi akan memimpin Menkopolhukam menggantikan Mahfud MD.
"Saya yakin Presiden Jokowi akan taat kepada konstitusi dalam hal ini UU TNI. Selain itu Jokowi tidak ingin dianggap gagal membangun soliditas di TNI karena menganakemaskan matra AD dan menganaktirikan matra lain," tegasnya.
Direktur Rumah Politik (RoI) Indonesia ini menegaskan optimistis dirinya Yudo Margono bakal terpilih karena pemerintahan Jokowi yang menghadapi banyak tantangan sangat menginginkan dukungan yang solid dari TNI.
Apalagi Presiden Jokowi juga tentunya sudah memiliki rekam jejak Yudo Margono secara utuh sejak diajukan oleh Panglima TNI menjadi KSAL.
"Jadi Presiden Jokowi memiliki alasan yang kuat untuk memilih Yudo sebagai prajurit yang loyal terhadap pemerintah dan negara," tegasnya.
Yudo, sambung Fernando, yang berasal dari matra AL juga akan lebih mengerti untuk pengamanan perbatasan negara secara khusus wilayah laut. Selama ini laut Indonesia sering disusupi kapal asing secara ilegal. Oleh karena itu masuknya kapal asing secara ilegal jangan sampai terulang kembali di masa kepemimpinan Yudo.
"Yudo harus melepaskan diri dari kepentingan partai politik apapun termasuk partai penguasa. Akan lebih terhormat dipecat karena untuk kepentingan bangsa dan negara daripada terus menjabat hanya untuk berkhianat terhadap institunsinya, bangsa dan negara," ucapnya.