Berita Regional
Kisah Bocah 3 Tahun Hobi Makan Tanah dan Serpihan Tembok, Katanya Enak, Nangis saat Dilarang
Bocah usia 3 tahun punya hobi makan tanah dan serpihan tembok di Tegal. Menangis saat dilarang
Dia kerap memperbaiki barang-barang elektronik. Namun, kata Umrotun, penghasilan yang didapat suaminya tak menentu.
"Penghasilan memang tidak menentu. Kalau ada orang yang datang mau servis baru dapat uang. Paling Rp 10.000 sampai Rp 25.000," sebut Umrotun.
Terkait kebiasaan anaknya, Umrotun sudah pernah menegur VF.
Akan tetapi, sewaktu tidak diawasi, bocah tersebut kembali melakukannya.
"Katanya enak. Kalau main di luar, juga tanah yang dimakan. Dan kalau dilarang dia nangis. Akhirnya keterusan sampai sekarang," beber Umrotun.
Usai makan tanah, VF disebut kerap mengalami sakit perut.
Tak punya cukup biaya, Umrotun pun hanya memberikan obat berupa puyer untuk meredam rasa sakit VF.
Selama ini, Umrotun dan Camyo belum pernah membawa VF ke dokter, baik itu untuk sekadar berkonsultasi soal kebiasaan VF, maupun mengobati sakit perut anaknya.
"Kalau anak saya ngeluh sakit perut paling saya beri obat puyer," kata Umrotun.
Baca juga: Kisah Wanita Akhirnya Hamil setelah 7 Tahun Menikah dan Kumpulkan 30 Test Pack Selama 7 Tahun
Tim Dokter Periksa Bocah Pemakan Tanah
Dinas Kesehatan Kota Tegal bersama Puskesmas Debonglor, mendatangi kediaman balita yang doyan makan tanah dan serpihan pasir dari tembok, Senin (13/9/2021).
Kepala Puskesmas Debonglor, dr Fikrie El Mujahid menjelaskan, kebiasaan makan tidak wajar yang dialami balita VF tersebut bernama Pica.
Gangguan makan terhadap makanan yang bukan makanan atau tidak memiliki nilai gizi.
Penyebabnya bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalkan karena tidak ada pilihan makanan atau karena ada keterbatasan mental.
"Bisa jadi karena tidak ada pilihan makanan yang tersedia. Karena usia tersebut, fase-fase oralnya masih tinggi. Apa saja inginnya dimakan," jelas Fikrie kepada tribunjateng.com.