Akidi Tio Sumbang Rp 2 Triliun ke Sumsel
Bamsoet : Akidi Tio Punya Kelenteng di 10 Ulu dan Beberapa Tempat di Palembang
Akidi Tio disebut Bamsoet memiliki kelenteng di 10 Ulu Palembang dan beberapa tempat lainnya di Palembang
Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Teka-teki usaha Akidi Tio perlahan terungkap.
Banyak yang dibuat penasaran dengan sosok pengusaha Akidi Tio, penyumbang Rp2 Triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.
Dari usaha kecap hingga tambang batu dolomit dijalankan oleh pengusaha asal Langsa, Aceh.
Tak hanya itu, Akidi Tio disebut memiliki kelenteng di Palembang.
Semua itu diungkap oleh Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo melalui Instagram pribadinya, Kamis (29/7/2021).
Dalam akun Instagram pribadinya, Bamsoet mengunggah video Reels Instagram dengan foto seorang pria.
Dalam Reels tersebut ada lagu Yuni Shara yang diputar dengan judul 'Tuhan Jagakan Dia'.
Menurut Bambang, sosok Akidi Tio menjadi sosok yang patut ditiru terkait kedermawanannya.
Bambang menyebutkan, Akidi Tio pernah hidup di Palembang mulai dengan usaha kecap, lalu punya pabrik kecap.
Baca juga: Sosok Akidi Tio Versi Bamsoet, Pernah Berjanji ke Thong Ju hingga Buktikan Lewat Wasiat Anak Cucu
Tak hanya itu, Akidi pula disebut juga yang memiliki Kelenteng di 10 Ulu dan beberapa tempat di Palembang.
Akidi Tio pula dia disebut punya Cipta Futura Sawit di Muara Enim.
"Sejak dulu dia hidup di keluarga Thong Ju, China Palembang yang kaya era Soekarno, pamannya Menteri Perdagangan Singapore," kata Bambang dikutip dari Instagramnya bambang.soesatyo, Jumat (30/7/2021).
Bambang melanjutkan, Akidi Tio pernah bersumpah kepada Thong Ju jika dirinya kaya, akan memberikan sumbangan ke rakyat Palembang.
Baca juga: Catatan Dahlan Iskan Soal Akidi Tio Sumbang Rp2 T : Saya Malu Kalau Pakai Baju Bagus di Depan Mereka

"Terbukti janjinya melalui wasiat anak cucunya," tulisnya lagi.
Tak hanya pabrik kecap, lanjut Bambang, Akidi Tio juga pengusaha tambang batu dolomit bahan pembuat pupuk.
"Ternyata dialah penyumbang terbesar di Sumsel dan Indonesia, baik itu panti asuhan yatim, orang cacat, buta dan lain-lain. Selalu pake no name atau Hamba ALLAH,"