Siapa Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca, Dapat Standing Ovation di Wimbledon, Ini Profilnya
Inilah Sarah Gilbert, penemu vaksin AstraZeneca dan enggan ambil hak paten penuh agar harga vaksin murah
Keputusan ini berdampak pada harga vaksin AstraZeneca yang lebih murah dari kompetitor mereka.
Mengutip artikel Kompas.com pada 12 Desember 2020, berikut adalah perbandingan kisaran harga-harga vaksin virus corona per dosis yang kini telah digunakan.
Oxford-AstraZeneca: Rp 56.000 per dosis
Johnson & Johnson dan Sputnik V: Rp 141.000 Sinovac: Rp 200.000 per dosis
Novavax: Rp 226.000 per dosis
Pfizer-BioNTech: Rp 283.000 per dosis
Moderna: Rp 526.000 per dosis
Meski yang termurah, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi, termasuk mencegah infeksi Covid-19 varian Delta hingga 92 persen.
Lebih dari 600 juta dosis vaksin AstraZeneca telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia, termasuk 100 negara lebih yang tergabung dalam COVAX.
Sekilas tentang Sarah Gilbert
Ibu tiga anak tersebut lahir di Kettering, Northamptonshire, Inggris, pada April 1962.
Ayahnya adalah pekerja di perusahaan sepatu, sementara ibunya guru bahasa Inggris dan anggota opera amatir lokal.
Sarah Gilbert mengenyam pendidikan sampai jenjang doktoral di University of Hull Inggris, kemudian mempelajari manipulasi ragi pembuatan bir, lalu beralih kerja ke bisang kesehatan manusia.
BBC menuliskan, Gilbert tidak pernah berniat terjun ke dunia spesialis vaksin.
Ia tidak sana berkecimpung di bidang tersebut setelah pertengahan 1990-an bekerja di Universitas Oxford meneliti genetik malaria, dan berlanjut mengerjakan vaksin penyakit tersebut.
Sarah Gilbert tidak sendirian menciptakan vaksin AstraZeneca.
Ia bekerja dengan para ilmuwan lain termasuk koleganya di Oxford, Catherine Green.
Mereka berbagi tugas.
Sarah Gilbert memimpin tim pengembangan awal, sedangkan Catherine Green mengurusi produksi batch pertama untuk uji klinis.
The Guardian mewartakan, duet Gilbert-Green juga menelurkan buku berjudul Vaxxers yang mengisahkan lika-liku pembuatan vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca.