'Pak Gibran Tolong Sudahi Perdagangan Anjing' Sebulan Ada Ribuan Anjing Dikonsumsi Warga

Ribuan anjing dimakan oleh warga. Pak Gibran didesak untuk menghentikan kegiatan pemotongan anjing yang dilakukan sejumlah rumah makan

TribunSolo.com/shitlicious-Adi Surya
Gaya Gibran Rakabuming Raka sebelum dan sesudah menjadi Wali Kota Solo mengenakan pakaian dinas harian (PDH) warna keki dan sejumlah lencana Korpri di Balai Kota Solo, Senin (1/3/2021). 

"Solo jadi contoh kota kesejahteraan hewan," aku dia.

Dipukul Dulu Sebelum Dipotong

Solo Raya menjadi salah satu kawasan yang terkenal sebagai surganya kuliner ekstrim olahan daging anjing.  

Di Solo, misalnya, ada setidaknya 85 warung makan yang menawarkan kuliner ekstrim tersebut. 

Warung-warung tersebut mendapat pasokan dari luar Kota Solo, diantaranya Wonogiri dan kawasan Jawa Barat.

Pengirimannya melalui jalur darat, yakni truk. 

Tim koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) Kota Solo, Mustika mengungkapkan kurang lebih 1.200 ekor anjing yang dibunuh dalam sebulannya.

Itu didasarkan hasil investigasi yang dilakukan tahun 2019.

Investigasi tersebut menyebut setidaknya satu truk bisa datang 3 kali dalam seminggu ke kawasan Solo Raya.

"Satu truk itu mininal membawa 100 ekor anjing. Bila seminggu 3 kali, maka kurang lebih ada 300 ekor anjing. Jadi kalau sebulan bisa kurang lebih 1.200 ekor," ungkap Mustika kepada TribunSolo.com, Senin (19/4/2021).

Anjing-anjing tersebut kemudian didistribuskan ke pengepul sebelum akhirnya dibunuh untuk jadi santapan. 

Penyembelihan anjing dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya digelonggong, dan diketok kepalanya pakai besi atau kayu. 

"Kalau di kawasan Klaten, dulu itu kebanyakan ditenggelamkan. Kalau di Solo kebanyakan diketok kepalanya," jelas Mustika. 

"Sementara di Wonogiri, mungkin diketok kepalanya dulu kemudian dibakar. Jadi sekarang itu ada daging anjing guling," tambahnya. 

Metode tersebut, khususnya yang diketok kepalanya, dipercaya para penikmat bisa menambah kenikmatan cita rasa olahan daging anjing.

"Itu dipercaya mempengaruhi cita rasa, kegurihannya terasa. Daging anjing tidak mengeluarkan darah," kata Mustika. 

"Waktu diketok kepalanya, anjing sebenarnya dalam kondisi setengah hidup atau pingsan. Kemudian langsung digantung, digorok, dan dikelupasi kulitnya. Itu dalam kondisi hidup," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved