'Pak Gibran Tolong Sudahi Perdagangan Anjing' Sebulan Ada Ribuan Anjing Dikonsumsi Warga

Ribuan anjing dimakan oleh warga. Pak Gibran didesak untuk menghentikan kegiatan pemotongan anjing yang dilakukan sejumlah rumah makan

TribunSolo.com/shitlicious-Adi Surya
Gaya Gibran Rakabuming Raka sebelum dan sesudah menjadi Wali Kota Solo mengenakan pakaian dinas harian (PDH) warna keki dan sejumlah lencana Korpri di Balai Kota Solo, Senin (1/3/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ribuan anjing dimakan oleh warga.

Pak Gibran didesak untuk menghentikan kegiatan pemotongan anjing yang dilakukan sejumlah rumah makan.

Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan Dog Meat Free Indonesia (DMFI) menyerukan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka berani mengakhiri perdagangan daging anjing di Kota Solo.

Ada sejumlah pertimbangan yang melatarbelakangi larangan penjualan dan peredaran daging anjing.

Dalam hasil investigasi, DMFI mencatat kekejaman di setiap tahapan perdagangan daging anjing.

Mulai dari cara mendapatkan sampai pengangkutan untuk dijual dan dipotong.

"Perdagangan ini sangat merugikan kita semua selain sangat kejam," kata Co-Founder JAAN, Karin Franken kepada TribunSolo.com, Senin (19/4/2021).

"Banyak kegiatan seputar perdangangan ini ilegal jadi seharusnya pemerintah tidak ada toleransi, kami serukan Wali Kota Solo Pak Gibran akhiri perdagangan daging anjing di Solo," tambahnya.

Selain dinilai ilegal, perdagangan daging anjing juga menimbulkan risiko mematikan atas penyebaran penyakit rabies.

Terlebih, daging anjing yang didistribusikan berasal dari wilayah yang belum bebas rabies, diantaranya Jawa Barat.

Untuk diketahui, kurang lebih 13.700 anjing tiap bulannya disembelih tiap bulannya dan didistribusikan ke 85 warung makan.

Adapun sebanyak 3 persen dari total penduduk pernah mengonsumsi daging anjing di Jawa Tengah.

Apabila perdagangan daging anjing diteruskan, status Jawa Tengah yang bebas rabies sejak 1995 bisa terancam.

"WHO bilang salah satu sebab penyebaran rabies adalah transportasi antara kota," ujar Karin.

Larangan daging anjing, sambung Karin, akan menyiratkan Solo adalah kota yang maju dan memprioritaskan kesehatan dan keamanan warganya.

"Solo jadi contoh kota kesejahteraan hewan," aku dia.

Dipukul Dulu Sebelum Dipotong

Solo Raya menjadi salah satu kawasan yang terkenal sebagai surganya kuliner ekstrim olahan daging anjing.  

Di Solo, misalnya, ada setidaknya 85 warung makan yang menawarkan kuliner ekstrim tersebut. 

Warung-warung tersebut mendapat pasokan dari luar Kota Solo, diantaranya Wonogiri dan kawasan Jawa Barat.

Pengirimannya melalui jalur darat, yakni truk. 

Tim koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) Kota Solo, Mustika mengungkapkan kurang lebih 1.200 ekor anjing yang dibunuh dalam sebulannya.

Itu didasarkan hasil investigasi yang dilakukan tahun 2019.

Investigasi tersebut menyebut setidaknya satu truk bisa datang 3 kali dalam seminggu ke kawasan Solo Raya.

"Satu truk itu mininal membawa 100 ekor anjing. Bila seminggu 3 kali, maka kurang lebih ada 300 ekor anjing. Jadi kalau sebulan bisa kurang lebih 1.200 ekor," ungkap Mustika kepada TribunSolo.com, Senin (19/4/2021).

Anjing-anjing tersebut kemudian didistribuskan ke pengepul sebelum akhirnya dibunuh untuk jadi santapan. 

Penyembelihan anjing dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya digelonggong, dan diketok kepalanya pakai besi atau kayu. 

"Kalau di kawasan Klaten, dulu itu kebanyakan ditenggelamkan. Kalau di Solo kebanyakan diketok kepalanya," jelas Mustika. 

"Sementara di Wonogiri, mungkin diketok kepalanya dulu kemudian dibakar. Jadi sekarang itu ada daging anjing guling," tambahnya. 

Metode tersebut, khususnya yang diketok kepalanya, dipercaya para penikmat bisa menambah kenikmatan cita rasa olahan daging anjing.

"Itu dipercaya mempengaruhi cita rasa, kegurihannya terasa. Daging anjing tidak mengeluarkan darah," kata Mustika. 

"Waktu diketok kepalanya, anjing sebenarnya dalam kondisi setengah hidup atau pingsan. Kemudian langsung digantung, digorok, dan dikelupasi kulitnya. Itu dalam kondisi hidup," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved