Kisah Dibalik Nenek 66 Tahun Tewas Ditabrak Truk, Beli Alquran untuk Panti Asuhan

Berdasarkan informasi yang beredar, pensiunan guru itu mengalami kecelakaan saat hendak membeli Alquran di Toko Buku Menara.

Editor: Weni Wahyuny
SHUTTERSTOCK
ilustrasi tewas 

Menurutnya, antusias masyarakat yang hadir tersebut merupakan hidayah dari korban yang selama ini dikenal sebagai orang baik.

Apalagi, korban meninggal dengan niat mulia hendak membeli Alquran untuk disalurkan ke panti asuhan.

"Memang nyawa orangtua lebih tinggi dari segala. Tapi karena Allah sudah berkehendak, tak bisa melawan. Yang bikin ramai itu mungkin Allah membuka hati para jamaah, karena beliau itu mau beli Alquran untuk disumbangkan ke panti asuhan,” katanya.

Raharjo mengatakan, kemungkinan niat baik itu akan dilanjutkan oleh anak-anaknya.

“Mungkin anak-anaknya akan meneruskan, karena ini niat orangtua sangat mulia, paling bagus apalagi di bulan Ramadan," ujarnya.

Ketika korban hendak dimakamkan pun, kata Raharjo, jamaah yang ikut ke pemakaman juga ramai.

Jenazah almarhumah dimakamkan di Pemakaman Muslim Gang Karet, Nipah Kuning, Pontianak Barat, Minggu 18 April 2021.

"Yang saya sangat terharu itu waktu disalatkan di masjid itu ada mungkin sampai tujuh saf. Kalau saya hitung ada 400-an orang yang ikut.

Minimal kalau orang Islam itu 40 orang, tapi ini 1.000 persen. Dan semuanya lancar, tidak ada hambatan," ucapnya.

Selain itu, hal lain yang membuat Raharjo heran, satu hari sebelum Hartinah meninggal dunia, dia masih sempat menelepon video call ke semua anak-anaknya yang berjumlah lima orang.

"Satu hari sebelum meninggal, ibu ini sempat video call ke semua anaknya. Tadi saya dikasih tahu oleh adik iparnya. Jadi anak-anaknya, karena enggak biasanya video call dan enggak ada ngomong apa-apa. Tapi biasanya kan kalau orang mau meninggal itu 40 hari sudah tahu ada tanda-tanda," bebernya.

Dua hari sebelum kejadian, Raharjo juga mengaku masih sempat bergurau dengan almarhumah.

"Dua hari sebelum meninggal sempat ketemu, sempat bergurau. Kata saya kan, ‘bu apa kabar, lama enggak ketemu makin gemuk ni’. Kata ibu, ‘enggak, kurus," lanjutnya.

Sementara menurut tetangga almarhumah, Nur Siha, korban memang dikenal sebagai orang yang baik dan ramah.

Nur Siha maupun korban sudah puluhan tahun tinggal satu kompleks dan masih satu majelis di Majelis Taklim Nurul Hairiyah, di Kompleks Mandau Permai.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved