Wawancara Ekslusif Tribun Sumsel
Wawancara Ekslusif dengan Gubernur Sumsel: Pelabuhan Tanjung Carat Karya Nyata Luar Biasa
Lima Gubernur sudah bekerja, mulai dari perencanaan dan sudah buat jalan. Kalau saya yang keenamnya, mudah-mudahan ini segera terealisasi.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Pusat akan segera melakukan pembangunan Pelabuhan Samudera Tanjung Carat atau yang akan diberi nama Palembang Tanjung Carat New Port. Pelabuhan ini rencananya akan dilakukan ground breaking pada akhir tahun 2021
"Pelabuhan yang akan dibangun ini termasuk monumental. Kalau jadi dimulai diakhir tahun 2021 dan di ujung masa jabatan saya yaitu 2023 bisa selesai," kata Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru saat diwawancarai khusus Tribun Sumsel Sabtu, (27/2/2021).
Deru pun mengatakan, bahwa pelabuhan ini tentu akan jadi legacy (karya nyata) yang luar biasa bagi masyarakat.
Maka mohon doanya pada masyarakat, jangan banyak-banyak mintak prioritas dulu. Kalau banyak prioritas laju katek yang diprioritaskan.
"Ini kan sebenarnya bicara kebutuhan pelabuhan. Sumsel belum punya Pelabuhan Samudera dan pelabuhan yang ada yaitu Bom Baru itu di tengah kota," katanya.
Menurutnya, wajarlah kalau selama ini komoditas yang ada di Sumsel kurang begitu dikenal di luar seperti kopi, kelapa, dan lain-lain karena selama ini banyak melalui provinsi lain.
"Lima Gubernur sudah bekerja, mulai dari perencanaan dan sudah buat jalan. Kalau saya yang keenamnya, mudah-mudahan ini segera terealisasi," ungkapnya.
Sebab Presiden sudah menyatakan dan Bapenas juga sudah menindaklanjuti. Bahkan Mentri Perhubungan (Menhub) sudah melihat secara langsung.
"Mudah-mudahan di akhir 2021 ini sudah pelaksanaan dan 2023 selesai. Kenapa berani dikatakan seperti itu pertama titik pelabuhannya sudah ditemukan dengan draft kedalamnya 12-18 meter. Sedangkan dari bibir pantai ke dermaga berkisar 500-600 meter," jelasnya.
Lalu lahannya sudah aman, kecuali ada lahan Pemprov 600 hektare dan saat ini eksisting ada 461 hektare karena sudah ada yang dibuat jalan.
Ada 242 hektare lagi kebutuhan, dan itu sudah disetujui oleh kementerian kehutanan untuk dapat dialihkan fungsikan. Bukan untuk merusaknya tapi tetap dijaga.
"Bahkan untuk listriknya pun sudah saya bicarakan dengan Daryono dari pihak PLN, yang dimasa akhir tugasnya di Sumsel," cetusnya.
Lalu jaringan gas, karena ini kebutuhan yang paling mendasar. Harapannya Tanjung Carat ini menjadi faktor yang mempercepat terealisasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Jadi kalau KEK ini dari tahun 2015 kemaren terseok-seoak dari satu administrasi ke administrasi lainnya, itu penyebabnya karena belum adanya pelabuhan. Meskipun pengusaha dikasih insentif, nggak ada guna kalau nggak ada pelabuhan. Mereka mau angkut pakai apa kalau tidak ada pelabuhan.
"Dengan adanya pelabuhan ini harapannya semua investor yang tadinya sudah berencana untuk berinvestasi di Sumsel akan segera terwujud. Baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri," kata Deru