Soal Parodi Lagu Indonesia Raya, Wakil Ketua MPR : Berikan Hukuman yang Adil Agar Tak Terulang Lagi
Ia pun mengimbau masyarakat Indonesia, tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum.
Kedatangan WR Supratman di Surabaya segera diketahui oleh teman-teman seperjuangannya. Mereka datang menjenguk WR Supratman yang masih lemah setelah sakit.
Tanggal 7 Agustus 1938, WR Supratman ditangkap Belanda di studio Radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep) di Jalan Embong Malang Surabaya, lantaran lagunya yang berjudul “Matahari Terbit” dinyanyikan pandu-pandu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) di radio tersebut dan dianggap wujud simpati terhadap Kekaisaran Jepang.
Sempat ditahan, WR Supratman kemudian dilepas setelah Belanda tidak dapat menemukan bukti-bukti bahwa dirinya bersimpati kepada Jepang.
Kondisi kesehatannya pun semakin menurun, pada 17 Agustus 1938 (Rabu Wage) WR Soepratman meninggal dunia di Jalan Mangga No. 21 Tambak Sari Surabaya karena gangguan jantung yang dideritanya.
Ia meninggalkan pesan untuk terakhir kalinya, "Serahkan lagu Indonesia Raya pada badan kebangsaan."
WR Supratman meninggal di usia 35 tahun dan tak sempat mendengarkan lagu Indonesia Raya setelah Indonesia dinyatakan merdeka.
WR Supratman dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan Jalan Tambak Segaran Wetan Surabaya.
Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, WR Supratman mendapatkan penghargaan berupa pemindahan dan perbaikan makam, kemudian pada 17 Agustus 1960 pemerintah RI memberikan anugerah Bintang Mahaputra Anumerta III.
Setelah itu melalui surat keputusan Presiden RI No.16/SK/1971 tanggal 20 Mei 1971 telah menganugerahkan gelar “Pahlawan Nasional kepada WR Supratman, serta Surat Keputusan Presiden RI No.017/TK/1974 tanggal 19 Juni 1974 Presiden RI menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama kepada WR Supratman.
Pelaku Pelecehan Indonesia Raya Diburu
Pengunggah video parodi lagu Indonesia Raya itu diburu oleh pemerintah Malaysia.
Sebab video itu berisi pelecehan terhadap lagu Indonesia Raya dan Presiden Joko Widodo.
Liriknya asli Indonesia Raya diubah menjadi hinaan.
Dikutip dari KompasTV, video tersebut diunggah oleh akun My Asean.
Berdasarkan penelusuran Tribunjabar.id, video parodi lagu Indonesia Raya itu sudah tidak ada.
Namun, ada tiga video lainnya yang diberi judul bernada hinaan kepada Indonesia.
Kanal yang dibuat pada 30 Juli 2020 itu diduga milik warga negara Malaysia.
Pemilik akun My Asean memiliki 206 subscriber.
Mengetahui video penghinaan kepada Indonesia, Kedutaan Besar RI di Malaysia melaporkan pengunggah video tersebut ke polisi Diraja Malaysia.
Dikutip dari KompasTV, KBRI Malaysia mengatakan mereka meminta polisi Diraja Mayalsia untuk melacak sosok di balik kanal tersebut.
