Soal Parodi Lagu Indonesia Raya, Wakil Ketua MPR : Berikan Hukuman yang Adil Agar Tak Terulang Lagi
Ia pun mengimbau masyarakat Indonesia, tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum.
Akta lahirnya pun dibuat di Jatinegara sehingga banyak yang menuliskan W.R. Supratman lahir di Jatinegara.
WM van Eldick, kakak ipar WR Supratman berperan dalam bakat musiknya.
Dikutip dari kemdikbud.go.id, kakak ipar memberikan biola sebagai ulang tahun WR Supratman yang ke-17.
Bersama dengan Van Eldik, Ia mendirikan Grup Jazz Band bernama Black And White.
Kepandaian WR Supratman dalam bermusik dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan, yang salah satu diantaranya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya.
Selama hidupnya WR Supratman beberapa kali berpindah-pindah.
Ia memilih berkarier di bidang jurnalistik setelah pindah dari Makassar ke Bandung pada 1924 untuk menjadi wartawan surat kabar Kaoem Moeda.
Setahun kemudian, ia pindah ke Jakarta dan menjadi wartawan Surat Kabar Sin Po.
Sejak saat itu ia rajin menghadiri rapat-rapat organisasi pemuda dan rapat-rapat partai politik yang diadakan di Gedung Pertemuan di Batavia, sejak saat itulah WR Supratman berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan.
Dalam pelaksanaan kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928, WR Supratman ikut terlibat.
Musisi yang memiliki biola model Amatus berukuran 4/4 itu mendengar bahwa Kongres Pemuda Kedua membutuhkan lagu yang dapat dijadikan lagu kebangsaan.
Tentunya WR Supratman mendengar berita tersebut. Ia begitu gembira dan bertekad untuk menciptakan lagu.
Bagai tak kenal waktu, WR Supratman terus berkutat mempersiapkan lagunya.
Pada hari ke delapan, pukul 05.00, dia berhasil menyelesaikan lagu yang diciptakannya.
Lagu tersebut dirasa dapat mencerminkan semangat rakyat yang berjuang demi kemerdekaan.
