Tim Rescue Federik Hansen Tak Pernah Menyerah, Hadapi Kendala Cuaca Dalam Proses Evakuasi

Federik Hansen Sagala menjadi korban dalam peristiwa longsor di kawasan Tambang Air Laya Barat, Muaraenim saat sedang bekerja sebagai operator PC 400

Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/IKA
GM UPTE PTBA, Biverli Binanga saat menyambangi rumah duka korban tertimbun longsor di kawasan Tambang Air Laya Barat 

Jasadnya ditemukan masih berada di dalam kabin PC 400 yang dikendalikannya.

"Benar, berkat kerja keras semua tim rescue, baik PTBA, PAMA, dan tim pendukung lainnya, Alhamdulilah, korban yang tertimbun sudah berhasil ditemukan, dan kita turut berduka cita, korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dan jenazahnya sudah dievakuasi sekitar pukul 02.45 tadi," kata Manager Humas,Komunikasi dan Adm Korporate PT Bukit Asam,Iko Gusman, Kamis (3/12/2020).

Menurut Iko, korban berhasil ditemukan dalam posisi masih berada di dalam kabin PC 400 yang korban operasionalkan terakhir kali saat peristiwa longsor itu terjadi.

Saat ini mereka akan berkoordinasi dengan pihak keluarga korban terlebih dahulu.

Mereka akan berkoordinasi dengan pihak keluarga korban terlebih dahulu. Akan dilakukan otopsi atau tidak tidak.

"Jika tidak, maka jenazahnya akan kita serahkan langsung ke pihak keluarga, tapi jika mau otopsi maka akan kita tindak lanjuti," kata Iko

" Ternyata posisi korban masih berada didalam cabin PC 400 itu, dan saat ini jenazah korban sudah dibawa ke RS BAM Tanjung Enim,"katanya menegaskan.

Sosok Ramah

A (35) salah seorang rekan korban yang diwawancara Tribun saat ini menuturkan selama mengenal korban, korban adalah seorang pribadi yang menyenangkan.

"Orangnya ramah dan enak kalau diajak ngomong, dulu dia tinggal di BTN Mandala, dan sering barengan kalau mau berangkat dan pergi kerja,"

"Tapi sudah sekitar tiga bulan ini ia pindah ngontrak kalau gak salah di Desa Tanjung Raja atau Karang Raja, saya tidak tahu secara pasti lagi sekarang, karena sudah tidak satu shif dengan dia,"

"Kalau dulu satu shif dan sering ngobrol,kalau aslinya dia itu orang Lampung," katanya.

Dikatakannya Korban awalnya ditugaskan di Kalimantan, dan sejak tahun 2016 pindah ke Tanjung Enim.

"Orangnya baiklah, dan rata-rata semua orang suka sama dia. Hansen karena pinter bergaul, kami ikut berdoa dan berharap agar ia dapat segera ditemukan,"pungkasnya. (ika anggraeni/ardani zuhri)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved