Sosok Pengemis Tajir di Aceh, di Tabungan Ada Ratusan Juta, Terbongkar saat Dimandikan di Sungai

Pasalnya, kedua pengemis itu ternyata memiliki tabungan di sebuah bank mencapai seratusan juta rupiah.

Editor: Weni Wahyuny
DOK TRIBUNSUMSEL
Ilustrasi 

Laporan Asnawi Luwi | Aceh Tenggara 

TRIBUNSUMSEL.COM, KUTACANE - Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Aceh Tenggara amankan 2 pengemis yang merupakan kakak adik.

Tak menyangka, dua orang kakak adik ini ternyata pengemis tajir alias kaya.

Pasalnya, kedua pengemis itu ternyata memiliki tabungan di sebuah bank mencapai seratusan juta rupiah.

 "Kita mengamankan dua pengemis abang beradik yang akrab disapa Dona dan Doni," ujar Kasatpol PP Aceh Tenggara, Rahmad Fadli SSTP MSi kepada Serambinews.com, Rabu (4/11/2020).

Kata Kasatpol PP Tenggara, kedua pengemis itu dilaporkan masyarakat pakaiannya sudah kumuh dan koyak.

Baca juga: Klaim Menang Besar dan Merasa Dicurangi, Donald Trump Akan Protes ke Mahkamah Agung

Baca juga: Fakta Baru Sosok Para Tersangka Anggota Moge yang Hajar TNI, Ada yang Masih di Bawah Umur

Baca juga: UPDATE Hasil Pilpres Amerika Serikat (AS) : Joe Biden Unggul Tipis, Trump Terus Mengejar

Baca juga: 2 Hari Putus Cinta, Gadis 17 tahun Gantung Diri, Tinggalkan Surat : Jangan Tangisi Kepergianku

Setiap saat berkeliaran di Kota Kutacane untuk meminta duit kepada pengguna jalan maupun perorangan.

Lalu, Satpol PP Aceh Tenggara yang sedang melakukan patroli menemui kedua pengemis tersebut.

Kemudian memandikan mereka untuk membersihkan tubuh di Sungai.

 

Ternyata, saat dimandikan di sungai itu, dalam kantong baju dan celana yang sudah koyak, terdapat uang recehan mencapai Rp 5 juta lebih.

Kedua pengemis itu pun kemudian meminta pakaian dari Dinas Sosial Aceh Tenggara yang lalu membawa mereka ke sebuah bank untuk menabung uang di kantong.

Baca juga: Istri Hamil Anak Selingkuhan, Suami malah Gelar Pesta Syukuran, Rekaman Adegan Sensitif Dibongkar

Petugas sangat terkejut teryata uang kedua pengemis itu dalam buku tabungan rekening sebuah bank mencapai Rp 130 juta.

Ditambah lagi uang tunai Rp 5 juta lebih. Jadi, total uang kedua pengemis itu mencapai Rp 135 juta lebih.

Menurut Rahmad Fadli SSTP MSi, kedua pengemis tersebut biasanya sering ke bank melalui petugas bank untuk memproses uangnya agar tersimpan di tabungan.

Pengemis Tajir Lainnya

 Pada Jumat (29/11/2019) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring seorang pengemis dengan nama Muklis Muctar Besani.

Dia bukanlah pengemis biasa. Maklum, bapak paro baya ini kedapatan membawa uang hampir Rp 200 juta.

"Tertangkap sedang mengemis di salah satu tempat di kawasan Gandaria, Ketangkap jam 9.30," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Mursyidin saat dihubungi.

Saat diperiksa petugas, di dalam tasnya ada uang tunai total Rp194,5 juta.

Uang tersebut ditemukan dalam bentuk pecahan Rp 20.000, Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

"Itu uang dari hasil dia mengemis. Pengakuannya jika mendapat sekian puluh ribu dia tukar," terang dia.

Selama mengemis di kawasan Jakarta Selatan, dia selalu membawa uang tersebut dan dimasukan kedalam ranselnya.

Uang itu selalu Muklis bawa lantaran pengemis yang berusia 65 tahun itu tidak pernah pulang ke rumah yang berada di Ciputat.

Kini, Muklis sudah berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat guna dilakukan pembinaan. Petugas juga akan mengembalikan uang kepada Muklis jika pria paruh baya itu sudah dijemput keluarga dari Panti Sosial.

"Kalau uang tidak kita ambil. Pasti nanti ditunggu dulu keluarga yang mau jemput Muklis," jelas dia.

Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudin Sosial Jakarta Selatan memang berhasil mengamankan, Muklis, pengemis tajir yang membawa uang senilai ratusan juta rupiah.

Melansir dari Tribun Jakarta, pengemis asal Sungai Penuh, Jambi tersebut diamankan saat keluar dari Bank BNI Cabang Pondok Indah Arteri, Kebayoran Lama pada Jumat (29/11/2019) pagi.

Menurut petugas sekuriti bank, Nursalim, Muklis biasa mengemis di sekitar Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Halte TransJakarta Kebayoran Lama Bungur.

"Saya pindah ke bank ini sejak tahun 2015. Dia udah ada di sekitar sini. Mangkalnya suka di deket JPO Bungur sana," ungkapnya kepada Tribun Jakarta pada Sabtu (30/11/2019).

Nursalim melanjutkan Muklis kerap kali datang ke bank tersebut untuk menukarkan uang.

"Seminggu sekali dia pasti ke sini bawa uang buat ditukar," tambahnya.

Pihak bank dan petugas sekuriti tak merasa curiga dengan kehadiran Muklis.

Sebab, Muklis datang hanya untuk menukarkan uang.

"Tetap ngelayanin aja. Dianggapnya nasabah. Kan dia ke sini tukar uang, ya udah. Kita kan tahunya dia memang pengemis biasa," ungkapnya.

Muklis, lanjut Nursalim, tak pernah menjawab ketika ditanya oleh petugas sekuriti.

"Saya udah kenal dia lama. Tapi Orangnya enggak ngomong. Ditanya, dia enggak bakal jawab," bebernya.

Ketika beredar kabar Muklis diamankan oleh petugas sosial, pihak bank sudah tak terkejut.

Sebab, ia juga pernah ditangkap atas kejadian serupa beberapa tahun silam.

"Di grup WA banyak yang ngomongin dia. Tapi memang sebagian sudah tahu sebelumnya pernah ditangkap juga," pungkasnya.

Kepergok Mengemis di Depan Bank

Ketika petugas P3S memergoki Kakek Muklis tengah mengemis, ia langsung masuk ke dalam bank.

Ketika di dalam bank, Kakek Muklis hendak menukarkan sejumlah uang.

Padahal, ia menunggu lama di dalam agar tak diamankan.

"Ditegur, dia marah dan masuk ke dalam bank. Pihak sekuriti menahan, kita masuk dan bilang tunggu sampai di luar," ungkapnya pada Jumat (29/11/2019).

Setelah Kakek Muklis keluar, ia diamankan oleh petugas sosial tersebut.

Kakek Muklis digiring masuk ke dalam mobil operasional Sudin Sosial Jakarta Selatan.

"Awalnya enggak bilang kalau mengemis. Bilangnya usaha. Namun, enggak mungkin di sini dia enggak punya rumah dan saudara," terang Yunus.

Akhirnya, Yunus mengakui bahwa ia mengemis usai dicecar sejumlah pertanyaan oleh petugas P3S berdasarkan kejadian serupa pada tahun 2017 silam.

Saat itu, Muklis juga pernah tertangkap.

Tak main-main, saat itu Kakek Muklis membawa uang senilai Rp 98 juta dari hasilnya mengamen.

Bawa Uang Rp 194 Juta di Tas Ranselnya

Usai mengaku mengemis, tas ransel dari Kakek Muklis diperiksa di dalam mobil.

Yunus mengatakan terhitung sebanyak Rp 182 juta yang berhasil dihitung oleh petugas di lapangan.

Ia melihat ada berlembar-lembar uang Rp 100 ribu sebanyak 18 ikat.

Per ikat itu senilai Rp 10 juta.

Selain itu, Yunus menemukan juga berlembar-lembar uang Rp 50 ribu di amplop terpisah senilai Rp 2 juta.

Namun, lanjut Yunus, ketika kembali dihitung ulang di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, jumlahnya Rp 194.500.000.

"Awalnya kan memang saya tanya ini dari mana? Dari usaha bengkel katanya. Namun, akhirnya dia mengaku bahwa dari hasil mengemis," terang Yunus.

Belakangan, Kakek Muklis menjadi target penjangkauan petugas sosial.

Kurang lebih selama tiga bulan, P3S berusaha melacak keberadaannya lantaran mengganggu kenyamanan masyarakat.

Sering Ditukar di Bank

Kakek Muklis kerap kali menukarkan uang Rp 500 ribu dari hasilnya mengemis ke Bank.

"Misalkan terkumpul uang Rp 500 ribu, Ia langsung tukarkan uang itu ke bank dengan pecahan Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu," ujar Yunus.

Uang dari hasilnya mengemis itu, ia selalu kumpulkan di dalam tas ranselnya. (Satrio Sarwo Trengginas/Tribun Jakarta)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Pengemis Abang Adik Ini Punya Tabungan Seratusan Juta di Bank, Kantongi Uang Rp 5 Juta Saat Dirazia dan Tribun Jakarta dengan judul Pengemis Tajir Ditangkap Depan Bank di Pondok Indah, Sekuriti: Seminggu Sekali Tukar Uang Di sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved