Kata-Kata Motivasi Hidup dari Novelis Ahmad Fuadi yang Membangkitkan Semangat Sekolah dan Kerja
utinitas sehari-hari sering kali membuat hidup tidak bermakna. Apalagi jika ada banyak masalah yang sedang datang menghampiri. Ketika sedang memilik
“man jadda wa jada man shabara zhafira” ― ahmad fuadi
“...melihat sisi positif dari setiap bencana” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Aku hanya orang biasa, tetapi aku bekerja lebih keras daripada orang biasa.” ― Ahmad Fuadi, Berjalan Menembus Batas
“Kita tidak perlu mengharapkan tepuk tangan dan pertemanan yang bersekongkol, lebih baik kita sendiri di jalan yang terang” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Sejauh manapun aku mengembara, keseluruhan hidup pada hakikatnya adalah perantauan. Suatu saat aku akan kembali berjalan pulang ke asal. Kembali ke satu, yang esensial, yang awal. Yaitu menghamba dan mengabdi. Kepada Sang Pencipta.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Saya harap ini bukan sebuah 'good bye' tapi cukuplah sebuah 'see you'.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Banyak keajaiban di dunia karena orang telah memasang tekad dan niat, dan lalu mencoba merealisasikannya.” ― Ahmad Fuadi
“Memang impian bisa jadi nyata tapi yang nyata bisa jadi hampa” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kehilangan memang memilukan. Tapi kehilangan hanya ada ketika kita sudah merasa memiliki. Bagaimana kalu kita tidak pernah merasa memiliki? dan sebaiknya ita jangan terlalu merasa memiliki. Sebaliknya, kita malah yang harus merasa dimiliki. Oleh Sang Maha Pemilik".” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Manusia itu musuh terhadap apa yang dia tidak tahu.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Biar kere yang penting independen dan sombong” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kita berdua mungkin punya kesamaan, kita sedang berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Kamu berlari menjauhi sesuatu.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Jangan pernah takut dan tunduk kepada siapa pun. Takutlah hanya kepada Allah. Karena yang membatasi kita atas dan bawah hanyalah tanah dan langit.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Puas rasanya bahwa dunia ini mendengar dan meresponsku. Puas rasanya menyadari kalau kita mau berusaha mengetok pintu, kemungkinan besar akan ada yang menjawab.” ― Ahmad Fuadi
“Inilah masalahnya, berlagak cuek, merasa tidak cocok, tapi terus penasaran.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kita tak akan ditinggalkan Tuhan. Jangan takut sewaktu menjadi orang terbuang. Takutlah pada kita yang membuang waktu. Kita tidak dibuang, kita yang merasa dibuang. Kita tidak ditinggalkan, kita yang merasa ditinggalkan. Ini hanya soal bagaimana kita memberi terjemah pada nasib kita.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Kita berdua mungkin punya persamaan. Kita sedang berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Kamu berlari menjauhi sesuatu.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kemunduran akan terus terjadi, bukan karena banyaknya orang jahat, melainkan karena lebih banyak orang baik yang memilih diam dan tidak peduli. Pembiaran berjemaah, akan menghasilkan penyesalan berjemaah.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“merdekakan jiwa
merdekakan pikiran
dari penjajahan pribadi yang kita buat sendiri-sendiri
dari amarah dan dendam
maafkan, maafkan, maafkan
lalu mungkin lupakan”
― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang yang sukses.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Kehilangan memang memilukan. Tapi kehilangan hanya ada ketika kita sudah merasa memiliki. Bagaimana kalau kita tidak pernah merasa memiliki? Dan sebaiknya kita jangan terlalu merasa memiliki. Sebaliknya, kita malah yg harus merasa dimiliki. Oleh Sang Maha Pemilik.” ― Ahmad Fuadi
“Tungkek bana nan mambao rabah. Tongkat malah yang membawa jatuh rebah, panutanlah yang membawa musibah. Orangtualah yang mengalah kepada anak yang salah. Urang awak sekarang krisis moral.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Biarlah aku jadi lilin, membakar diri sendiri agar orang punya cahaya terang.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Aku pernah berperang karena dendam dan marah. Akibatnya menyakitkan hati, baik ketika menang apalagi ketika kalah. Karena itu jangan berbuat apa pun karena dendam dan marah, tapi bertindaklah karena melawan ketidakadilan.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Bila kalian merasakan sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu adalah misi hidup yang diberikan Tuhan.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“The Prophet Muhammad said: Innallaha jamiil wahuwa yuhibbul jamal. Verily God is beautiful and loves beauty. -33” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Nyali punya, malu tidak mau.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Set your strong intention, work hard, and pray, slowly but surely, what you strive for will come to be. This is God’s law.” -127” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Alam semesta ini penuh kejutan. Coba kau amati dan renungkan. Ambil pelajaran dari semuanya. Itulah yang disebut oleh orang-orang tua kita di Minang, alam takambang jadi guru. Alam terkembang jadikan guru.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Mereka boleh tersesat, tapi akan kembali ke surau juga. Mereka boleh jadi penjahat, tapi akan marah kalau dibilang kafir. Nasihat orang-orang tua di kampung sudah menembus alam bawah sadar mereka: hidup berakal, mati beriman.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Jangan sekali-sekali pernah meminta bayaran kalau memang ingin membantu. Menerima bayaran, tapi tidak meminta, berarti tidak apa-apa.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Nagari kita ini semakin banyak amal berjemaahnya. Sesudah salat berjemaah dikampanyekan, kini ada pula korupsi berjemaah oleh pejabat pemda dan anggota dewan. Sebentar lagi lengkap sudah ketika mereka berjemaah masuk penjara. Berlomba-lomba menuju keburukan.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Adat Minang kita selamanya kekal, tidak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas, dicabut tidak layu, dipindah tidak mati.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Urang awak sekarang sudah lupa adat, tidak beradat lagi. Pemangku adat dan datuk-datuk telah pergi jauh merantau. Atau membeli gelar datuk untuk ikut kampanye. Lalu yang telah sukses di rantau tidak mau pulang kampung. Mereka merantau cina, merantau untuk tak kembali. Hilang tidak berbekas, tidak peduli kampung. Sudah kayak layang-layang putus urang awak ini. Awalnya hanya terbawa angin kian-kemari, lalu putus dari benangnya. Tersangkut entah di mana. Kita tak punya pegangan apa pun lagi.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Guru mati, kitab pun hilang. Tersesat entah ke siapa akan bertanya.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Jalan menuju yang baik itu memang lengang.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Orangtua itu ibarat tonggak negeri. Kalau orang tua itu sendiri yang lemah dan goyah, apa yang mau diharapkan?” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
Itulah Kata-Kata Motivasi Hidup dari Novelis Ahmad Fuadi yang Membangkitkan Semangat Sekolah dan Kerja