Kata-Kata Motivasi Hidup dari Novelis Ahmad Fuadi yang Membangkitkan Semangat Sekolah dan Kerja
utinitas sehari-hari sering kali membuat hidup tidak bermakna. Apalagi jika ada banyak masalah yang sedang datang menghampiri. Ketika sedang memilik
TRIBUNSUMSEL.COM - Rutinitas sehari-hari sering kali membuat hidup tidak bermakna.
Apalagi jika ada banyak masalah yang sedang datang menghampiri.
Ketika sedang memiliki banyak masalah, biasanya hal yang ingin dilakukan hanya rebahan di rumah.
Tidak ingin berangkat sekolah, kuliah maupun bekerja.
Tapi tahukah kamu bahwa berdiam diri tidak akan pernah menyelesaikan masalah, bahkan dapat menambah masalahmu.
Salah satu cara untuk memotivasi diri agar bisa bergerak sebagaimana mestinya adalah dengan membaca dan menghayati kata-kata motivasi atau quotes hidup.
Maka dari itu, berikut Kata-Kata Motivasi Hidup dari Novelis Ahmad Fuadi yang Membangkitkan Semangat Sekolah dan Kerja
Kata-Kata Motivasi Hidup Ahmad Fuadi yang Membangkitkan Semangat
“Bila hidupku tidak berlangsung lama lantas kenapa kutipan kutipan negatif menyelubungi keyakinan keyakinanku..Ranah 3 warna telah menjawab penelusuran asumsi tak jelasku ini...MAN SHABARA ZHAFIRA..” ― Ahmad Fuadi, Ranah 3 Warna
“Kenapa aku mengharapkan dunia yang berubah? Seharusnya akulah yang menyesuaikan dan dengan begitu bisa mengubah duniaku.” ― A. Fuadi ( Ranah 3 Warna )
• Kumpulan Kata-Kata Bijak yang Menginspirasi, Cocok Dijadikan Quotes (Caption) Postingan Media Sosial
“Bagaikan menara, cita-cita kami tinggi menjulang. Kami ingin sampai di puncak-puncak mimpi kelak.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Mungkin beginilah seharusnya ujian disambut, sebuah perayaan terhadap ilmu. Dengan gempita. Selain itu, aku kira, pesta ujian yang meriah ini juga dibuat agar kami sekali-kali tidak boleh pernah takut apalagi trauma dengan ujian. Bahkan diharapkan kami kebal terhadap tekanan ujian dan bahkan bisa menikmati ujian itu. Apalagi ujian akan terus datang dalam berbagai rupa sampai akhir hayat kami.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Anak-anakku. Ini akan jadi tahun tersibuk dan terbaik kalian. Kami yakin kalian mampu menjalankannya. Mulailah dengan bismillah dan selalu amalkan man jadda wajada.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
erlari-lari kesana-kemari. kemana dia suka. Bahkan dia bisa hilang, seperti lenyap ditelan bumi. Atau dia jatuh ketangan orang lain".” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Lawan yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Karena yang membatasi kita atas dan bawah hanyalah tanah dan langit.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kita lah yang harus berubah. Ingat anak-anakku, Allah berfirman, Dia tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya bermimpi dan berdoa, tapi berbuatlah, berubahlah, lakukan saat ini. Sekarang juga!” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
• Caption Bijak Tentang Cinta oleh Fiersa Besari Cocok untuk Quotes Malam Minggu Jomblo
“Pasang niat kuat, berusaha keras dan berdoa khusyuk, lambat laun, apa yang kalian perjuangkan akan berhasil. Ini sunatullah-hukum Tuhan.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Rugi kalau stress, mending kita bekerja keras. Wali kelasku pernah memberi motivasi yang sangat mengena di hati. Katanya, kalau ingin sukses dan berprestasi dalam bidang apa pun, maka lakukanlah dengan prinsip 'saajtahidu fauzq mustawa al-akhar'. Bahwa aku akan berjuang dengan usaha di atas rata-rata yang dilakukan orang lain.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Dulu kami tidak takut bermimpi, walau sejujurnya juga tidak tahu bagaimana merealisasikannya. Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan impian, kini hidup yang nyata. Kami berenam telah berada di lima negara yang berbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“man jadda wa jadda, man shabara zhafira” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Man thalabal 'ula sahiral layali, Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan maka bekerjalah sampai larut malam” ― Ahmad Fuadi
“Merantaulah, kau akan mendapat pengganti kerabat dan teman. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. (Imam Syafii)” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Hidup sekali hiduplah yang berarti” ― Ahmad Fuadi
“Inti hidup itu adalah kombinasi niat ikhlas, kerja keras, doa dan tawakkal. Ikhlaskan semuanya, sehingga tidak ada kepentingan apa-apa selain ibadah. Kalau tidak ada kepentingan, kan seharusnya kita tidak tegang dan kaget.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Tapi apa memang persahabatan bisa kendur karena jarak? Aku yakin inti persahabatan tentu tidak rusak, tapi jarak dan tempat tidak bisa berdusta, berpisah secara fisik bisa merenggangkan keintiman persahabatan karena tidak lagi disirami oleh pertemuan, canda, dan diskusi *Ranah 3 Warna, halaman 36*” ― Ahmad Fuadi, Ranah 3 Warna
“Kerahkan semua kemampuan kalian belajar! Berikan yang terbaik! Baru setelah segala usaha disempurnakan berdoalah dan bertawakkal lah. Tugas kita hanya sampai usaha dan doa, serahkan kepada Tuhan selebihnya, ikhlaskan keputusan kepadaNya, sehingga kita tidak akan pernah stres dalam hidup ini. Stres hanya bagi orang yang berlum berusaha dan tawakal. Ma'annajah, good luck.”
― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Kalau kita kondisikan sedemikian rupa, impian itu lambat laun menjadi nyata . Pada waktu yang tidak pernah kita sangka sangka” ― Ahmad Fuadi, Ranah 3 Warna
“Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada di tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh dan menerangi kalbu kalian semua.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Siapa yang menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, dia mendapat kehormatan sebagai mujahid, pejuang Allah. Bahkan kalau mati dalam proses mencari ilmu, dia akan diganjar dengan gelar syahid, dan berhak mendapat derajat premium di akhirat nanti. Tidak main-main, Rasulullah sendiri yang mengatakan agar kita menuntut ilmu dari orok sampai menjelang jatah umur kita expired. Uthlub ilma minal mahdi ila lahdi. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Jangan gampang terbuai keamanan dan kemapanan. Hidup itu kadang perlu beradu, bergejolak, bergesekan. Dari gesekan dan kesulitanlah, sebuah pribadi akan terbentuk matang. Banyak profesi di luar sana, usahakanlah untuk memilih yang paling mendewasakan dan yang paling bermanfaat buat sesama. (Kiai Rais)” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
• 17 Quotes Inspirasi dari Para Pahlawan Nasional, Cocok Dibagikan WhatsApp, Instagram & FB
“A couple who travel together, grow together.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekali pun.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Misi yang dimaksud adalah ketika kalian melakukan sesuatu hal positif dengan kualitas sangat tinggi dan di saat yang sama menikmati prosesnya. Bila kalian merasakan sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu adalah misi hidup yang diberikan Tuhan. Carilah misi kalian masing-masing. Mungkin misi kalian adalah belajar Al-Quran, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi, mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang berbahagia.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Imtihan nihai bukan hanya sekadar membuktikan seberapa banyak ilmu yang telah diserap otak, tapi seberapa kuat seorang siswa melawan tekanan waktu, kebosanan, psikologis dan fisik. Siapa yang bisa mengatasi semua faktor itu, maka dia adalah pemenang.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Anakku, selamat berjuang. Hidup sekali, hiduplah yang berarti.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Itulah salah kaprahnya beberapa kalangan. Mereka siap untuk menikah, siap punya anak, tapi tidak disiapkan untuk membesarkan anak. Apa gunanya punya banyak anak, tapi tidak dibesarkan untuk menjadi manusia-manusia yang terbaik dan bermanfaat. (Ustad Fariz)” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Bagi yg punya orangtua, pergunakanlah kesempatan sekarang ini untuk membalas budi, gembirakan mereka, beri kabar mereka, surati mereka.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Semua milikku kecil dan sederhana, kecuali hati dan kepercayaan diri yang menggelembung sebesar gajah” ― Ahmad Fuadi, Ranah 3 Warna
“Teman tidak harus selalu bersama. Teman juga tidak harus selalu berdamai. Mungkin kadang – kadang perlu berpisah untuk menghargai pertemanan ini.” ― Ahmad Fuadi, Ranah 3 Warna
“Betapa banyak nikmat yang aku lupakan dan aku anggap wajar dan biasa. Seakan-akan aku berhak mendapat nikmat itu tanpa usaha. Karena itu betapa sesatnya aku kalau sampai bermalas-malasan.” ― A. Fuadi
“Hidup itu seni menjadi. Menjadi hamba Tuhan, sekaligus menjadi penguasa alam. Kita awal mulanya makhluk rohani, yang kemudian diberi jasad fisik oleh Tuhan dengan tugas menghamba kepada Dia dan menjadi khalifah untuk kebaikan alam semesta. Kalau kedua peran ini bisa kita jalankan, aku yakin manusia dalam puncak bahagia. Berbakti dan bermanfaat.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“man jadda wa jada man shabara zhafira” ― ahmad fuadi
“...melihat sisi positif dari setiap bencana” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Aku hanya orang biasa, tetapi aku bekerja lebih keras daripada orang biasa.” ― Ahmad Fuadi, Berjalan Menembus Batas
“Kita tidak perlu mengharapkan tepuk tangan dan pertemanan yang bersekongkol, lebih baik kita sendiri di jalan yang terang” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Sejauh manapun aku mengembara, keseluruhan hidup pada hakikatnya adalah perantauan. Suatu saat aku akan kembali berjalan pulang ke asal. Kembali ke satu, yang esensial, yang awal. Yaitu menghamba dan mengabdi. Kepada Sang Pencipta.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Saya harap ini bukan sebuah 'good bye' tapi cukuplah sebuah 'see you'.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Banyak keajaiban di dunia karena orang telah memasang tekad dan niat, dan lalu mencoba merealisasikannya.” ― Ahmad Fuadi
“Memang impian bisa jadi nyata tapi yang nyata bisa jadi hampa” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kehilangan memang memilukan. Tapi kehilangan hanya ada ketika kita sudah merasa memiliki. Bagaimana kalu kita tidak pernah merasa memiliki? dan sebaiknya ita jangan terlalu merasa memiliki. Sebaliknya, kita malah yang harus merasa dimiliki. Oleh Sang Maha Pemilik".” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Manusia itu musuh terhadap apa yang dia tidak tahu.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Biar kere yang penting independen dan sombong” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kita berdua mungkin punya kesamaan, kita sedang berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Kamu berlari menjauhi sesuatu.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Jangan pernah takut dan tunduk kepada siapa pun. Takutlah hanya kepada Allah. Karena yang membatasi kita atas dan bawah hanyalah tanah dan langit.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Puas rasanya bahwa dunia ini mendengar dan meresponsku. Puas rasanya menyadari kalau kita mau berusaha mengetok pintu, kemungkinan besar akan ada yang menjawab.” ― Ahmad Fuadi
“Inilah masalahnya, berlagak cuek, merasa tidak cocok, tapi terus penasaran.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kita tak akan ditinggalkan Tuhan. Jangan takut sewaktu menjadi orang terbuang. Takutlah pada kita yang membuang waktu. Kita tidak dibuang, kita yang merasa dibuang. Kita tidak ditinggalkan, kita yang merasa ditinggalkan. Ini hanya soal bagaimana kita memberi terjemah pada nasib kita.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Kita berdua mungkin punya persamaan. Kita sedang berlari. Aku berlari menuju sesuatu. Kamu berlari menjauhi sesuatu.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Kemunduran akan terus terjadi, bukan karena banyaknya orang jahat, melainkan karena lebih banyak orang baik yang memilih diam dan tidak peduli. Pembiaran berjemaah, akan menghasilkan penyesalan berjemaah.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“merdekakan jiwa
merdekakan pikiran
dari penjajahan pribadi yang kita buat sendiri-sendiri
dari amarah dan dendam
maafkan, maafkan, maafkan
lalu mungkin lupakan”
― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang yang sukses.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Kehilangan memang memilukan. Tapi kehilangan hanya ada ketika kita sudah merasa memiliki. Bagaimana kalau kita tidak pernah merasa memiliki? Dan sebaiknya kita jangan terlalu merasa memiliki. Sebaliknya, kita malah yg harus merasa dimiliki. Oleh Sang Maha Pemilik.” ― Ahmad Fuadi
“Tungkek bana nan mambao rabah. Tongkat malah yang membawa jatuh rebah, panutanlah yang membawa musibah. Orangtualah yang mengalah kepada anak yang salah. Urang awak sekarang krisis moral.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Biarlah aku jadi lilin, membakar diri sendiri agar orang punya cahaya terang.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Aku pernah berperang karena dendam dan marah. Akibatnya menyakitkan hati, baik ketika menang apalagi ketika kalah. Karena itu jangan berbuat apa pun karena dendam dan marah, tapi bertindaklah karena melawan ketidakadilan.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Bila kalian merasakan sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu adalah misi hidup yang diberikan Tuhan.” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“The Prophet Muhammad said: Innallaha jamiil wahuwa yuhibbul jamal. Verily God is beautiful and loves beauty. -33” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Nyali punya, malu tidak mau.” ― Ahmad Fuadi, Rantau 1 Muara
“Set your strong intention, work hard, and pray, slowly but surely, what you strive for will come to be. This is God’s law.” -127” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara
“Alam semesta ini penuh kejutan. Coba kau amati dan renungkan. Ambil pelajaran dari semuanya. Itulah yang disebut oleh orang-orang tua kita di Minang, alam takambang jadi guru. Alam terkembang jadikan guru.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Mereka boleh tersesat, tapi akan kembali ke surau juga. Mereka boleh jadi penjahat, tapi akan marah kalau dibilang kafir. Nasihat orang-orang tua di kampung sudah menembus alam bawah sadar mereka: hidup berakal, mati beriman.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Jangan sekali-sekali pernah meminta bayaran kalau memang ingin membantu. Menerima bayaran, tapi tidak meminta, berarti tidak apa-apa.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Nagari kita ini semakin banyak amal berjemaahnya. Sesudah salat berjemaah dikampanyekan, kini ada pula korupsi berjemaah oleh pejabat pemda dan anggota dewan. Sebentar lagi lengkap sudah ketika mereka berjemaah masuk penjara. Berlomba-lomba menuju keburukan.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Adat Minang kita selamanya kekal, tidak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas, dicabut tidak layu, dipindah tidak mati.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Urang awak sekarang sudah lupa adat, tidak beradat lagi. Pemangku adat dan datuk-datuk telah pergi jauh merantau. Atau membeli gelar datuk untuk ikut kampanye. Lalu yang telah sukses di rantau tidak mau pulang kampung. Mereka merantau cina, merantau untuk tak kembali. Hilang tidak berbekas, tidak peduli kampung. Sudah kayak layang-layang putus urang awak ini. Awalnya hanya terbawa angin kian-kemari, lalu putus dari benangnya. Tersangkut entah di mana. Kita tak punya pegangan apa pun lagi.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Guru mati, kitab pun hilang. Tersesat entah ke siapa akan bertanya.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Jalan menuju yang baik itu memang lengang.” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
“Orangtua itu ibarat tonggak negeri. Kalau orang tua itu sendiri yang lemah dan goyah, apa yang mau diharapkan?” ― Ahmad Fuadi, Anak Rantau
Itulah Kata-Kata Motivasi Hidup dari Novelis Ahmad Fuadi yang Membangkitkan Semangat Sekolah dan Kerja