Berita Prabumulih

Desa Pangkul Prabumulih Jadi Percontohan Toga, Tapi Banyak Warganya Terjangkit Demam Berdarah

Ia mengatakan, delapan rumah mulai dari kepala keluarga hingga anggota keluarga disekitar rumahnya kena DBD semua

Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Edison
Suasana Desa Pangkul, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, Kamis (6/2/2020) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Prabumulih yang mengatakan warga Desa Pangkul, Kecamatan Cambai meninggal dunia bukan karena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dikeluhkan banyak warga.

Sutrisno yang merupakan warga setempat menyesalkan pernyataan kepala dinas kesehatan tersebut.

"Kalau menurut saya itu tidak pas, soalnya saya sendiri sebagai warga dan tetangga korban menanyakan langsung kepada istrinya kalau korban sakit DBD."

"Dengan adanya pernyataan Dinkes itu agak tidak enak dipikiran kami," ungkapnya ketika dibincangi di kediamannya, Kamis (6/2/2020).

Sutrisno mengatakan, jika memang korban tidak terjangkit demam berdarah semestinya ketika dirawat harus disampaikan tidak kena demam berdarah.

Tapi malah diberitahu penyakit itu dan jika memang kena DBD harus ada solusi ke masyarakat.

"Jangan digituin mestinya, kalau bukan DBD kenapa disampaikan DBD, daya merasa kurang pas itu. Maksud saya masyarakat itu jangan digituin, karena ketika dirawat pasti dokter itu ditanya sakit apa, DBD gitu."

"Ya kalau waktu itu disampaikan paru-paru pasti nyampai ke keluarga dan ke orang lain paru-paru," bebernya.

Sutrisno mengaku heran dengan perbedaan pernyataan antara dokter dan Dinkes.

"Kita jelas mempertanyakan itu, soalnya di Pangkul ini sudah lebih dari 30 orang kena DBD, kalau mau dihitung beneran, mulai dari masuk musim hujan sampai sekarang banyak mungkin sudah 40 warga kena DBD," kata Sutrisno.

Ia mengatakan, delapan rumah mulai dari kepala keluarga hingga anggota keluarga disekitar rumahnya kena DBD semua.

Lebih lanjut Sutrisno menuturkan, masyarakat terkena DBD bergantian yang masuk rumah sakit.

"Hari ini saja ada dua warga kita dirawat dan keterangan rumah sakit kena DBD. Kami sangat berharap kepada Dinkes Prabumulih untuk di fogging secara merata, memang mati dan sakit itu takdir tapi kalau sudah ada usaha masyarakat tidak kecewa," bebernya.

Pria yang merupakan Bhabinsa itu menuturkan, beberapa waktu lalu rumah warga-warga yang kena DBD dilakukan fogging namun hanya di rumah warga yang terkena saja tidak menyeluruh.

"Di sebelah rumah saya ini kemarin di fogging tapi di rumah saya tidak, padahal nyamuk ada sayap bisa terbang ke mana-mana dan katanya fogging fokus itu jarak 100 meter tapi kenapa hanya satu rumah," sesalnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved