Berita Prabumulih
Desa Pangkul Prabumulih Jadi Percontohan Toga, Tapi Banyak Warganya Terjangkit Demam Berdarah
Ia mengatakan, delapan rumah mulai dari kepala keluarga hingga anggota keluarga disekitar rumahnya kena DBD semua
Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
Disinggung pernyataan Dinkes bahwa fogging bukan solusi, Sutrisno membeberkan jika fogging bukan solusi maka apa yang menjadi solusi harus dijelaskan kepada masyarakat karena masyarakat tidak tahu.
"Karena kalau untuk kebersihan lingkungan bisa dilihat Desa Pangkul sini setiap minggu selalu gotong royong dan bisa dicek sendiri kiri kanan rumah bersih dibanding daerah lain."
"Saya sudah 10 tahun lebih tinggal di sini dan setiap awal hujan pasti ada yang kena DBD dan sudah ada dua warga yang meninggal karena DBD, tahun ini satu dan tahun lalu satu," bebernya berharap dinas kesehatan cepat tanggap.
Hal yang sama disampaikan Kadus 6 Desa Pangkul, Rian yang mengharapkan ada solusi dan ada penanganan khusus terhadap kejadian yang sering terjadi tiap tahun di desa itu.
"Lihat sendiri desa kami, kalau drainase lancar, genangan tidak ada tapi tiap tahun banyak yang kena DBD, kami tidak tahu kenapa padahal gotong royong selalu dilakukan," bebernya.
Rian juga membenarkan jika sudah puluhan warga desa Pangkul Jaya atau Pangkul Jawa yang terkena penyakit demam berdarah akibat nyamuk Aedes aegypti.
"Sudah banyak warga, saya saja baru sembuh, istri dan anak kena DBD semua. Itu penjelasan dokter kita kena DBD," katanya berharap adanya penanganan lebih lanjut dari pemerintah.
Sementara Kepala Desa Pangkul, Jakaria Yadi ketika dibincangi mengaku heran mengapa warganya khususnya di Pangkul Jaya banyak terkena penyakit DBD, sementara warga di Pangkul Dusun tidak.
"Kami heran juga kenapa di pangkul sini yang banyak terkena DBD, padahal jauh dari sungai dan bersih. Pangkul dusun yang dekat dengan sungai kelekar justru tidak ada kena DBD," bebernya.
Jakaria Yadi menuturkan, Desa Pangkul Jawa memang sering menjadi percontohan dan selalu menang lomba kampung toga bahkan mendapatkan penghargaan tingkat nasional sebagai Desa Percontohan Tanaman Obat Keluarga (Toga) terbaik.
"Untuk pembersihan dan gotong royong kita justru rutin, kita heran juga. Kalau untuk bak mandi dinas kesehatan pernah membagikan bubuk abate dan fogging baru dua kali dulu," tuturnya.
Pantauan Tribun di desa Pangkul Jawa hampir seluruh warga merupakan petani baik sayuran, petani karet maupun membuka pembibitan karet serta lainnya.
Di desa ini hampir seluruh halaman warga dimanfaatkan menjadi lahan pertanian baik untuk pembibitan dan dijadikan lahan tanaman obat keluarga (Toga).
Mayoritas warga desa Pangkul Jawa merupakan asli dari pulau jawa, sementara warga pangkul dusun merupakan warga asli.
Menanggapi permasalahan itu Ketua DPRD Prabumulih, Sutarno menegaskan, dinas kesehatan pemerintah kota Prabumulih harus turun langsung mengatasi permasalahan kesehatan di tengah masyarakat tersebut apalagi sudah ada puluhan warga terkena penyakit DBD.