Berita Viral
Cerita Petinggi King Of The King Kalimantan Timur, Tersadar Kena Tipu Setelah 2 Teman Jadi Tersangka
Abdullah (65), warga Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur ditunjuk jadi Koordinator Indonesia Mercusuar Dunia (IMD)
"Saya enggak tahu. Hanya tahu kepanjangannya IMD (Indonesia Mercusuar Dunia)," kata Abdullah.
Awal jadi anggota, dirinya pernah komunikasi dengan Mr Donny Pedro yang disebut-sebut sebagai Presiden King of The King melalui sambungan telepon.
Mr Pedro menetap di Bandung, Jawa Barat.
Dalam pembicaraan itu, menurut Abdullah, Mr Pedro meyakinkan dirinya tentang harta kekayaan triliunan rupiah tersimpan di Bank Swiss.
"Saya enggak tahu apa, saya percaya saja," tuturnya tertawa.
Setelah jadi koordinator, tak ada kegiatan apapun yang dibuat Abdullah. Bahkan, fotonya tersebar di baliho King of The King pun tanpa sepengetahuan dirinya. "Semua itu Buntoha yang cetak Baliho. Saya tidak tahu," kata Abdullah.
Abdullah mengaku ikut jaringan ini hanya mengisi waktu luangnya setelah pensiun sebagai karyawan swasta.
Selama terlibat, ada 40 anggota King of The King tersebar di Sangatta, Samarinda dan Berau. "Saya mengajak orang juga tidak pernah.
Apalagi ambil uang orang. Saya bahkan tidak tahu berapa uang yang ditarik, saya tidak mau begitu," kata dia.
Setelah dua temannya ditetapkan tersangka, Abdullah baru mengetahui jika organisasi yang ia jalani selama ini adalah tipuan.
Dirinya berjanji tak akan mengikuti lagi jaringan ini.
"Saya kira program itu benar. Padahal tipu muslihat. Sumpah, saya tidak mau ikut lagi," tutup Abdullah.
Sebelumnya Polresta Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, menetapkan dua petinggi kerajaan fiktif King of The King sebagai tersangka.
Keduanya adalah Buntoha (45) sebagai Ketua Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) Kaltim dan Zakaria (54) sebagai Koordinator Kaltim.
Dua orang ini diduga menipu dengan kedok menarik uang pendaftaran anggota King of The King.