Ekslusif Tribunnews

Kehendak Tuhan, Jawaban Tegas Firli Bahuri Menjabat Sebagai Ketua KPK

Namun demikian, Firli tetap memegang teguh prinsipnya. Bagi dia tidak orang yang bisa meraih kesuksesan tanpa kehendak Tuhan.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KPK Firli Bahuri 

Di awal banyak yang meragukan Bapak sebagai pimpinan KPK, bahkan ada yg menyebut ini pimpinan terburuk. Bagaimana Bapak menanggapi itu?

(Tertawa) Saya sebenarnya waktu di Lemhanas sudah ngomong itu dalam speech saya. Saya katakan ada ilmu filsafat. Filsatnya begini. Ketika anda menunjuk satu orang, sesungguhnya ada tiga jari yang mengarah kepada anda. Kalau anda mengatakan begini, maka tiga jari mengarah ke anda. Kalau anda mengatakan orang buruk, anda harus berkaca. Jangan-jangan orang yang anda katakan buruk lebih buruk daripada anda. Karena sesungguhnya konsep buruk dan baik itu yang tahu adalah Allah SWT dan anda tidak boleh menilai seseorang.

Contoh begini, kita lihat orang pakaiannya bagus, ini kayaknya bagus sekali, belum tentu juga. Terus ada juga orang yang tampilannya biasa-biasa saja, bahkan mungkin lengkap dengan tanda-tanda perhiasannya, tidak menampilkan ketakwaan dan keimanannya, dianggap ini pasti tidak bertakwa, ini tidak beriman. Ternyata dia lebih baik daripada yang kita anggap buruk.

Saya kira itu. Jadi biarkanlah orang mendapat penilaian itu, kita tetap bekerja saja, jangan pernah terganggu dengan stigma-stigma seperti itu. Itu kita jadikan sebagai semangat kita untuk berbuat baik.

Apa ini jadi motivasi Bapak menjawab keraguan itu?

Saya tidak pernah berpikir ada orang ragu. Silakan orang berpendapat, tapi saya berpikir tidak pernah ada orang ragu sama saya. Contoh begini, ada seorang atlet cacat, maka dia dianggap tidak akan mampu untuk lompat tinggi. Ada yang sehat mampu melompat tinggi.

Di suatu pertandingan, yang sehat dan tidak cacat ternyata tidak pernah jadi juara. Justru yang cacat dapat juara setelah ikut pertandingan. Kalau begitu siapa yang anda anggap buruk? Yang anda anggap tidak layak? Yang cacat tadi dapat medali, sementara yang satu tidak mendapat apa-apa. Itu konsepnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved