Misteri Tewasnya 2 Pendaki Asal Jambi di Gunung Dempo, Istri Korban Beberkan Kronologi Tak Logis

Kasus meninggalnya dua pendaki asal Jambi, Jumadi (26) dan Fikri (19) saat mendaki Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu

Instagram/sucianandita
Misteri Tewasnya 2 Pendaki Asal Jambi di Gunung Dempo, Istri Korban Beberkan Kronologi Tak Logis 

"Pada malam harinya mereka sempat berbincang2 dan mg sempat berbicara sama penziarah yang menginap dipelantaran tersebut.

Penziarah tersebut sempat mengatakan kepada mg bahwa ia tidak menyenangi suami aku.

Ia bahkan sempat mengatakan apabila ia masih muda ia ingin menghabisi orang yang menggunakan kalung yakni suami aku.

Karena ia tidak menyukai orang yang menggunakan kalung,tetapi mereka berbicara menggunakan bhsa daerah.

Keesokan harinya pendaki mg sempat menghampiri tenda adik dan suami aku tetapi tidak menemukan adik dn suami aku, mereka hanya melihat dua gelas kopi yang masih hangat didepan tenda dan ia juga mengatakan bahwa tidak melihat penziarah yang menginap dipelantaran itu.

Pada hari itu juga mg melakukan perjlanan pulang kebawah kaki gunung.

Pencarian terus berjalan. Kesaksian dari mg menjadi salah satu bukti bahwa adik dan suami aku melakukan pendakian digunung dempo.

Pencarian terus berjalan sampai satu relawan menemukan baju kaos suami aku didekat tenda penziarah dengan lokasi yang berbeda,".

Selanjutnya, pencarian dua korban terus diperluas di kawasan Gunung Dempo.

Setelah selang beberapa hari sejumlah barang milik korban satu persatu ditemukan.

Hingga akhirnya 2 korban ditemukan berada di sekitar kawah Gunung Dempo.

"Pencarian diperluas keseluruh kawasan gunung dempo. Pencarian sempat terganggu dengan keadaan cuaca yang buruk didaerah kawasan gunung.

Pada tanggal 29 oktober tim pencarian menemukan tracking pole, korek kriket dan botol minum dipuncak gunung.

Pada hari itu juga tim menemukan kalung suami aku ditemukan tidak jauh dari tracking pole.

Pada tanggal 1 november tepat hari 10 pencarian, tim wanadri meneropong daerah sekitar kawah dan melihat ada seperti asoy brwarna biru didkat kawah.

Pada hari itu juga seluruh tim dan keluarga melakukan briefing besar2an tentang pencarian selama 10 hari dan menarik kesimpulan dari berbagai tim yang terjun langsung dalam penncarian.

Keesokan harinya tim pencarian keseluruhan dikerahkan untuk naik kepuncak sekitar kawah dan penulusuran daerah pelantaran serta daerah timur gunung yang belum telusuri.

Saat tim wanadri dan tim relawan mencoba sedikit lebih turun kekawah mereka meneropong asoy biru yang dimaksud slah satu tim pencarian.

Saat diteropong lebih dekat teryata terlihat jelas bahwa asoy yang dimaksud itu ternyata baju yang dipakai adik aku.

Seluruh tim dikerahkan menuju lokasi. Keesokan harinya 4 org tim relawan turun menuju lokasi adik dan suami aku.

Mereka melakukan pengangkatan suami aku terlebihi dahulu dan adik aku dievakuasi keesokan harinya.

Suami aku dipulangkan pada tanggal 3 dan dimakamkan dikampung halaman. Sedangkan adik aku dipulangkan pada tgl 5 dan lngsung dimakamkan dikampung halaman.

Karena dibutuhkan waktu yang lama dari pagar alam menuju daerah asal aku, keluarga yang berada dilokasi kejadian tergesa gesa pulang untuk mengikuti prosesi pemakaman.

Karena hal ini bukti pembayaran dari rumah sakit belum kami dapatkan karena keluarga harus pulang pada dini hari dari kota pagar alam.

Dari bukti yang kami dapatin dari proses pencarian ada kejanggalan yang aneh. Kejanggalan itu ada dari banyaknya barang yang hilang dan beberapa belas luka yang mencurigakan.

Keluarga pun menindak lanjutkan kasus ini dan mencari bukti lainnya. Kami menceritakan semua proses pencarian kepada keluarga yang bertugas dipolres muara bungo tepat kami tinggal,".

Istri ungkap kejanggalan tewasnya korban pendakian Gunung Dempo
Istri ungkap kejanggalan tewasnya korban pendakian Gunung Dempo (Instagram/sucianandita)

Menurut Suci kala hal ini dilaporkan, pihak kepolisian memang menemukan sejumlah kejanggalan dan mulai mengawali dengan melacak handphone milik almarhum adiknya yang hilang.

Pelacakan handphone ini pun berhasil setelah salah satu teman korban melihat pesan Whatsapp yang dikirimkan sekitar 21 Oktober 2019 terkirim dan masuk ke HP milik korban, Rifki.

Sementara pada tanggal 9 November saat WA itu masuk kedua korban sudah dimakamkan.

Terakhir posisi HP milik korban terlacak di daerah Kabupaten Lahat.

Hingga pihak keluarga berangkat ke Pagaralam untuk melaporkan kasus kehilangan barang-barang 2 korban pendaki tersebut.

Namun dalam hal ini kembali kasus menjadi abu-abu, setelah pemilik nomor yang terlacak mengaku nomor itu sudah terdaftar sejak 2 tahun lalu.

Sampai detik ini, istri korban mengaku masih menunggu tindak lanjut dari pihak kepolisian.

Walau tak ada perkembangan signifikan yang didapati oleh keluarga korban.

Suci merasa aneh atas jelasnya kejanggalan dalam kasus ini, namun ia merasa putus asa lantaran tak kunjung ada kejelasan.

"Ia merasa bnyak kejanggalan terhadap kasus ini. Ia pun berimisitif untuk melacak hp adik aku.

Dalam proses penglacakan salah satu teman adik aku mengabari bahwa ia sempat melihat pesan wa yang sempat ia kirim ke adik aku tanggal 21 oktober terkirim dan masuk ke hp adik aku pada tanggal 9 november.

Sedangkan posisi tanggal 9 november adik dan suami aku sudah dimakamkan.

Keesokan harinya hp adik aku terlacak di sekitaran kabupaten lahat dan mama langsung berangkat ke pagar alam untuk membuat laporan bahwa kehilangan barang2 adik dan suami aku yang dibawa mendaki gunung dempo.

Dari hasil lacakan hp adik aku kami mengetahui ada nomor yang mengaktifkan hp adik aku. Nomor itu terdaftar dengan nomor kk dari keluarga inisial rl.

Mama mengirim data tersebut kepada pihak polisi daerah pagar alam. Pihak pagar alam meminta mama untuk pulang dan menunggu kabar selanjutnya dari pihak pagar alam saja.

dan mereka meninjak lanjutkan dengan memanggil rl untuk dimintai keterangan dan kesaksian.

Dari kesaksian tersebut rl mengatakan bahwa hp itu ia beli dan dibawa anaknya ke kota j.

Tapi di hari yang sama kerabat yang bertugas dipolres bungo melacak kembali hp tersebut dan mendapatkan bahwa hp tersebut masih berada didaerah yang sama hanya saja posisinya berpindah sedikit dari posisi awal.

Dalam tenggang waktu beberapa hari kami memdapatkan kabar dari pihak polisi pagar alam bahwa mereka mengambil kesimpulan bahwa hp yang dibeli oleh rl bukan hp adik aku karena rl mengatakan lagi bahwa nomor yg terdaftar di hp adik aku yang terlacak itu sudah aktif 2 tahun yang lalu.

Sampai dimana pihak polisi pagar alam tetap melakukan prngembangan kasus tanpa ada sedikit pun perkembangan sampai saat ini.

hari ini, setelah 3 bulan kabar terakhir dari kalian, 71 hari setelah kalian pulang dalam dekapan tuhan.

kepergian kalian menjadi teka teki bagi kami. teka teki tanpa petunjuk. teka teki tanpa alur. saat kami mencari cara untuk menemukan jawaban, orang2 yang dianggap sangat menolong datang mengulur tangan untuk ikut menebak teka teki ini.

tapi dipersimpangan jalan menuju jawaban, orang yang dianggap sangat membantu seolah mundur tanpa bicara.

lari menjauh pergi menghilang. seakan tidak kuat atau menutup mata dan telinga agar semua ini seakan telah selesai dan sampai pada jalan buntu.

apakah sesulit itu prosedur untuk mengungkap teka teki ini? kehilangan dua sosok pemimpin tanpa ada kepastian yang kami dapatkan.

sudah ada jelas nyatanya kejanggalan yang ada dalam teka teki ini. kepada siapa lagi kami mengadu dan meminta pertolongan. kami hanya rakyat yang meminta keadilan dan kepastian hak kami." pungkasnya.

Istri ungkap kejanggalan tewasnya korban pendakian Gunung Dempo
Istri ungkap kejanggalan tewasnya korban pendakian Gunung Dempo (Instagram/sucianandita)

"Buka mata dan telinga mu bung !!," tutupnya dalam keterangan unggahan tersebut.

(Tribunsumsel.com/Rika Agustia)

Terkait video/foto viral ini, Tribunsumsel.com masih berusaha untuk melakukan konfirmasi. Perkembangan berita ini akan terus diupdate.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved