Hari Guru 2019

Kisah Hendri Guru Honorer di Empat Lawang, Gaji Rp 400 Ribu Dibayar Tiap 3 Bulan

Hendri Susanto (38 tahun) guru honorer yang sudah 14 tahun mengabdi di Kabupaten Empat Lawang

Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Andi Wijaya
Hendri Susanto (38 tahun) guru honorer yang sudah 14 tahun mengabdi di Kabupaten Empat Lawang 

TRIBUNSUMSEL.COM,EMPATLAWANG-Hendri Susanto (38 tahun) guru honorer yang sudah 14 tahun mengabdi di Kabupaten Empat Lawang.

Ia harus nyambi sebagai tukang ojek dan guru privat untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari- harinya.

Hendri tinggal di rumah sederhana di Talang Banyu Kelurahan Tanjung Kupang Tebing Tinggi.

Saat dijumpai, Senin (25/11/2019), Hendri sedang bersama dua anaknya, sedangkan istrinya berada di dapur

"Baru pulang ngojek, kebetulan di rumah, ngajar masuk siang. Jam satu sampai sore," ungkap Hendri.

Diceritakan Hendri, sudah 14 tahun lalu ia mulai menjadi guru.

Cerita Guru di Lubuklinggau 15 Tahun Mengabdi Bergaji Rp 400 ribu, Berharap Nadiem Bawa Perubahan

Berbekal ijazah SMA, ia mulai mengajar sebagai guru SD Negeri 25 di Talang Meril, selama satu tahun.

Pada 2007-2011, ia pindah mengajar ke SD N 20 di Desa Lawang Agung.

Selama mengajar di Desa Lawang Agung banyak pengalaman didapat.

Ia ceritakan, dulu dari 2007 sampai 2009 untuk pergi mengajar ke sekolah kerap menumpangi perahu getek, karena waktu itu jalan darat kondisinya masih tanah lumpur.

Barulah diakhir Tahun 2009 setelah itu jalan menuju ke sekolah mulai di aspal dan akses kesekolah mudah untuk dilewati, Ia pun pindah mengajar di SD lain.

"Dulu kalau berangkat ngajar kesekolah, melewati jalan darat harus melewati jalan kubangan sekitar dua jam dengan jalan kaki, sedangkan kalu lewat jalur sungai harus naek Getek, kadang kalau sudah ketinggalan getek jadi lewat jalan darat," ceritanya

Saat ini Hendri mengajar di SD N 8 Tanjung Beringin. Sambil berkuliah di Universitas Terbuka (UT) di Kikim Timur Bunga Mas, Lahat

Menurutnya profesi guru sungguh mulia, jangan sampai dengan gaji guru honor yang kecil tidak ada yang ingin jadi guru lagi

Hendri bercerita yang hal yang paling sedih ketika ada keperluan dana di rumah mendadak sedangkan honor sebagai guru belum turun, karena turun setelah tiga bulan sekali

Bupati Muratara Syarif Hidayat Pernah Jadi Guru, Gajinya Seribu Rupiah

"Menurut saya yang paling terasa itu ketika dirumah ada kebutuhan biaya mendadak sedangkan gaji belum cair karena setiap tiga bulan sekali, nah ketika gaji cair jumlahnya juga tidak cukup untuk itu," kata Hendri.

Saat ini Hendri bercerita gajinya sebagai guru honorer komite perbulannya sebesar Rp 400 ribu rupiah, biasanya gaji baru cair pertiga bulan sekali

Untuk sehari hari, ia bisa nyambi mengojek, sebagai guru privat, dan jualan manisan dibantu istrinya dirumah yang juga bekerja sebagai tenaga Cleaning Servis

"Kalau bisa harapan kami, pak Menteri baru sekarang bisa menaikan gaji guru honor, minimal sama dengan Upah Minimun Provinsi (UMP)," ungkapnya seraya berharap kalau ada penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) bisa diikuti dari guru honorer. (SP/ Andi Wijaya)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved