Berita OKI

Warga OKI Bongkar dan Pindahkan Makam Anak, Sebelumnya Ditanya Siapa Pilihan Calon Kades

Amad Roni (55 tahun) yang merupakan ayah dari almarhum menjelaskan, pembongkaran dan pemindahan ini dilatari masalah keluarga

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Winando Davinchi
Pemindahan dan pembongkaran makam terpaksa dilakukan diduga beda pilihan kepala desa di Srigeni Lama, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), Senin (28/10/2019). 

Ditambahkannya, dirinya juga menyayangkan jika benar ada orang lain yang menghembuskan isu ini dengan ajang Pilkades.

"Kami dari keluarga sebenarnya sudah melarang agar tidak dibongkar, tapi rupanya masih dilakukan. Kami tidak bisa lagi melarang apalagi menyuruh, dan juga ini sudah ramai isunya," katanya.

Hal senada juga diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat setempat, Edison.

Mengintip Rumah Susi Pudjiastuti yang Luasnya 5 Hektar di Pangadaran, Dihuni 400 Pegawai

Dikatakannya memang saat ini di desa tersebut sedang akan dilaksanakan Pilkades yang serentak akan dilaksanakan di beberapa desa Kabupaten OKI, namun dirinya sangat menyayangkan kenapa pembongkaran makam tersebut dikaitkan dengan kontestasi politik ini.

Menurutnya, seharusnya masing-masing pihak bisa melihat lebih jelas yang terjadi sehingga hal yang tidak diinginkan bisa terjadi.

"Saya juga baru tahu kalau ada itu (pembongkaran makam). Yang saya dengar itu antar keluarga, tapi karena suhu politik di sini sedang panas karena akan ada Pilkades ada saja pihak yang mengaitkan hal ini," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan isu seperti ini sudah ada sejak problem yang sebelumnya pada bulan Agustus lalu, itupun saat belum mulai pendaftaran calon kepala desa.

"Kalau dilihat, ini sama seperti sebelumnya, isunya digiring ke Pilkades sehingga seolah di sini politiknya begitu panas dan mencekam."

"Padahal bisa kita lihat sendiri tidak ada itu (mencekam), semuanya aman-aman saja, masyarakat masih bisa beraktivitas seperti biasa dengan tenang, bisa keluar rumah dengan aman," tuturnya.

Juga Terjadi Agustus Lalu

Aksi pembongkaran makam salah satu keluarganya dipicu karena berbeda pilihan pada pemilihan kepala desa.

Ali merasakan kesedihan sangat mendalam karena harus memindahkan makam ibunya gegara beda dukungan calon kepala desa.

Pembongkaran serta pemindahan makam ini karena problem perselisihan yang dipicu oleh perbedaan pilihan calon kepala desa atau kades, antara pihak keluarga almarhum dengan sang pemilik lahan makam.

Ali menceritakan antara keluarganya dengan keluarga sang pemilik lahan masih terjalin ikatan keluarga.

Namun karena berbeda pilihan calon kepala desa maka timbul kejadian seperti ini.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved