Pemilik Ipung Salon Dibunuh
Ipung Salon Korban Pembunuhan di Mata Sahabat, di Muratara Sering Dipanggil Pungloy
Muhammad Efendi, pemilik Ipung Salon, korban pembunuhan di Kota Lubuklinggau ternyata mempunyai nama panggilan lain selain Ipung
Penulis: Rahmat Aizullah |
Ipung warga Jalan Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur menjadi korban pembunuhan di rumahnya, Jumat (23/8/2019).
Ipung tewas dengan kondisi pecah tempurung kepala diduga akibat benda tumpul.
Ipung juga mengalami dua luka tusuk di leher kanan kiri, lima luka tusuk dibagian dada dan perut serta luka lecet ditangan.
Kepergian Ipung alias Pung Loi secara mengenaskan tidak disangka oleh para keluarganya.
Bahkan mereka tidak menyangka sama sekali kalau Ipung akan mengalami nasib tragis.
"Tidak menyangka sama sekali pak, karena setahu kami dia (Ipung) tidak ada musuh sama sekali," ungkap Anton keponakan Ipung di Rumah Sakit dr Sobirin pada Tribunsumsel.com.
• Mengenal Sosok Muhammad Efendi Pemilik Ipung Salon, Korban Pembunuhan di Lubuklinggau
Anton mengaku, dulu ia pernah mendengar pamannya itu ribut dengan temannya.
Namun ternyata mereka masih bersaudara dan itu sudah lama sekali.
"Itu sudah lama sekali, habis itu kami tidak pernah lagi mendengar kalau dia (Ipung) ribut-ribut dengan temannya atau sesama mereka yang punya usaha salon," ujarnya.
Anton mendapat kabar pamannya itu meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB dari kakaknya.
Ketika mendapat kabar itu ia langsung meluncur menuju rumah korban.
"Ketika datang, polisi sudah ramai, saya membantu polisi mengemas barang-barangnya, cincin, gelang semuanya masih utuh. Termasuk uangnya masih utuh. Tapi bukan Rp 15 juta melainkan hanya Rp 13,1 Juta," paparnya.
Namun yang hilang yakni kunci rumah, biasanya pamannya itu selalu rapi, kunci rumah dan seluruh kunci lemari selalu digabung dalam satu gantungan.
Usai kejadian itu mereka telah mencari-carinya kemana-mana, namun, tidak ketemu.
"Termasuk kami dapat informasi dari temannya kalau dua hari lalu mereka bertemu, ternyata Hp (Ipung) ada tiga, tadi kami cari yang ketemu hanya satu, duanya mungkin hilang," tambahnya.
Ia membenarkan jika pamannya itu pernah menikah mereka dikaruniai dua orang anak, satu perempuan bekerja di Prabumulih, satu laki-laki bekerja di Bengkulu.
"Sedangkan istrinya di Palembang punya usaha jahit," ujarnya.