Tembak Mati Bripka Rachmat Effendy, Tetangga Ungkap Fakta Brigpol Rangga Tianto, Semua Kaget

Peristiwa penembakan di polsek Cimanggis menewaskan Bripka Rachmat Efendy membuat heboh publik. Bagaimana tidak, Bripka Rachmat Efendy tewas ditangan

Tribunnews
Bripka Rachmat Effendy tewas di tangan koleganya Brigpol Rangga Tianto 

"Termasuk kita akan cek urine juga nanti, apakah ada latar belakang terkait dengan penyalahgunaan kewenangan ini ada persoalan-persoalan lain di belakangnya," ujar dia.

Asep mengatakan, polisi melakukan tindakan penegakan hukum terlebih dahulu atas dugaan tindak pidana yang dilakukan Brigadir Rangga.

Setelah itu, sanksi dari internal kepolisian akan mengacu pada ancaman hukuman tindak pidana tersebut.

"Nanti kita kan lihat ancamannya seberapa besar, itu akan berkorelasi bagaimana internal kepolisan untuk menindaklanjutinya," ucap dia

Pesan Terakhir Bripka Rachmat Efendy

Toni selaku kerabat korban mengaku masih teringat ucapan sekaligus pesan terakhir yang disampaikan Bripka Rahmat Efendy sebelum dia pergi untuk selamanya.

Bripka Rahmat meminta tolong kepadanya untuk mengantarkan putranya masuk ke sekolah. "Tolong antarkan anak saya masuk sekolah ya," ucap Toni mengulangi ucapan terakhir korban.

Toni tak pernah menyangka ucapan tersebut merupakan pesan terakhir almarhum kepada dirinya. "Dua hari yang lalu dia ngomong begitu ke saya, saya nggak nyangka itu jadi pesan terakhir dia ke saya," tambah Toni.

Toni mengatakan, sosok almarhum Bripka Rahmat Effendi baginya sudah seperti kakak kandung sendiri. Pribadi almarhum yang tegas, kepedulian sosial yang tinggi dan dijadikan contoh Toni untuk menjalani hidup. "Jiwa sosialnya tinggi. Rutin menyantuni anak yatim juga. Ya Allah saya kehilangan banget," kata Toni.

Toni berjanji, akan memenuhi pesan terakhir almarhum kepadanya yang meminta untuk mengantarkan putranya sekolah. "Bakal saya lakuin, yang dimaksud antar anaknya sekolah itu yang cowok kan baru masuk SMP. Dari semalam juga dia nangis terus gak rela ayahnya pergi," ujarnya.

Bripka Rachmat Effendy, korban penembakan Brigadir Rangga Tianto, di SPK Polsek Cimanggis, Kamis (25/7/2019) malam.(dok.Kasubdit Regident Ditlantas Polda Metro)

Ayahanda korban, Arsan Muhammad Djaelani (74) juga sangat kehilangan dan terpukul atas kematian anaknya yang terbilang tragis. "Karena keadaan dia sebelumnya sehat begitu, tiba-tiba meninggal," ucapnya.

Ia juga mengatakan korban adalah tulang punggung keluarga dan pribadi anak yang baik, termasuk kepada kakak dan adik-adiknya. Rahmat adalah anak ketiga dari lima bersaudara.

Arsan mengaku tidak pernah punya firasat buruk sebelum anaknya meninggal. Saat ia tidur malam, ia dibangunkan oleh cucunya seraya memberi tahu bahwa Rahmat meninggal dunia.

"Saya kaget. Neneknya langsung teriak histeris karena kaget nggak sakit, nggak apa, tahu-tahu dikabari meninggal," tuturnya

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved