Hari Pahlawan 10 November 2018
Kisah Soepranoto, Komando Gerilya Melawan Belanda, Pernah Diculik dan Ditembak
Selalu melekat dalam ingatan dan tertuang dalam goresan tinta kisah sejarah tentang besarnya pengorbanan para pejuang dan rakyat Indonesia yang memper
“Saya pernah diculik dan ditembak ditangan sini (kanan), ini cacad. Jadi ini ada dua tulang yang satu hancur, lebih sakit daripada terkena pelurunya", ceritanya.
Kembali ia menuturkan perang gerilya merupakan cara mereka saat itu untuk menghadang Belanda di waktu siang hari.
Dan di waktu malam hari mereka menyerbu markas penjajah.
Hingga kini semasa hidupnya, selama berperang untuk kemerdekaan Republik Indonesia, ia tak pernah mengambil keuntungan sepeser pun dan tidak pernah merasakan libur.
Ia hanya menempati dan menghabiskan sisa hidupnya di Kantor Korps Cacad Veteran RI.
"dan saya sendiri mengambil alih sepeser pun sampai sekarang tidak pernah, itu pejuang tanpa pamrih. Selama empat tahun tiga bulan non-stop ndak pernah saya itu prei, tidak", katanya.
Soepranoto merupakan pejuang gerilya angkatan 1945 dan resmi pensiun pada tahun 1972.
Sejak bergabung menjadi tentara dan hidup sendiri, ia juga belum pernah merasakan memiliki rumah sendiri, sampai sekarang.
"Sampai sekarang ini saya tidak punya rumah, rumahnya dikantor seperti ini", ungkapnya sambil tertawa rapuh.