Hari Pahlawan 10 November 2018

Kisah Soepranoto, Komando Gerilya Melawan Belanda, Pernah Diculik dan Ditembak

Selalu melekat dalam ingatan dan tertuang dalam goresan tinta kisah sejarah tentang besarnya pengorbanan para pejuang dan rakyat Indonesia yang memper

TribunKaltim/Bima
Peringati Hari Pahlawan 10 November, Inilah Isi Pidato Bung Tomo Merdeka atau Mati 

TRIBUNSUMSEL.COM - Selalu melekat dalam ingatan dan tertuang dalam goresan tinta kisah sejarah tentang besarnya pengorbanan para pejuang dan rakyat Indonesia yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Fisik dan Nyawa bahkan jadi taruhannya, tapi tak pernah gentar melawan penjajah kala menginjak tanah air Indonesia.

Baca: Hari Pahlawan 10 November, Inilah Deretan Artis Indonesia Pernah Perankan Sosok Pahlawan Nasional

Mengisahkan kembali bagaimana para pejuang yang kini masih tersisa menjadi saksi hidup perlawanan mereka terhadap sekutu yang menjajah republik ini.

Usia boleh saja senja, namun peristiwa yang dihadapi tetap lekat bahkan tak pernah terhapus dari ingatan para pejuang kemerdekaan.

Baca: Hari Pahlawan 10 November, Ini 7 Destinasi Wisata Sejarah di Surabaya

Mengutip video dari channel Youtube Go-Jek Indonesia yang mengisahkan seorang warga negara Indonesia yang pernah ikut bergerilya saat peperangan melawan penjajah kala itu.

Soeparnoto namanya, kini sambil duduk di sebuah kursi roda, ia menuturkan perjalanannya dahulu sebagai komando perang melawan Belanda pada masa itu.

Soepranoto kini merupakan Ketua Korps Cacad Veteran RI.

Baca: Ayah Maia Estianty Miliki Garis Keturunan dengan Pahlawan Nasional Ini, Berikut Ulasannya

Pria 97 tahun itu menuturkan perlawanannya ketika Belanda menodongkan senjata agar ia menyerah dan mengangkat tangannya.

Saat itu dengan tegas ia menolak dan melakukan perlawanan, saat itulah ia beradu peluru dengan para sekutu penjajah, tembak menembak pun terjadi.

Bersyukur, saat itu hujan turun dengan sangat deras sehingga ia dan dua orang lainnya selamat setelah ia menepi ke sungai.

"Oleh Belanda ditodong harus angkat tangan, tapi saya tidak mau, mundur 50 meter baru saya tembak-menembak. Ada hujan lebat, sehingga saya bisa mundur sampai ke sungai, saya tinggal dua orang itu masih selamat", tuturnya.

Mengutip dari laman channel Youtube Go-Jek Indonesia, Soeparnoto saat itu merupakan seorang spesialis perang gerilya dan dipercaya untuk memegang komando perang tersebut di seluruh kawasan Indonesia pada masanya.

Ia pun berhasil melumpuhkan pabrik-pabrik, hotel, perumahan penjajah di Indonesia.

"Saya yang komando seluruh Indonesia, melumpuhkan logistik belanda, seluruh pabrik-pabrik, hotel, dan perumahan itu kita berdiri", ungkapnya.

Selama mengabdi untuk negara, ia juga pernah diculik dan ditembak yang menyebabkan salah satu tulang lengannya hancur.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved