Dituduh Tak Suci, Wanita 18 Tahun Ini Lakukan Tes Keperawanan, Tak Terbukti Namun Begini Nasibnya
"Hidup saya berantakan. Dulu, hidup saya nyaman, namun sekarang semuanya berubah."
Neda masih kesulitan untuk membicarakan apa yang terjadi setelah dua tahun.
"Bahkan jika anda tak melakukan apapun, pemeriksaan ini sangat berat rasanya," katanya gugup.
"Yang lebih memalukan lagi karena saya kenal dengan dokter di klinik. Saya sangat malu. Saya tak melakukan yang salah namun saya sangat malu."
Perempuan di Afghanistan diharapkan menjaga keperawanan sampai menikah. Keperawanan merupakan simbol kejujuran.
Mereka yang terlibat dalam seks di luar nikah menghadapi ancaman penjara dipermalukan di depan umum atau menjadi korban dari yang disebut pembunuhan bermartabat atau pembunuhan agar keluarga tak malu.
Setelah menjalani tes keperawanan, Neda sering menyindiri dan tak masuk sekolah.
"Saya adalah murid yang baik, dan dulu saya punya hubungan baik dengan guru-guru. Namun setelah tes perawanan, semua guru saya ikut menghakimi saya. Bahkan semua sahabat baik menjaga jarak. Saya merasa semua orang membenci saya."
"Semua berubah sekarang. Saya merasa jauh dari semua teman."
Ia masih merasa bersalah dan mengatakan keluarganya menyalahkan dia karena membuat malu nama keluarga.
"Ibu saya mengatakan karena yang saya lakukan, mereka harus berhadapan dengan pengadilan dan pihak berwajib. Keluarga saya menanggung malu... dan itu karena saya."
"Uji keperawanan ini menghancurkan hidup perempuan. Tak ada dampaknya kepada pria, namun menghancurkan masa depan seorang perempuan."
Tetapi Neda teguh tidak ingin larut dalam pengalamannya.
"Saya akan berupaya melawannya. Saya akan melanjutkan nyanyi di teater dan mencoba meraih masa depan yang lebih baik untuk saya... namun saya tak yakin masa depan seperti apa," tambahnya.