Anis Saggaff: Mahasiswa Tidak Mampu Bayar UKT, Minta Uang ke Saya dan Jangan Rusuh

Menurutnya, ada empat mahasiswa Unsri yang terancam Drop Out (DO) karena aksi anarkis, namun permasalahan tersebut akan diselesaikan.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
Tribunsumsel.com/ Agung Dwipayana
Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE. 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Menanggapi aksi demonstrasi mahasiswa mengenai tuntutan pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berujung anarkis, Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE angkat bicara.

Menurutnya, ada empat mahasiswa Unsri yang terancam Drop Out (DO) karena aksi anarkis, namun permasalahan tersebut akan diselesaikan.

"Semua yang ribut-ribut, karena itu ulah mereka yang menyampaikan aspirasi tanpa mengedepankan etika. Insya Allah saya pasang badan untuk itu, biar selesai semua," tegas Anis usai membuka kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) di Unsri Indralaya, Selasa (1/8/2017).

Bagi Anis, mahasiswa menyampaikan aspirasi itu wajar-wajar saja.

Dijelaskan, Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dituntut agar dibayar separuh, di dalamnya terdapat program bidik misi bagi mahasiswa tidak mampu.

"Kalau mampu bayar UKT, cukup bayar yang minimal saja Rp 500 ribu. Maaf, kalau yang tidak mampu bayar sama sekali, minta saja sama Rektor, saya yang bayar, tapi jangan anarkis," kata Anis.

Dilanjutkan, mengenai UKT, itu memang kewajiban mahasiswa karena menyangkut pendidikan mereka.

Namun bidik misi, setiap perguruan tinggi mendapat dana dari Kementerian Pendidikan sebesar Rp 2.400.000,- per mahasiswa.

"Tapi soal UKT ini, saya juga dapat berbagi usulan. Kalau memang orang tua mahasiswa mampu, ya bayar saja Rp 2.400.000,-. Yang mampu bayar Rp 1 juta, ya bayar segitu saja cukup. Yang tidak mampu bayar, ya bayar Rp 500 ribu," jelas orang nomor satu di Unsri.

"Kalau ada usulan jika dana UKT ini dipotong separuhnya saja, saya sebagai Rektor sebenarnya justru ingin kuliah ini gratis," imbuhnya.

Anis berjanji akan berusaha agar ke depan biaya UKT dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat dijangkau mahasiswa tidak mampu.

"Masa biaya UKT dipotong separuh pukul rata semua, kita ini bukan di Pasar 16. Dasarnya apa pemotongan separuh itu, kecuali karena ketidakmampuan. Kalau UKT dipotong separuh, Rektor yang kena tangkap dijadikan tersangka," beber Anis.

Adapun upaya untuk menekan biaya UKT, kata Anis, pihak kampus harus membangun suatu badan usaha sebagai kas pemasukan bagi perguruan tinggi.

"Unsri juga sekarang sudah mulai membuka badan usaha, yaitu air mineral. Mudah-mudahan kalau ini bagus, ini bisa jadi sumber keuangan kampus juga dan dapat menekan UKT," papar Anis.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved