Zakat Profesi di Ogan Ilir Jauh Dari Harapan

Dikatakan Muhyidin, nilai zakat yang dikeluarkan, yakni minimal suatu pendapatan setara dengan 83 gram emas.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Ilustrasi 

"Prabumulih misalnya, mereka berhasil mengimpikan zakat hingga 4 miliar. Kita ingin minimal dapat separuh dari jumlah rata-rata yang didapatkan daerah lain," ungkapnya.

Untuk itu, BAZDA OI gencar menyosialisasikan program zakat yang diperuntukkan untuk kepentingan umat.

"Baru-baru ini kami membagikan 3 ribu paket sembako untuk fakir miskin di OI, 623 paket sembako untuk anak yatim, beasiswa bagi 7 mahasiswa berprestasi yang tidak mampu. Kemudian gharimin (orang tidak mampu dan terlilit utang) juga kita bantu," bebernya.

Muhyidin mengatakan, langkah  sosialisasi akan diawali dengan mendata jumlah orang-orang yang berhak menerima zakat di OI.

Mereka itu di antaranya fakir, miskin, amil, mualaf, musafir, gharim, ibnu sabil dan hamba sahaya.

"Potensi inilah yang akan disampaikan kepada orang-orang berduit bahwa banyak yang akan dibantu. Alhamdulillah, upaya kami mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OI," ujarnya.

Selain para penerima zakat,  para muzakki dan hasil zakat yang dikumpulkan akan dipublikasikan lewat electronic budgeting (e-budgeting) agar transparan dan masyarakat percaya.

"Kami juga bekerjasama dengan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), panti asuhan dan sejumlah lembaga pendidikan dalam menyalurkan bantuan. Ini dilakukan agar semua tahu sumber dan peruntukan zakat tersebut," tandansya.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved